Bab 13: Di Antara Awan dan Lumpur - bagian 3

126 13 7
                                    

Qian Guanshuo tampak sangat kesal karena Huang Zixia dan Zhou Ziqin bertanya-tanya mengenai putrinya itu. Di tengah-tengah percakapan seperti itu, Qian Guanshuo pun langsung saja berdiri dan pergi ke ruang dalam. Butuh waktu yang sangat lama bagi Qian Guanshuo untuk membuka dan mengunci kembali pintu ruang dalam sebelum akhirnya Qian Guanshuo kembali muncul sambil membawa sebuah kotak kecil dan meletakkan kotak itu di hadapan Huang Zixia dan Zhou Ziqin dengan ekspresi wajah penuh kesombongan, "Lihat! Putriku memberikan benda itu kepadaku."

Kotak itu terbuat dari kayu cendana merah, dengan ukiran bunga dan ranting-ranting yang sangat halus di atasnya, membuat kotak itu sudah terlihat sangat luar biasa. Begitu kotak itu dibuka, Huang Zixia dan Zhou Ziqin pun untuk sesaat dibuat terpana karenanya.

Di dalam kotak itu terdapat katak berukuran setengah telapak tangan yang terbuat dari emas murni, yang sedang berjongkok di atas sepotong batu giok berwarna biru kehijauan yang menyerupai daun teratai. Benjolan-benjolan kecil yang ada di seluruh tubuh katak itu merupakan batu permata dengan berbagai warna, dan tetesan embun pada daun teratainya merupakan batu kristal berbentuk bundar yang sudah dipoles halus, bergulir di atas daun teratai yang berwarna biru kehijauan itu, sangat indah dan lucu.

Qian Guanshuo dengan bangga berkata, "Aku merasa sangat terkejut dan juga ketakutan sehingga aku segera mengembalikan benda itu kepada putriku dan berkata kepadanya, Xing'er, bagaimana kau bisa membawakan dan memberikan benda yang begitu berharga seperti itu kepadaku? Dan coba tebak apa yang dikatakan oleh putriku itu kepadaku? Putriku mengatakan bahwa ada banyak benda seperti itu di kediaman Putri Tongchang, dan benda itu merupakan benda yang tidak disukai oleh Putri Tongchang, maka Putri Tongchang memberikan benda itu kepada putriku, sehingga aku bisa menyimpan benda itu untuk diriku. Kemudian seorang pelayan yang menemani putriku itu juga berkata, Ya, benda itu adalah hadiah dari Tuan Putri, tidak apa-apa jika kau mengambilnya."

Sambil bicara, Qian Guanshuo kembali menutup kotak itu, membawa kotak itu ke dalam pelukannya, dan menghela napas, "Oh, mengetahui bahwa Xing'er sekarang hidupnya sangat kaya, dan Tuan Putri juga memperlakukannya dengan sangat baik, aku benar-benar merasa sangat lega! Aku hanya berharap ketika dia nanti benar-benar bertemu denganku, dia akan bersedia untuk memanggilku dengan sebutan Ayah."

Huang Zixia dan Zhou Ziqin saling berpandangan satu sama lain, dan berkata, "Ya, itu sangat bagus."

Qian Guanshuo memeluk kotak itu dengan ekspresi sedih bercampur lega.

Huang Zixia berkata, "Masih ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepada Juragan Qian."

"Kasim Yang, jangan ragu untuk mengatakannya." Kata Qian Guanshuo dengan cepat.

"Aku mendengar bahwa kau memberikan beberapa dupa wangi kepada Chang Pu yang mengurus makanan di kediaman Putri Tongchang?"

"Oh, itu masalahnya." Qian Guanshuo mengangguk, "Chang Pu yang sudah menemukan Xing'er untukku, maka aku harus berterima kasih kepada Chang Pu, bukan?"

Huang Zixia tersenyum dan berkata, "Juragan Qian orang yang sangat elegan. Orang biasa pasti hanya akan memberikan uang dan sutra, dan mereka pasti tidak berpikir untuk memberikan dupa wangi, bukan?"

"Aiyaa, Chang Pu berkata bahwa jika dia menerima hadiah dari orang luar kediaman Putri Tongchang, maka akan dianggap melakukan kejahatan besar. Kemudian ketika aku keluar dari kediaman Putri Tongchang itu, aku bertemu dengan Lu Zhiyuan. Mengetahui bahwa aku sudah menemukan putriku, Lu Zhiyuan pun juga ikut bahagia untukku ..."

Huang Zixia menjadi sedikit heran dan bertanya, "Apakah kau juga mengenal Lu Zhiyuan?"

"Ya, bermula pada tahun lalu ketika aku mendapatkan sekelompok pekerja yang khusus membantu orang untuk membangun rumah dan memasang batu bata. Banyak orang harus membuat ceruk di dinding rumah untuk tempat lilin ataupun sebagai tempat untuk menggantung tempat lilin di dinding rumah ataupun semacamnya ketika mereka membangun rumah. Oleh karena itu, maka Lu Zhiyuan pun ikut bekerja sama denganku dalam membangun rumah. Ketika putri Lu Zhiyuan itu mengalami kemalangan, aku menceritakan mengenai putriku itu kepada Lu Zhiyuan, dan aku juga menasihati Lu Zhiyuan untuk tetap menyayangi putrinya itu dan jangan bersikap terlalu kejam kepada putrinya itu. Akan tetapi sayangnya lelaki tua yang keras kepala itu tidak mau mendengarkan, aiyaa."

The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang