Bab 19: Seruan Ratusan Tahun - bagian 3

107 16 22
                                    

Huang Zixia buru-buru berdiri dan berjalan ke arah Li Shubai, "Saya sedang memikirkan apa yang dikatakan Yu Xuan kepada saya."

Huang Zixia tidak tahu mengapa dirinya begitu ingin menjelaskan semuanya kepada Li Shubai, tetapi wajah Li Shubai sama sekali tidak menunjukkan emosi apapun. Li Shubai menatap Huang Zixia di bawah sinar matahari yang condong ke Barat, dan samar-samar mulutnya mengeluarkan suara, "Oh."

Huang Zixia merasa hal tersebut terlalu tidak adil, dirinya yang berada di dalam kamar terlihat dengan jelas oleh cahaya matahari terbenam yang bersinar dari luar, sedangkan Li Shubai berdiri membelakangi cahaya, sehingga Huang Zixia tidak bisa melihat wajah Li Shubai dengan jelas, tidak peduli seberapa keras Huang Zixia mencobanya. Hal tersebut membuat Huang Zixia semakin sulit untuk melihat segala hal yang tersembunyi di mata Li Shubai itu.

Li Shubai mengabaikan Huang Zixia, dia berbalik, dan berjalan keluar.

Huang Zixia dengan cemas berjalan mengikuti Li Shubai menuju Paviliun Zhenliu. Tetapi sepanjang perjalanan Li Shubai hanya diam saja, hal tersebut membuat Huang Zixia merasa semakin tertekan.

Baru ketika mereka berdua tiba di Paviliun Zhenliu, Huang Zixia pun mengumpulkan keberanian untuk berkata, "Jika Pangeran ada perlu dengan saya, minta saja Jing Yu dan yang lainnya untuk memanggil saya ..."

Alih-alih menanggapi perkataan Huang Zixia, Li Shubai malah bertanya, "Kau pergi menemui Permaisuri Wang, bagaimana reaksi beliau?"

"Permaisuri mungkin akan memerintahkan seseorang untuk memanggil Selir Guo, bagaimana pun juga, sekarang adalah saat yang tepat."

"Ya, Kaisar membunuh orang yang tidak bersalah tanpa pandang bulu demi Putri Tongchang, dan hari ini beberapa menteri sudah mengkritik masalah ini di Istana. Tetapi sebaliknya, Kaisar malah marah dan menegur para menteri itu. Para Selir yang lainnya juga kecewa dengan masalah ini, tetapi siapa yang bisa menyalahkan Yang Mulia? Tidak ada pilihan lain selain menyalahkan Selir Guo."

Pada saat ini, kembalinya Permaisuri Wang ke Istana Daming untuk membatasi tindak-tanduk Selir Guo, adalah keinginan bersama dari para pejabat Istana dan Selir-selir yang lainnya. Bahkan warga sipil di ibu kota juga membicarakan masalah tersebut secara pribadi dan berharap hal itu segera terwujud.

"Mungkin, Tuhan pun bahkan membantu Permaisuri Wang. Pada saat Selir Guo begitu membutuhkannya, Putri Tongchang, yang paling diandalkan oleh Selir Guo, meninggal dunia. Hal ini menyebabkan kekacauan antara pihak yang berkuasa dan pihak oposisi." kata Huang Zixia dengan suara rendah.

Li Shubai menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, bukan kebetulan jika Permaisuri Wang sampai pada titik ini. Orang-orang yang berdiri di belakang Permaisuri Wang adalah orang-orang yang tidak bisa diabaikan begitu saja."

"Maksud Pangeran adalah keluarga Wang?" tanya Huang Zixia.

"Keluarga Wang bisa masuk hitungan, bisa juga tidak." Li Shubai mengalihkan pandangannya pada toples kaca di atas meja, memperhatikan ikan kecil yang diam-diam berenang di dasar toples, dan perlahan berkata, "Keluarga kerajaan di luar keluarga Wang, adalah tangan sesungguhnya yang berpengaruh besar terhadap Kekaisaran dari balik layar."

Di mata Huang Zixia, tiba-tiba saja melintas pria yang berdiri di atas paviliun Istana Taiji, yang sedang memperhatikannya dari kejauhan.

Seorang pria yang mengenakan jubah ungu dan ikat pinggang giok, yang matanya bagaikan ular berbisa.

Pria itu meletakkan tangannya ke dalam akuarium kaca, dan membiarkan ikan-ikan Agashne melahap darah yang sudah mengering dari tangannya.

Dalam sekejap, Huang Zixia tiba-tiba saja memahaminya, dan bergumam, "Wang Zongshi."

The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang