Bab 12: Memikirkan Pakis Mawar Liar yang Sudah Tua - bagian 1

142 18 2
                                    

Bunga-bunga ungu masih mekar penuh di Taman Su Wei. Sekelompok bunga ungu yang bermekaran di bawah sinar matahari yang baru saja terbit, menunjukkan suasana musim panas yang sangat kuat.

Menantu Laki-laki Kaisar, Wei Baoheng, mengeluh kepada Li Shubai, "Yang Mulia, anda mengetahui hal itu, bukannya aku tidak ingin melayani Tuan Putri, tetapi sebenarnya aku ini memang suami yang tertekan. Jika Tuan Putri tidak memanggilku, bagaimana aku bisa pergi ke tempatnya? Aku ingin melayani Tuan Putri dengan menyajikan teh dan menuangkan air, akan tetapi Tuan Putri lebih suka mendengarkan ceramah dari Guru Yu, asisten pengajar di Akademi Kekaisaran itu mengenai Ritual Zhou dalam Konfusianisme!"

Ketika Wei Baoheng mengatakan semua itu, Wei Baoheng melihat seorang kasim sedang memimpin Huang Zixia untuk masuk ke dalam, dan sambil menunjukkan senyum malu dan pahit di wajahnya itu, Wei Baoheng mengangkat tangannya ke arah Huang Zixia, "Kasim Yang."

"Salam Menantu Laki-laki Kaisar, Tuan Wei." Setelah membungkuk kepada Wei Baoheng, Huang Zixia pun berdiri di belakang Li Shubai.

Li Shubai dengan tenang mengesampingkan topik itu, dan hanya berkata, "Akhir-akhir ini, sepertinya ada banyak hal aneh yang terjadi di kediaman Tuan Putri ini."

"Ya ... Wei Ximin sudah meninggal, aku mengalami kecelakaan kecil ketika bermain polo, dan sekarang ... Tusuk Kundai Burung Luan Sembilan yang paling disayangi Tuan Putri telah menghilang secara aneh." Wei Baoheng menghela napas, "Aku benar-benar tidak tahu apakah semua ini seperti yang dikatakan oleh Pendeta Tao busuk itu, bahwa ada sesuatu di dalam rumah ini yang menimbulkan malapetaka ..."

"Apa itu?" tanya Li Shubai.

"Ini mengenai ... Taman Zhijin." Wei Baoheng menatap Huang Zixia, dan bertanya, "Apakah Kasim Yang juga mendengar mengenai rumor yang beredar di kediaman Tuan Putri ini?"

Huang Zixia mengangguk dan bertanya, "Apakah hal ini mengacu pada insiden dimana Dou Kou, yang melayani Menantu Laki-laki Kaisar, tenggelam secara misterius di Taman Zhijin?"

"Ya ..." Wei Baoheng mengangguk tanpa suara. Ada kilatan kesedihan yang hampir tidak terlihat di mata Wei Baoheng, akan tetapi Wei Baoheng segera menoleh ke luar jendela, memperhatikan bunga-bunga berwarna ungu yang bermekaran di siang hari, nada suara Wei Baoheng masih terdengar sangat tenang, "Sejak saat itu, Taman Zhijin ditutup karena ada hantu yang menangis di malam hari, tetapi tampaknya sejak saat itu juga, ada hal-hal aneh yang terjadi di kediaman Tuan Putri ini ... seperti misalnya Tuan Putri bermimpi Tusuk Kundai Burung Luan Sembilannya itu hilang; hasilnya, Tusuk Kundai Burung Luan Sembilan milik Tuan Putri itu benar-benar hilang. Coba katakan, bukankah aneh jika benda seperti itu bisa menghilang di bawah penjagaan yang begitu ketat?"

Huang Zixia mengangguk dan berkata, "Memang benar, jika dilihat-lihat seharusnya hal itu tidak mungkin terjadi."

"Maka ... aku pun bertanya-tanya, apakah hal itu dikarenakan arwah Dou Kou yang penasaran, yang menyebabkan malapetaka terjadi?" kata Wei Baoheng sambil berpikir, "Mungkin hanya hantu dan monster saja yang bisa membuat Tusuk Kundai Burung Luan Sembilan itu tiba-tiba saja menghilang dalam keadaan seperti itu."

"Apakah Menantu Laki-laki Kaisar Wei pernah berpikir jika Dou Kou yang telah melayani anda selama lebih dari sepuluh tahun sejak anda masih kecil itu, akan merasa sedih dan kesal jika dia mengetahui bahwa anda menyebutnya sebagai hantu dan monster setelah dia meninggal?" tanya Huang Zixia.

Wei Baoheng tertegun, dan kemudian berkata dengan lembut, "Mungkin ... jika dia mati dengan cara yang tidak adil dan menyakitkan."

Huang Zixia terdiam. Li Shubai kemudian berkata, "Untuk saat ini, mari kita kesampingkan dulu masalah mengenai arwah penasaran dan kekuatan gaib. Aku ingin menanyakan satu hal kepada Menantu Laki-laki Kaisar, kemarin siang, dimana kau berada?"

The Golden Hairpin Vol. 2 (Hilangnya Burung Luan Sembilan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang