"Bicaramu sangat tidak pantas, dasar brengsek," Ucap si surai senja melirik ke Akutagawa yang terlihat diam saja.
"Bicaraku... tidak pantas? Apa yang baru kau ucapkan tadi? Bukankah itu kata kasar?" Dazai terkekeh pelan, "Kadang kau lucu ya, tidak bisa melihat diri sendiri. Manusia memang begitu. Orang lain selalu salah,"
"Konteksnya berbeda, bodoh, yang kumaksud adalah ucapanmu yang benar-benar berniat menghina,"
"Menghina? Bukankah kau juga demikian?"
Dazai melangkah lebih dekat, ia melihat Akutagawa dan Chuuya secara bergantian. "Kaupikir aku tidak dengar apa saja yang kaukatakan pada Akutagawa-kun?"
Chuuya terdiam sejenak, ia tidak tahu apa yang ia katakan. Tapi ia yakin semua yang keluar dari mulutnya itu bukanlah hal baik.
"Jadi di sini siapa yang salah?" Pria dengan trench-coat coklat panjang tersebut menghela napas, "Nyatanya kau sama saja,"
Si surai hitam bahkan tidak berkutik. Pikirannya kacau. Ia baru saja menyaksikan banyak hal. Kejadian ini membuka luka lamanya.
"Akutagawa-kun yang cepat marah pun tidak berkutik? Ah, ini kasus baru. Sepertinya ia baru saja kehilangan orang yang ia anggap tempat bernaungnya. Tidak ada yang permanen di dunia ini. Kau sendiri tahu, kan? Tidak ada. Cepat atau lambat, semua akan hilang,"
"Uhuk-" Si surai hitam terbatuk, tentunya mengeluarkan darah. Ia tidak seharusnya bertarung lagi, apalagi dengan luka yang sedemikian rupa. Ia pernah mendapat luka yang sangat parah, untungnya ini tidak seberapa bagi si surai hitam.
Namun... tentu saja luka mental lebih menyakitkan daripada luka fisik, bukan?
Si surai hitam lantas melangkahkan kakinya keluar daerah tersebut, namun ditahan oleh polisi di sekitarnya.
Para polisi yang sebenarnya ketakutan melihat betapa berbahayanya kemampuan Akutagawa langsung memanggil bantuan lebih.
"Para polisi akan datang lebih banyak. Aku tidak suka berurusan dengan situasi seperti ini. Yah, terserah kalian," Dazai menjentikkan jarinya.
"Tangkap mereka,"
***
BRAK!!!
Akutagawa menghempaskan puluhan orang sekaligus, ia tidak berbicara sama sekali, bahkan pada Chuuya. Ia langsung berlari keluar daerah, menggunakan Rashomonnya untuk berpijak pada atap gedung pencakar langit yang ada di sekitarnya, lalu menghilang dari pandangan si surai senja.
"Apa- AKUTAGAWA!" Seru si surai senja berusaha mengikutinya, namun ia kalah cepat.
Si surai hitam berhasil meloloskan diri. Beberapa tikungan, sudah cukup untuk melepaskan diri dari penglihatan Chuuya.
"Ah sial," Chuuya menghempaskan mayat polisi yang bergelimpangan karena terbunuh oleh Akutagawa, entah itu disengaja ataupun tidak.
Dengan kemampuan gravitasinya, Chuuya segera melayangkan dirinya dan berkeliling dari gedung ke gedung. Ah, gedung yang tingginya berbeda-beda sangat menyulitkan pandangan.
Pantas saja Akutagawa bisa dengan mudah meloloskan diri.
Chuuya tahu jika ia memanggil nama Akutagawa, ia takkan menampakkan diri. Malahan ia akan pergi semakin jauh.
Si surai senja mengangkasa di langit yang mendung berat. Sudah hampir hujan.
Tes
Rintik hujan membasahi topi dan lengan si surai senja. Benar dugaannya, hujan turun.
Ia melayang lebih rendah. Jika terlalu tinggi salah-salah malah disambar petir.
"Akutagawa?!" Seru si surai senja memanggil namanya. Diam-diam ia merasa khawatir juga. Kalau sampai Akutagawa menghilang di antara gedung-gedung yang menjulang tinggi ini, apa yang akan ia katakan pada Mori?
Hujan turun bertambah deras, menyulitkan pandangan Chuuya yang dari awal saja sudah kesulitan melihat karena gedung-gedung di sekitarnya.
"Tch, sial," Chuuya mendarat perlahan. Mungkin ia kehilangan Akutagawa.
Luka yang ia dapat membuatnya tidak memiliki pilihan lain. Ah, ya... meskipun demikian ia tetap harus mencari rekannya tersebut.
Tidak ada lagi orang yang berada di luar rumahnya. Semuanya sudah masuk apartemen, mansion, toko-toko, dan lainnya untuk berteduh. Hujan membuat semuanya sulit.
Ke mana lagi si surai senja harus mencari Akutagawa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Hydrangea - Chuuaku angst fanfiction
FanfictionAkhir dari sebuah cerita adalah ketika orang yang dulunya membuat kenangan denganmu, justru menjadi sebuah kenangan belaka. ©️Characters owned by Kafuka Asagiri Warning : OOC, BL fluff, angst, profanities