Rendezvous

82 14 0
                                    

"Hah... akhirnya," Eksekutif bersurai hitam tersebut bernapas terengah-engah hingga sedikit terbatuk dalam misi malam ini.

Asap kebakaran membuat napasnya semakin sulit, mengingat paru-parunya yang memang sudah memiliki masalah sejak ia kecil.

Namun darahnya berdesir hebat demi membereskan hari ini, sekarang juga.

"Rashomon-!" Ia mengaktifkan abilitynya sekali lagi, dan menghantam belasan lawannya sekaligus dan membunuh puluhan orang malam itu juga.

"Kau pikir sudah selesai?" Tiba-tiba saja seorang pesuruh melemparkan lima pisau lipat sekaligus ke arah si surai hitam yang langsung mengelak, namun tanpa sengaja pisau tersebut menyayat punggung tangannya.

"Sial-" Gumam si surai hitam melirik tajam ke arah lawannya. Ternyata ia cukup cerdik. Ia tahu bahwa kelemahan Akutagawa adalah jarak dekat. Ia harus segera menjaga jarak dengan lawannya sebelum terserang lagi.

"Kau pikir kau sudah menang, ya, eksekutif Port Mafia? Atau lebih tepatnya kupanggil... 'anjing Port Mafia'?"

Manik abu-abu si surai hitam menatap tajam orang yang baru saja meremhkannya, dari jalur bawah, rashomonnya perlahan menjalar serta merambat sampai ke bawah kaki pria tersebut, namun dengan liciknya pria tersebut mengeluarkan pistol dan menembaki rashomonnya itu. Seketika strategi Akutagawa gagal lagi.

"Bagaimana? Kupikir kau terlalu nekad untuk maju sendiri di saat seperti ini," Kekeh pria tersebut, sangat menjengkelkan.

Akutagawa yang naik pitam tersebut mulai menyeret banyak sampah pelabuhan dan melemparkannya ke arah lawannya tersebut untuk mengalihkan perhatian serta fokusnya.

Berhasil.

Sebuah benda hitam tajam menembus dada pria yang sempat meremehkan Akutagawa, dan dihempaskan ke laut begitu saja.

"Bodohnya..."

Luka yang ia dapatkan kali ini tidaklah besar, namun sepertinya lawannya mengerti anatomi tangan, dan hampir menyayat nadi si surai hitam.

Ah, bergeser sedikit sayatan itu maka habislah riwayatnya.

Setidaknya sebagian besar tugaas sudah selesai. Hari ini bisa menjadi agak senggang. Entahlah apa kata bos, tugas tambahan atau dadakan takkan ada yang tahu.

Situasi memang agak genting, mau bagaimana lagi...

*

*

*

"Akutagawa-kun... bangun hoi, kita harus cepat pergi. Baru saja bos meneleponku, katanya ada serangan besar-besaran menggunakan senjata api- lho, kenapa tanganmu?" Chuuya yang tadinya hendak membangunkan Akutagawa, menyadari adanya luka sayat di tangan si surai hitam. Jam menunjukkan pukul 5 pagi. Beruntung Akutagawa sempat tidur, meski hanya dua jam.

"Tanganmu kenapa?"

"Ah... aku tak sengaja menyayat tanganku saat... ke dapur tadi malam," Ujar si surai hitam mengarang alasan. Ia tahu dan segan memberitahu bahwa ia keluar dari apartemen diam-diam untuk menyelesaikan misinya, mengurangi beban misi yang terlalu banyak untuk mereka berdua selesaikan.

Eksekutif bersurai senja tersebut menggelengkan kepalanya, "Lain kali hati-hati,"

Ia mengambilkan perban serta obat bagi luka tersebut, "Kau bisa pakainya, kan?"

"Ha'i... arigatou,"

"Haah... kau tetap sama dengan dulu ya?" Canda si surai senja, "Sama nekadnya,"

"Nekad-?"

"Iya, tengah malam kau keluar kan? Kaupikir aku bisa tertipu? Aku dengar suara kunci pintu tahu, dasar..." Tawanya, membuat si surai hitam terkejut, dan langsung memalingkan wajahnya, "Sumimasen..."

"I'ie, tak masalah, yah, setidaknya karenamu, tugasnya akan cepat selesai," Tukas Chuuya menepuk pelan kepala si surai hitam, membuatnya sedikit merona merah.

"Jangan, ini tidak normal... lupakan saja, dia atasanmu..." 

Akutagawa sengaja memalingkan wajahnya sebelum Chuuya menyadari pipinya yang memerah tersebut. Chuuya berhenti mengelus kepalanya melihat reaksi Akutagawa yang langsung mengalihkan pandangannya, "Eh... doushita-? Kau tidak suka? Maaf kalau begitu-"

"Tidak apa-apa..." Akutagawa tetap membiarkan tangan eksekutif atasannya diletakkan di atas kepalanya.

Chuuya tersenyum menghela napas, "Arigatou, nee," Ia kembali mengusap kepalany dengan pelan.

Akutagawa yang terdiam tersebut tidak bisa menyangkal, ia sebenarnya juga menyukainya. Hanya saja ia segan untuk memberitahunya.

"Yah, sudah, lebih baik kau makan onigiri tadi, aku sempat buatkan karena aku tahu kau kurang tidur, butuh kopi?" Tawar si surai senja mengambil cangkir teh untuk Akutagawa.

"Tidak... aku tidak minum kopi, arigatou," Ucap Akutagawa menolak dengan sopan. Chuuya hanya mengangguk dan menyeduh teh untuknya.

*

*

*

BRAK! PRAK!

"Menyerah bodoh?" Chuuya menendang tangan yang memegang pistol di gudang terkunci tersebut. Tentu saja mereka berhasil menyusup masuk karena Chuuya yang menghancurkan kuncinya.

Peluru-peluru yang ditembakkan ke Chuuya, dikembalikan ke arah klien gudang yang merupakan salah satu pesuruh penyelundupan.

Mayat-mayat bergelimpangan, Akutagawa berhasil mendobrak pusat kontrol di gudang tersebut, mencabut nyawa belasan orang yang berjaga di situ.

"Akutagawa-kun? Sudah beres?" Chuuya mengibaskan coatnya dari debu mesiu yang menempel. Heran, selama ini bubuk mesiu selalu ada di gudang manapun, termasuk kargo pelabuhan yang didatangi Akutagawa dini hari tadi.

"Sudah, aku menemukan lokasi selanjutnya di GPS yang terpancar di ruang pusat kontrol ini," Akutagawa mengambil pemancar yang digantungkan di tembok sebelah kirinya.

"Berarti masih banyak, tentu saja," Chuuya menggaruk lehernya yang tidak gatal itu, meraih GPS yang sedang dipegang oleh si surai hitam.

"Tapi pemancarnya tidak ada sinyal, ada baiknya kita segera keluar terlebih dahulu-"

"Oi-! oh..." Tiba-tiba saja seorang pria bersurai kuning tersebut datang dengan buku catatan kecilnya yang selalu ia pegang ke mana-mana.

"Oi, Dazai, Atsushi-kun," Pria tersebut memanggil rekannya yang lain. Akutagawa terbelalak mendengar nama yang selama ini merupakan orang yang ia inginkan pengakuannya.

"Haaa... ada apa, Kunikida-kun? Kau menggagalkan ide bunuh diriku sa...-" Dazai langsung terdiam melihat anak buahnya dulu saat di Port Mafia, tiba-tiba saja senyumnya berubah menjadi senyuman acuh tak acuh.

"Yo... Chuuya-kun, Akutagawa-kun,"

Blue Hydrangea - Chuuaku angst fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang