Prolog

371 59 28
                                    

Jakarta, 19 Mei 2049

"Papa..." panggil Tasya ketika melihat kedua orang tuanya hendak pergi dengan memakai seragam kerjanya.

Ajho menoleh lalu menghampirinya. Dia berjongkok menatap Tasya.

"Jangan khawatir, sayang. Papa akan berusaha secepat mungkin untuk segera pulang. Kamu jaga diri baik-baik ya di rumah. Jaga adik kamu juga."

Tasya, yang saat itu sudah berumur 11 tahun, mengerti dengan kondisi ayahnya. Dia merelakan kedua orang tuanya untuk pergi bekerja, sementara Sasha, sang adik yang baru berumur 8 tahun, masih belum rela membiarkan mereka pergi. Dia tak mau berada jauh-jauh dari orang tua yang sangat ia cintai.

"Mama..." rengek Sasha yang hendak menangis. Hyummi datang menghampiri lalu menggendongnya. Dia mengelus lembut rambut pendek anaknya itu dengan penuh kasih sayang.

"Sayang... anak pintar... jangan nangis ya, mama ga lama kok. Mama janji bakal cepat pulangnya," ucapnya seraya memeluk Sasha dalam dekapannya. Tak terasa, air mata mulai turun membasahi pipinya.

"Kamu diam di sini ya, sama kakak sama adik."

Sasha menggeleng. Tangis yang ia tahan seketika ia hempaskan. Dia mengeratkan pelukannya seakan tak ingin berpisah dari sang ibu.

Hyummi yang melihat reaksi anaknya barusan, menjadi tidak tega. Dia lalu menoleh ke arah Ajho,

"Kak." Ajho menoleh.

"Gimana ini?" ujar Hyummi setengah berbisik. "Sasha ga mau lepas."

Ajho berdiri lalu menghampiri mereka.

"Sayang...." Belai Ajho lembut mengusap kepala Sasha.

"Sasha kan anak baik. Jangan nangis ya."

"Sasha diem di rumah ya sama kakak sama adik? Nanti om sama tante bakalan kesini nemenin Sasha. Terus kalau Sasha butuh apa-apa bilang aja sama mereka, pasti dikasi kok." Bujuk Ajho.

Sasha tetap menggeleng. Tangisnya masih belum reda.

"Sasha maunya papa sama mama."

Ajho menghela napas, pertanda dirinya sudah menyerah membujuk Sasha. Entah apa yang harus ia lakukan agar Sasha bisa mengerti keadaannya saat ini.

Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka. Muncul sepasang suami istri yang masuk begitu saja ke dalam rumah. Mereka juga nampak terkejut saat melihat keluarga kecil itu tengah berkumpul di ruang utama.

Ajho lantas menoleh ke arah mereka. Begitu pula dengan Hyummi.

"Ajho?" Sang suami bertanya kaget. "Berangkat sepagi ini?"

Ajho berjalan menghampiri mereka.

"Iya, kami akan berangkat pagi ini. Para profesor disana sudah menunggu kami untuk segera menyelasaikan masalahnya." Dia lalu menjabat tangan saudaranya itu.

Adam tertawa kecil, "Memangnya para profesor disana ga ada yang bisa menyelesaikan masalahnya? Sampai harus kamu yang datang repot-repot kesana."

Ajho tersenyum, "Bukan begitu..."

"Kami kira kamu dan istrimu akan berangkat nanti siang." imbuh Adam sembari menoleh sebentar ke arah istrinya, Rossa.

"Tidak.. Kami harus berangkat sekarang."

"Oh ya, aku juga titip anak-anak. Jaga mereka baik-baik." ucap Ajho kemudian sembari menunjuk Sasha dan juga Tasya.

Adam dan Rossa tersenyum, "Tenang aja, kami akan menjaga dan merawat mereka dengan baik, sampai kamu dan istrimu kembali."

2069: The Big WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang