9 | Keadaan menjadi semakin rumit

69 17 0
                                    

Sebuah mobil Tesla model Z warna biru baru saja sampai di depan sebuah rumah. Mobil itu berhenti di depan sebuah mobil Lamborghini hitam yang telah terparkir di depan rumah sejak tadi. Selain itu, terdapat pula mobil Nissan hitam yang juga terparkir disebrang jalan.

Tak lama kemudian, muncul seorang wanita muda keluar dari dalam mobil Tesla bersama dengan kedua anak perempuannya, yang satu masih digendong dan satunya lagi sudah bisa berjalan. Mereka lalu buru-buru masuk kedalam sebuah rumah yang gerbangnya masih dalam keadaan terbuka.

"Papa..." panggil seorang gadis kecil dari arah pintu dan sedang berlari mendekat.

"Cindy!" sahut Yoga seraya bangkit dari sofa lalu melangkah menghampiri gadis itu. Begitu juga dengan Tasya dan yang lain, mereka semua ikut berdiri saat melihat Cindy datang bersama dengan seorang wanita yang sedang menggendong anaknya.

"Hati-hati, sayang." ujar Yoga lalu memeluk Cindy dan menggendongnya. Setelah berada di pelukan sang ayah, Cindy tiba-tiba menangis histeris.

"Papaaa.... Aku takuutt..." kata Cindy disela-sela tangisnya.

Yoga pun mengelus kepalanya dengan lembut sambil berkata, "Tenang, sayang. Tenang... Papa ada disini."

Cindy pun menangis sesenggukan.

"Kak." panggil Wanda dengan mata yang berkaca-kaca. Dia berjalan mendekati Yoga lalu memeluknya. Tangisnya pun seketika pecah begitu bisa memeluk erat sang suami. Seolah-olah tak ingin kehilangan dirinya sedetikpun.

Dengan inisiatif, Tasya bergerak mendekati Wanda lalu mengambil alih Clara dari gendongannya. Sasha pun juga ikut menarik Cindy dari pelukan ayahnya, membiarkan kedua orang tua mereka saling berpelukan dengan erat dan bebas.

Beberapa saat kemudian, Yoga pun melepaskan pelukannya. Dia menyeka air matanya yang telah jatuh, lalu menyeka air mata milik sang istri dengan penuh kasih sayang.

Mereka berdua saling berpandangan, menatap lekat-lekat satu sama lain. "Ada apa, sayang? Apa yang sebenarnya telah terjadi?" tanya Yoga yang masih kebingungan dan tidak tau apa-apa.

Bukannya menjawab, Wanda malah semakin larut dalam tangisannya seraya kembali memeluk erat tubuh Yoga. "Aku mau kita pulang sekarang..." ucapnya lirih.

Mendengar permintaan Wanda barusan, membuat Yoga menjadi tambah sedih. Kedua matanya kembali meneteskan air mata. Dia pun mengelus-elus punggung sang istri dengan lembut, berusaha untuk menenangkannya. Setelah mengetahui betapa traumanya Wanda saat ini, telah membuatnya menjadi sangat geram sekaligus penasaran tentang apa yang telah terjadi padanya sessat sebelum ia tiba menemuinya. Rasanya, dia ingin sekali menghajar siapapun orang yang telah berani mengganggu keluarganya. Sungguh prilaku yang tidak bisa dimaafkan.

Tasya, Sasha, Rudi, Roy bahkan juga Rasya menjadi semakin dibuat bingung dan heran atas apa yang telah mereka lihat sekarang. Berbagai pertanyaan pun mulai bermunculan di benak mereka masing-masing. 'Apa sih yang sebenarnya terjadi?'

"Oke-oke, kita pulang sekarang." ucap Yoga dengan lembut. Dia lalu menoleh ke arah yang lain sambil memberi isyarat bahwa dia akan segera pergi. 

Tasya dan Sasha pun mengangguk bersamaan. "Silahkan, Prof." ujar Tasya yang langsung menyodorkan tangannya ke arah pintu, mempersilahkan Yoga dan Wanda untuk bisa pergi saat ini juga.

Yoga tersenyum, kemudian beralih menatap kedua anaknya. "Kemari, sayang. Kita pulang." ucapnya sembari melepas pelukan Wanda.

Cindy yang berada di dekat Sasha mulai berlari menghampiri Yoga. Sementara Clara, Tasya serahkan kepada Wanda. Setelah itu, mereka pun berjalan bersama menuju pintu utama, kemudian keluar dari dalam rumah dengan ditemani oleh Tasya beserta yang lain. Mereka semua ikut mengantar kepergian sang profesor menuju mobil.

2069: The Big WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang