2 | Pria Misterius

183 34 20
                                    

Matahari baru saja muncul dari tempat persembunyiannya, menyebarkan separuh cahayanya menyinari sebagian permukaan Bumi. Awan-awan pun tersingkap, memperlihatkan indahnya sinar fajar yang berwarna oranye, memberikan pemandangan indah bernama sunrise.

Burung-burung pagi terbang berkicauan dengan bahagia, menyambut datangnya sang mentari di pagi hari. Suara kicauan merdu para burung itu terdengar di segala penjuru negri, sedikit menambah semangat untuk menjalani hari di pagi ini.

Sasha olahraga pagi dengan berlari mengelilingi area perumahan sendirian tanpa ditemani siapapun, karena ia tahu kalau di pagi seperti ini kedua saudaranya masih berada di tempat tidur.

Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan beberapa tetangga rumah yang juga ikut berolahraga pagi bersamanya. Mereka bernama Margaret (Ibu), John (Ayah), dan Chris (Adik) serta Helena (Kakak)—tetangga depan rumah yang merupakan pindahan warga negara dari Inggris dan menetap serta berubah kewarganegaraan menjadi WNI. Diapun menyapa mereka semua dengan ramah.

Selain itu, ada Roy yang juga tetangga sekaligus mantan kakak kelasnya dulu yang tinggal disamping rumahnya. Dia menyapa Sasha ramah saat mereka saling bersalipan.

"Pagi, Sasha..." Sapanya ramah. Sasha menoleh kemudian tersenyum.

"Pagii..."

"Sendirian aja?" Tanya Roy.

"Iya, kakak sama adikku masih tidur."

Roy mengangguk, "ohh... Mau ku temenin?"

Sasha otomatis menolak, "gak, kak. Ga usah. Aku bisa sendirian kok." bukan karena tidak suka, namun hanya ingin berolahraga sendirian saja.

"Ga papa... Sekalian jagain kamu. Masa iya cewek kayak kamu jalan sendirian begini?" Roy beralasan agar bisa bersama Sasha. Dan dengan sedikit keberatan, Sasha menerima ajakannya.

"Iya deh, ga papa."

Mereka berdua pun berlari bersama menyusuri jalan, sembari diikuti oleh kicauan burung pagi yang terbang melintas diatas mereka. Udara pagi yang masih segar membuat Roy menarik napasnya panjang lega.

Mereka berdua berlari berdampingan, dengan Roy yang sesekali melirik ke arah Sasha. Hatinya bergejolak bahagia ketika mereka jalan bersama. Entah mengapa, dia juga tidak tahu. Apa mungkin cinta? Bisa jadi.

Jujur, pada awalnya Roy merasa biasa saja saat menatap wajah Sasha. Waktu mereka masih satu sekolah, dia sama sekali tidak pernah menaruh perhatian kepada Sasha. Bahkan, mereka juga jarang berkomunikasi satu sama lain. Akan tetapi, semuanya seketika berubah saat waktu kelulusan.

"Hei kak!"

'BRUK!!!'

Tiang listrik yang sedari tadi diam tidak melakukan apa-apa mendadak ditabrak oleh Roy, membuat tubuhnya oleng ke belakang. Sasha spontan menahan tubuh Roy yang hampir terjungkal. 

Untuk beberapa detik, tatapan mereka saling bertemu satu sama lain dengan posisi Sasha yang menahan tubuh Roy dari samping. Roy menatap Sasha dalam-dalam, hingga membuat Sasha seolah terhipnotis dan tak berkedip. 

"Heeeyyy.... Mau sampai kapan kalian akan terus seperti itu??" Sorak Helena yang langsung menyadarkan mereka berdua.

"Ya udah kak, aku bareng Helena aja. Dah.." Sasha melambaikan tangannya kepada Roy lalu beranjak pergi meninggalkannya. Dia berlari menyusul langkah Helena yang telah lebih dulu ada di depannya.

Helena terkekeh melihat adegan tadi. Menurutnya, mereka begitu romantis, dengan saling berpelukan, bergandengan tangan dan juga bertatap-tatapan, merupakan hal yang sangat ia damba-dambakan sejak dulu. Mengingat selama ini ia belum menemukan seorang pria yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya.

2069: The Big WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang