"Kamu jaga kesehatan ya, Sayang. Pola makannya harus teratur, jangan sering begadang! Ingat!" ucap Rossa kepada Tasya yang tengah duduk di atas ranjang. Sedangkan dia, duduk di sebelah kanan dengan menghadap ke arah Tasya sambil menggenggam tangannya.
Tasya langsung tersenyum begitu mendengar perkataan Rossa barusan. Dia menyadari kalau selama ini dirinya memang sering begadang. Biasanya, dia begadang karena ingin melatih ilmu beladiri atau belajar, dan kadang-kadang jika bosan, dia juga menonton film.
"Dan jangan terlalu banyak melakukan pekerjaan yang berat-berat. Biarkan adikmu saja yang melakukan semua itu untuk sementara ini." imbuh Rossa lalu beralih menatap Sasha yang juga ikut duduk disamping kiri Tasya. "Iyakan, Sasha?"
Sasha terdiam sesaat.
"Masa kamu tega sama kakakmu?"
Sasha pun mengangguk cepat, "Iya-iya tante, bukan itu maksud aku. Aku mau kok ngelakuin itu semua. Yang penting kak Tasya bisa cepat pulih." Dia berusaha cepat menjelaskan kesalahpahaman dari Rossa.
Rossa pun tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu, tante mau pulang dulu ya. Sampai jumpa lagi lain waktu. Lain kali kalau tante ada waktu longgar, tante bakal jenguk Tasya lagi."
"Oh iya tante, gapapa. Ga usah terlalu dipaksakan kesini kalau lagi sibuk. Lagipula, aku juga ada yang jagain disini. Jadi, tante ga usah khawatir." balas Tasya.
"Terima kasih banyak ya tante, sudah mau nemenin aku mulai dari waktu aku di rumah sakit sampai sekarang." imbuhnya kemudian.
"Iya, sama-sama. Sudah jadi kewajiban buat tante sebagai pengganti orang tua Tasya sama yang lain. Kalau ga tante, terus siapa lagi. Iya kan?"
Tasya dah Sasha mengangguk bersamaan.
"Maafin tante juga ya, ga bisa nemenin kalian terus kayak dulu." ucap Rossa sembari bangkit berdiri. Melihat itu, Sasha pun ikut berdiri.
"Iya tante, gapapa. Kami juga minta maaf kalau selama tante disini merepotkan tante juga." tukas Tasya.
Rossa tersenyum sesaat, sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar Tasya. Sasha pun ikut berjalan dibelakang Rossa dan mengantarkannya sampai di depan rumah. Di luar, ada Radit yang sudah menunggu mereka dengan mempersiapkan mobil yang akan siap berangkat. Selain dia, Rasya beserta Rudi juga turut menunggu mereka di luar.
Sasha berlari cepat mendahului Rossa menuju mobil. Dia kemudian membuka pintu mobil, "Silahkan tante."
"Terima kasih..." ujar Rossa sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil.
"Dada tantee..." teriak Rasya sembari melambai-lambaikan tangannya kearah Rossa.
Kaca mobil perlahan turun, dan Rossa pun membalas lambaian tangan Rasya seraya melaju pergi meninggalkan mereka semua.
"Ayo masuk sudah sore." ajak Sasha kepada Rasya yang terlihat masih terus menatap ke arah pertigaan jalan yang telah dilaui Rossa. Meski mobilnya kini sudah tidak terlihat lagi.
*****
"Aduuhh... Mana ya profesor Yoga, kok belum datang juga. Kemarin, dia bilang kalau bakal datang jam setengah tujuh. Tapi sekarang sudah jam 9 dan dia belum juga datang. Kabar pun ga ada." ujar Tasya kesal. Dia berjalan menuju sofa ruang keluarga untuk menonton televisi. Disana, sudah ada Sasha yang duduk sejak setengah jam yang lalu.
"Udah di telpon?" tanya Sasha sembari memakan cemilan yang ada di atas meja kecil dihadapannya.
Tasya kemudian duduk disampingnya.
"Udaah... Berkali-kali aku coba telpon tetep ga diangkat." Tasya mengutak-atik ponselnya untuk kembali mencoba menghubungi sang profesor.
"Mungkin lagi macet. Kalau ga gitu, mungkin ada keperluan lain di jalan." timpal Sasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
2069: The Big War
Ficção Científica𝚆𝚎𝚕𝚌𝚘𝚖𝚎 𝚝𝚘 𝚝𝚑𝚎 𝚏𝚞𝚝𝚞𝚛𝚎.... ______________________________________ Dalam upaya manusia untuk menemukan pengganti Bumi, Proyek Teraformasi Planet Mars hampir mencapai kesuksesan. Di tengah perjuangan tersebut, tiga bersaudara yang te...