20 September 2060
Pagi hari yang cerah. Matahari bersinar terang menyinari indahnya kota Jakarta. Burung-burung mulai berkicau dengan merdu dan beterbangan ke sana kemari mencari makanan untuk dirinya dan juga anak-anaknya. Orang-orang pun kembali beraktifitas seperti biasa tanpa ada halangan yang menghalangi mereka sama sekali, termasuk perihal kemacetan. Setelah pemerintah membuat kebijakan ketat dalam rangka mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan merubahnya dengan membangun beberapa fasilitas umum tambahan, telah membuahkan hasil. Lambat laun, masalah kemacetan di kota-kota besar di Indonesia mulai teratasi. Bersamaan dengan itu pula, polusi udara perlahan mulai berkurang. Dan sekarang, Indonesia telah menjadi jauh lebih sehat dibanding 35 tahun yang lalu.
Beberapa menit perjalanan di tempuh dari Jakarta Selatan menuju Jakarta Pusat akhirnya selesai, kini Sasha pun segera beranjak keluar dari dalam bus. Dia lalu berjalan meninggalkan halte menuju kampus barunya yang berada tak jauh dari tempatnya sekarang. Tak hanya dirinya, terdapat banyak mahasiswa hingga mahasiswi baru yang hendak belajar di universitas tersebut. Karena selain mewah, universitas ini juga merupakan salah satu universitas unggulan terbaik dengan basis internasional.
Sasha berjalan dengan santai menyusuri halaman luar kampus yang begitu luas. Hari ini adalah hari pertama ia masuk universitas. Menurut prosedur yang telah diberitahukan oleh pihak kampus beberapa hari lalu, para mahasiswa baru harus menjalani masa ospek terlebih dahulu selama 2 hari di kampus pusat. Setelah itu, para maba akan dipindahkan ke gedung kampus lain sesuai dengan jurusan yang telah mereka pilih.
Sebelum masuk ke halaman dalam kampus, ia sempat terdiam sesaat sambil mengamati bagian luar kampus yang nampak megah dan indah. Hatinya merasa takjub. Begitu ia menoleh ke belakang untuk melihat sekitar, ternyata bukan hanya dia saja yang takjub dengan tampilan luar kampus ini.
Kini, ia kembali melangkah masuk melalui gerbang utama kampus menuju halaman dalam yang luas. Begitu sampai di halaman, dia beserta para mahasiswa lain langsung disambut dengan ramah oleh AI yang tengah menampilkan layar hologram bertuliskan "WELCOME TO BINA NUSANTARA UNIVERSITY"
'SELAMAT PAGI PARA MAHASISWA BARU BINUS! SELAMAT DATANG DAN SEMOGA HARI KALIAN MENYENANGKAN! JANGAN LUPA TERSENYUM YA UNTUK HARI INI...'
Sasha menoleh ke sekeliling, mencari arah dari sumber suara itu. Namun ia tidak menemukannya. Yang ia temukan hanyalah suara AI yang muncul dari segala penjuru halaman. Tak mau berlama-lama di luar, dia pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam kampus.
Dengan senyuman manis penuh kebahagiaan, dia menyapa setiap mahasiswa yang berpapasan dengannya. Entah dia mengenalnya atau tidak, setidaknya untuk menciptakan citra baik di mata para senior. Meski ada beberapa dari mereka yang tidak suka dan malah mengabaikannya. Namun, ada salah satu senior yang justru merasa baper begitu melihat paras cantik dan juga senyum manisnya. Dia lalu berjalan mendekat menghampiri Sasha yang tengah melangkah perlahan dan nampak kebingungan.
"Hai."
Sasha sedikit terkejut, lantas menoleh ke samping. Dia lalu membenarkan posisi kacamatanya yang agak melorot.
"Sorry-sorry," ujar senior itu ketika tau kalau Sasha terkejut akibat kedatangannya yang tiba-tiba. "Sorry karena bikin kamu kaget." imbuhnya sedikit canggung.
Sasha menggeleng seraya tersenyum. Tangan kanannya bergerak membenarkan posisi tali dari tas kecil di bahu kirinya. "Oh iya, ga papa kok kak."
Senior itu pun tersenyum kikuk. "Btw, kenalin namaku Aldo." mengulurkan tangannya ke arah Sasha.
"Emh.." Sasha refleks melihat tangan Aldo untuk beberapa saat. Berpikir apakah dia akan menerima uluran tangan itu atau tidak.
"Sasha" jawab Sasha tegas sambil menjabat tangan Aldo dengan akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
2069: The Big War
Ciencia Ficción𝚆𝚎𝚕𝚌𝚘𝚖𝚎 𝚝𝚘 𝚝𝚑𝚎 𝚏𝚞𝚝𝚞𝚛𝚎.... ______________________________________ Dalam upaya manusia untuk menemukan pengganti Bumi, Proyek Teraformasi Planet Mars hampir mencapai kesuksesan. Di tengah perjuangan tersebut, tiga bersaudara yang te...