3 | Big Bang!!!

128 31 13
                                    

Tasya berdiri didepan sebuah cermin besar seukuran tubuhnya dengan pakaian seragam kerja yang sudah ia kenakan. Dari atas, ia memakai baju kaos putih lengan panjang yang diselimuti oleh jas putih diluarnya. Ditambah dengan celana jeans khusus berwarna hitam keabu-abuan serta sepatu pantofel hitam. Selain itu, ia juga tidak lupa untuk mengenakan name tag miliknya. Berisikan foto, nama panggilan serta jabatannya di perusahaan. Dan yang paling bawah sendiri, terpampang jelas sebuah nama perusahaan besar tempat dimana ia bekerja sekarang.

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL INDONESIA, JAKARTA.

Setelah selesai dikeringkan, dia mulai menata rambut bondol-nya menjadi lebih rapi. Sedikit membalurinya dengan minyak khusus agar terlihat lebih segar dan tidak mudah kusut. Tak lupa, ia juga merias wajahnya supaya terlihat lebih cantik dan menarik. 

Beberapa menit kemudian, akhirnya Tasya telah selesai berdandan dan siap untuk pergi bekerja. Ketika dia sampai diluar kamar, dia berpapasan dengan Sasha dan Rasya yang juga siap untuk berangkat sekolah. Meski mereka sama-sama akan pergi bekerja atau sekolah, mereka tidak berangkat dengan satu kendaraan yang sama. Tasya pergi sendiri dengan mobilnya, sementara Sasha berjalan kaki dan Rasya diantar oleh pengawal pribadinya. 

Alasan sebenarnya mengapa mereka bisa pergi secara terpisah, disebabkan oleh lokasi tempat tujuan mereka yang berbeda. Beda jarak dan juga jalur, tidak mungkin Tasya akan mengantar kedua adiknya ke sekolah sekaligus yang akan menyebabkan dirinya terlambat bekerja. Sungguh ide yang sangat buruk.

"Pagi kak Tasya, kak Sasha." sapa Rasya yang kemudian bergegas mendahului mereka menuju tangga kemudian turun ke lantai satu, disusul Sasha dan Tasya. 

Tasya tersenyum kecil memperhatikan tingkah lucu adik bungsunya itu yang tengah berteriak-teriak memanggil nama Rudi.

"OM RUDIIII...."

"OOOMM... AYO KITA BERANGKAT SEKARANG...."

"Heh! Ga usah teriak-teriak gitu dong, berisik tau!" gertak Sasha. Rasya menoleh ke arah Sasha yang baru turun dari tangga seraya berlari menuju garasi.

Tasya terkekeh, "Iya, jangan teriak-teriak. Palingan om Rudi udah nungguin di garasi."

'BRUKK!'

Rasya menabrak sesuatu hingga membuatnya terpental jatuh ke belakang. Namun, hal itu tidak terjadi karena Rudi yang barusan ia tabrak langsung menahannya dengan cepat. Tasya dan Sasha yang melihat itu seketika menghela napas lega.

"Waduh... adik kecil ngapain lari-larian gini. Nanti jatuh lho..." ucap Rudi yang berlutut menghadap Rasya kecil. 

Rasya pun tersenyum kikuk. "Hehehe, iya om, ma-aaaff..."

Seketika, Rudi tersenyum lalu mengusap gemas kepalanya. "Ayo!"

"Kebiasan tuh om, dibilangin masih suka bandel. Tunggu kena akibatnya baru kapok." celetuk Sasha kesal. Bukan kali ini saja ia menasihati adiknya yang hyper aktif itu, sudah berulang kali, tapi dia masih saja terus banyak tingkah yang membuat kesal sekaligus khawatir kedua kakaknya. Selain dengan sifatnya yang tidak mau diam, dia juga memiliki rasa penasaran yang tinggi akan sesuatu. 

Rudi hanya tersenyum mendengar celetukan dari Sasha. Sementara itu, Tasya bergegas menuju garasi, di susul oleh Rudi dan Rasya dibelakangnya. Tasya menekan beberapa tombol transparan yang ada di dinding kaca garasi sebelum bisa masuk kedalamnya. Setelah sandi berhasil dikonfirmasi oleh komputer, maka pintu garasi pun otomastis terbuka dengan sendirinya. 

Tasya memilih mobil jenis Bugatti Hyper Veyron Series-A1 berwarna silver, sementara mobil yang digunakan oleh Rudi dan Rasya adalah mobil jenis Lamborghini Series-Cosmos 1. Setelah itu, mereka pun berangkat pergi meninggalkan rumah. Kini hanya tersisa Sasha yang masih belum berangkat ke sekolah. 

2069: The Big WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang