17 | Genting!

25 3 0
                                    

ISTANA KEPRESIDENAN, PALANGKARAYA, INDONESIA

Mobil Mercedes-Benz berwarna hitam melaju dengan anggun menuju pintu gerbang megah istana kepresidenan, diikuti oleh konvoi kendaraan mewah lainnya dengan berbagai tipe yang berbeda. Ketika pintu mobil terbuka, seorang tokoh penting muncul dengan tiba-tiba dan langsung dikerumuni oleh para pengawal yang telah berjaga sepanjang rute masuk. Dengan penuh penghormatan, orang tersebut diantar untuk memasuki istana melalui karpet merah yang telah diberikan. Karpet merah itu membentang sebagai jalan bagi langkah-langkah mereka yang sangat dihormati.

"Hormat, Pak Presiden!" ucap seseorang yang berada di depan pintu masuk. Dia mengangkat tangan kanannya lalu bersikap hormat. 

Sang Presiden pun membalas salam hormat tersebut. Mereka lalu saling bersalaman. 

"Selamat datang, Pak." kata seorang yang tampaknya adalah Wakil Presiden, sambutan hangatnya dipenuhi dengan rasa hormat terhadap kehadiran Presiden.

Pak Presiden, dengan penuh rasa terima kasih menjawab, "Terima kasih, Pak Wakil. Saya sangat menghargai penyambutan Anda, meskipun saya tahu bahwa Anda masih dalam masa pemulihan."

Bapak Wakil pun tersenyum. "Sama-sama, Pak. Mari, silahkan masuk. Kedatangan Anda sudah ditunggu para mentri yang lain."

Pak Presiden mengangguk, "Tentu, mari." seraya tersenyum.

Mereka berjalan bersama-sama menuju pintu istana, diawasi oleh beberapa anggota paspampres yang turut masuk. Setibanya di dalam, mereka langsung bergerak menuju ruang rapat yang dihadiri oleh sejumlah pejabat kementerian, termasuk Kementerian Sekretaris Negara, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan berbagai bidang Kementerian lainnya.

Para peserta rapat bangkit secara bersamaan, memberikan hormat dengan tulus kepada Presiden dan Wakil Presiden saat keduanya mulai masuk lalu duduk bersama mereka. Posisi duduk para peserta dirancang dengan cermat, membentuk huruf U, dengan Presiden dan Wakil Presiden duduk di ujung meja.

Sang Presiden dan Wakil Presiden segera memasang mikrofon kecil di telinga mereka dan siap untuk memulai pertemuan.

"Selamat pagi, Bapak dan Ibu sekalian," sambut Pak Presiden dengan senyuman hangat.

Para peserta rapat dengan penuh semangat menyahut, "Selamat pagi, Bapak Presiden."

Pak Presiden kemudian mengambil nafas dalam-dalam lalu melanjutkan pidatonya, "Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul di rapat pagi ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para pendahulu kita, para pahlawan, dan tokoh-tokoh terdahulu yang telah berperan besar dalam memajukan negara kita dari masa lalu yang penuh tantangan menjadi negara yang maju dalam berbagai bidang."

Ia juga tidak lupa menghargai waktu dan kehadiran para menteri yang telah menyempatkan diri untuk hadir dalam rapat tersebut.

Pak Presiden menghentikan pidatonya sejenak. Cahaya dari kamera mengintip dari berbagai sudut ruangan, merekam setiap kata dan ekspresi dalam pertemuan ini.

"Namun," kata Pak Presiden, memberi isyarat bahwa ada masalah yang lebih serius untuk dibahas, "Beberapa hari terakhir, saya telah menerima laporan mengenai peristiwa yang menggemparkan dunia, termasuk juga di Indonesia. Banyak nyawa telah melayang, dan situasinya semakin genting. PBB bahkan telah mengeluarkan peringatan tegas tentang bahaya yang sedang kita hadapi. Dan tujuan saya mengumpulkan bapak ibu menteri di sini adalah untuk mencari solusi bersama-sama."

Pak Presiden memberikan kata kepada Menteri Dalam Negeri untuk menyampaikan gambaran umum peristiwa tersebut.

Menteri Dalam Negeri segera memberikan laporan singkat, "Baik, saya ingin memaparkan kronologi singkat terkait peristiwa ini. Secara umum, kita telah melihat perubahan perilaku tiba-tiba pada individu yang berada dalam lapisan ekonomi menengah ke bawah, yang merasa terpinggirkan oleh masyarakat dan menghadapi berbagai kesulitan dalam hidupnya. Selain itu, perubahan perilaku juga terjadi pada beberapa individu dari lapisan ekonomi menengah ke atas yang sedang terlibat dalam perselisihan, termasuk dendam terhadap individu lain.

2069: The Big WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang