2069: The Big War

20 | Misi yang gagal

Minggu, 10 April 2061, jam 12.00 malam.

Suasana malam menyelimuti sekolah dengan keheningan yang tak terduga. Cahaya bulan terpantulkan di jendela-jendela kelas yang tertutup rapat, menciptakan bayangan-bayangan samar di lorong-lorong yang sepi. Gerbang sekolah terkunci erat, menahan rasa gelap yang menyelimuti bangunan-bangunan itu.

Dahulu gemerlap dan penuh kehidupan, kini sekolah itu sunyi dan tak berpenghuni. Langkah kaki yang biasanya menari-nari di koridor-koridor kini telah redup, digantikan oleh gemerisik daun yang diusik oleh angin malam yang sejuk. Pohon-pohon yang menjulang tinggi berdiri teguh, menjaga sekolah yang kini seolah tenggelam dalam tidur panjangnya.

Pengeras suara yang biasanya memenuhi udara dengan kabar berita dan seruan kegiatan kini terdiam, menyisakan kesunyian yang menyeramkan. Lampu-lampu sorot yang biasanya menyoroti lapangan kini redup, hanya sedikit cahaya yang tersisa dari jendela rumah-rumah sekitarnya yang mampu menyoroti bagian-bagian tertentu dari bangunan sekolah yang sepi.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia, hanya suara angin yang menyapu melalui kawasan tersebut. Bangku-bangku di halaman sekolah terabaikan, terhampar tanpa seorang siswa pun yang duduk di atasnya.

Di tengah malam yang sunyi dan menyeramkan, suasana yang tidak biasa ini memberi kesan bahwa sekolah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan kini tenggelam dalam kesunyian yang tak terganggu. Sesuatu yang misterius dan menegangkan melayang di udara, seolah ada rahasia yang terpendam dalam kegelapan malam di sekolah yang ditinggalkan itu.

Saat suasana sunyi tengah mengendap di sekitar sekolah yang terbungkus oleh keheningan, tiba-tiba, keheningan itu terganggu oleh kedatangan sebuah mobil Jeep yang meluncur ke halaman luar, berhenti tepat di depan gerbang utama sekolah. Kendaraan itu membawa enam sosok asing yang mengenakan seragam khusus militer serba hitam, menampilkan persenjataan canggih dan tingkat kesiapan tempur yang terlatih.

Mereka adalah para tentara elit khusus dari organisasi paramiliter swasta Eagle Shadow Region, dengan kode Harimau sebagai nama tim mereka. Terdiri dari Rudi, Anwar, Joko, Surya, Bambang, dan Ardi. Tim ini bukanlah tim sembarangan. Mereka yang masuk ke dalam tim Harimau merupakan mantan tentara elit KOPASSUS yang sudah terlatih selama bertahun-tahun, sepak terjang mereka sudah tak perlu diragukan lagi. Namun karena alasan tertentu, mereka berenam memilih berhenti dan pensiun dari KOPASSUS setelah berhasil menuntaskan misi mereka di wilayah Timur Tengah. 

Dengan satu seruan dari sang kapten, mereka bergegas turun dari dalam Jeep lalu bergerak secara senyap dan cepat mendekati pintu gerbang, membuat sebuah formasi yang membagi tim menjadi dua posisi, tiga orang di sisi kiri pintu dan tiga lainnya di sisi kanan. Mereka kini menunggu perintah lanjutan dari sang kapten untuk mulai mengambil tindakan berikutnya.

Rudi, sang kapten, bersuara dengan tegas dan mantap, "Misi kita adalah menyelamatkan Profesor Gunawan dan Profesor Yoga tanpa cela, tanpa suara, dan tanpa luka." penuh keyakinan dan optimis bahwa misi kali ini akan berjalan dengan lancar dan memperoleh keberhasilan.

"Dimengerti!" jawab para anggota dengan serentak. Setiap anggota membenamkan diri dalam misi ini, memahami tanggung jawab besar yang tengah mereka emban.

Kemudian, Rudi memerintahkan aktivasi Night Vision. Dalam sekejap, pandangan gelap mereka berubah menjadi panorama cahaya yang terfokus, memberikan gambaran yang lebih jelas dari area gelap di sekitar mereka.

Setelah persiapan selesai, Rudi memberi isyarat kepada Anwar untuk meretas sistem sensor dan kamera gerbang utama. Dalam sekejap, seluruh gedung tenggelam dalam kegelapan. Dengan gerakan cepat dan tanpa suara, mereka memasuki halaman sekolah.

Dengan gerakan yang terkoordinasi, mereka menyebar ke dalam, mengikuti instruksi yang telah disepakati. Rudi mengarahkan Anwar ke lobi utama melalui jalur utama, sementara Joko dan Bambang memilih masuk dari sisi kanan. Di sisi lain, Surya dan Ardi masuk melalui sisi kiri.