19. Busan?

1.9K 319 78
                                    

.
.
.
Yow guys~ I'm back!
.
.
.

"This kind of live always needs money right? And then money can change us to a different person."

"Kau tau Taehyun? Kau itu termasuk dalam kategori beruntung karena Junnie hyung membiarkanmu keluar dari dalam mansion dengan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tau Taehyun? Kau itu termasuk dalam kategori beruntung karena Junnie hyung membiarkanmu keluar dari dalam mansion dengan selamat."

Taehyun melirik sekilas pada pria tinggi yang berjalan beriringan dengannya. Terlihat senyum tipis terpatri pada sudut bibir Soobin dengan pandangannya yang lurus tak terbaca.

"Maksudmu?"

"Mati."

Satu kata, singkat dan sangat jelas untuk Taehyun pahami. Soobin sendiri mengucapkan itu dengan santai seolah sudah terbiasa dengan hal keji yang biasa kakaknya lakukan.

"Itu artinya.." Taehyun menghentikan kalimatnya. Bibirnya sedikit bergetar dengan rasa sakit yang perlahan menguar di dalam tubuhnya.

"Benar. Kau bukan yang pertama dan ini sudah kesekian kalinya. Tapi anehnya kau tidak bernasib sama dengan pria manis ataupun perempuan yang berani menghadap pada Yeonjun hyung untuk mengatakan tentang keha-- EH!?"

Soobin terkejut bukan main saat menoleh ke samping kirinya dia malah menemukan tubuh bergetar Taehyun. Air mata juga sudah sukses membasahi wajah lembab pria mungil di sampingnya.

Netranya melirik ke sekitarnya yang berhasil membuat Soobin tersenyum kikuk karena ditatap oleh beberapa orang yang berada tak jauh dari keduanya.

"Jangan menangis, kau membuat orang-orang berpikir kalau aku baru saja berbuat jahat padamu." pinta Soobin dengan kedua tangannya yang kini terulur untuk menggenggam bahu Taehyun, membuat mereka saling berhadapan.

Helaan nafas berat Soobin hembuskan saat melihat bagaimana sembabnya wajah Taehyun karena terlalu banyak menangis. Dengan inisiatifnya sendiri, Soobin segera membawa Taehyun ke dalam pelukannya. Tangan kirinya juga sudah berpindah untuk mengelus lembut surai milik si manis yang masih sesegukan.

"Ssttt...jangan menangis lagi ya? Aku ada disini." Soobin terus mengulang kalimatnya sampai Taehyun berangsur tenang.

Begitu suara isakan Taehyun tidak terdengar lagi, Soobin beniat untuk melepaskan pelukan mereka. Tapi begitu tangannya berpindah pada bahu Taehyun, Soobin bisa merasakan kalau cengkraman pada kemeja di punggungnya mengerat.

"A-aku malu." cicit Taehyun berhasil menghilangkan kerutan pada kening Soobin lalu mengundang tawa dari yang lebih tinggi.

"Jadi? Kau mau berjalan sambil aku peluk begini?" Soobin berujar sambil sedikit menggiring tubuhnya dan Taehyun ke depan.

CRIMINAL PRINCE🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang