32. Park Jisung, side

1.2K 209 46
                                    

.
.
.
Up!
Huhu hari ini up dua buku~
.
.
.

"Can you get the point, guys?"

note ;; pada udah mampir ke paper heart belum?

Bersenandung kecil, Taehyun tengah sibuk merapikan beberapa pakaian yang Jisung belikan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersenandung kecil, Taehyun tengah sibuk merapikan beberapa pakaian yang Jisung belikan untuknya. Melipat setiap potongan kain mahal itu kemudian menyimpannya ke dalam lemari besar yang ada di dalam kamar yang sudah dua hari ini menjadi miliknya.

Mansion Jisung ini terbilang sangat luas. Hampir sama dengan mansion megah milik Choi Yeonjun. Bedanya jika pada mansion bernuansa modern itu penuh dengan cerita kelam dibaliknya, mansion klasik Jisung sangat berbanding terbalik.

Disini tenang, hanya ada dirinya, Jisung, beberapa maid juga beberapa body guard yang selalu berjaga disekitaran area mansion.

Tidak ada yang aneh disini. Tidak ada juga bau anyir darah ataupun kotak berisi obat terlarang yang sangat memuakkan.

Taehyun akan menganggap kalau ini semua adalah awal baru baginya. Dan pada akhirnya hanya Jisung yang bersedia menerimanya. Sama seperti saat pertama bertemu dulu.

Tok...tok...tok...

Lamunan Taehyun buyar begitu saja saat mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya. Menutup lemari pakaiannya, Taehyun langsung bergegas untuk membukakan pintu.

"Eoh? Kau sudah pulang?" Taehyun bertanya sembari tersenyum manis begitu mendapati afeksi Jisung di depannya.

"Aku merindukan mu, boo."

Taehyun terkekeh pelan mendengar ucapan Jisung tadi. Yang lebih tinggi juga segera membawa tubuh mungilnya untuk di dekap dengan erat. Rasanya selalu sama. Taehyun selalu merasa nyaman saat berada di dalam pelukan sahabatnya.

"Cringe sekali sih? Sejak kapan seorang Park Jisung jadi kekanakan begini?"

Walaupun Taehyun bertanya dengan nada mengejek begitu, dirinya tetap saja membalas pelukan Jisung tak kalah eratnya.

"Masa bodo kau mau bicara apa, yang terpenting aku memang rindu."

"Iya-iya, tapi lepaskan dulu. Kau belum mandi kan? Sana mandi dulu terus kita makan siang!"

Taehyun mendorong-dorong kecil lengan Jisung mencoba melepaskan pelukan mereka. Si empunya yang didorong awalnya ingin kekeuh untuk tetap pada posisinya, tapi mendengar omelan yang mulai keluar dari belah bibir Taehyun membuat Jisung mengurungkan semua niatnya.

"Ck! Sudah jangan mengomel begitu! Aku akan mandi sekarang!" seru Jisung kemudian langsung berlalu dari hadapan Taehyun dengan kedua tangan yang menutup telinganya.

Tingkah Jisung tadi tentunya berhasil membuat tawa Taehyun pecah. Rasanya sangat puas saat dirinya berhasil mengomeli Jisung yang pada akhirnya pria itu akan selalu mengalah.

"Kalau begitu, aku akan buat makan siang saja."

Dan pada detik selanjutnya, Taehyun segera melangkahkan kedua tungkai jenjangnya menuruni anak tangga. Kedua doe indahnya sempat mengedar melihat sekeliling mansion yang terlihat sunyi.

Ah iya, Taehyun bahkan hampir lupa kalau ini hari minggu dimana artinya seluruh maid yang biasanya bertugas tengah libur sekarang. Libur bukan berarti sepenuhnya, maid akan tetap berada di rumah depan yang Jisung sediakan dan harus selalu siap kalau nantinya memang diperlukan.

"Apa yang bisa aku masak hanya dengan ini semua?"

Taehyun berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membuat gimbab mengingat bahan yang ada di dalam kulkas hanya ada nori, telur dan sayuran.

Karena terlalu fokus dengan masakannya, Taehyun tanpa sadar sedikit mempoutkan bibirnya. Si manis juga tidak menyadari kehadiran Jisung yang berdiri tak jauh darinya dengan senyuman tipis terukir pada wajah tampannya.

"Kalau saja kau tidak pernah merebut Taehyun dari ku, maka aku tidak akan pernah mengusik mu lagi Choi Yeonjun."

"Sedang apa manis?"

Taehyun sedikit terperanjat ke belakang saat Jisung tiba-tiba saja berdiri di sampingnya. Kalau saja Taehyun memiliki reflek yang buruk, sudah bisa dipastikan pisau dapur yang digenggamnya kini berada di depan wajah tampan sahabatnya itu.

"Kenapa senang sekali muncul tiba-tiba begitu huh? Kalau jantung ku pindah bagaimana? Atau yang lebih parahnya tadi aku bisa saja melukai mu, Jii!?"

"Okay, here we go again." kekeh Jisung yang memilih mengabaikan omelan Taehyun.

Mendapat respon menyebalkan begitu, Taehyun segera mendekat ke arah Jisung, menarik kerah kemeja yang dikenakan sahabat tampannya itu sembari memberikan tatapan tajamnya.

Tapi sayangnya itu semua malah terlihat lucu bagi Jisung.

"Apa!? Kenapa wajah mu itu tidak ada takut-takutnya sih!? Aku sedang marah, Jiii!!!" geram Taehyun dengan bibirnya yang kembali dipoutkan.

"Kau marah----"

Cup!

"Tapi itu tidak terlihat seram sama sekali. Kau malah terlihat menggemaskan, boo."

Jisung terkekeh pelan karena Taehyun hanya diam mematung. Semburat merah juga mulai terlihat samar pada kedua pipi si manis.

"Terserah! Aku marah pada mu! Jangan mengajak ku bicara sampai lima belas menit ke depan!"

Lagi-lagi Jisung hanya dibuat terkekeh karena tingkah gemas sahabat mungilnya itu. Taehyun sendiri sudah kembali ke tempatnya untuk melanjutkan aktivitas memasaknya sekaligus menyembunyikan wajahnya yang semakin memerah malu.

Heol! Ini pertama kalinya Jisung menciumnya, eum....lebih tepatnya hanya mengecup bibirnya singkat tadi.

"Duduk diam dengan tenang sampai aku selesai memasak! Kau dengar, Ji!?" pinta Taehyun masih dalam mode marahnya.

"Tadi katanya tidak mau diajak bicara, kenapa sekarang malah mengatur ku?"

Taehyun total bungkam. Jisung sendiri sudah mendudukkan dirinya sesuai perintah Taehyun tadi lengkap dengan tawa khas miliknya. Rasanya sangat senang saat dirinya bisa kembali menggoda sahabat mungil menggemaskannya ini.

"Aku memang menginginkan tubuh mu. Tapi bukan hanya tubuh mu. Aku mau semuanya. Aku mau kau seutuhnya menjadi milik ku."

"Aku hanya bercanda, boo. Baiklah aku akan menunggu masakan yang dibuat penuh cinta oleh calon istri ku." ujar Jisung yang malah semakin menggoda Taehyun.

"Apasih!?"

"Lagi pula kita memang mirip seperti pasangan pengantin baru bukan?"

"DIAM PARK JISUNG!"

Dan selanjutnya acara sarapan keduanya ditemani dengan gombalan cringe Jisung juga rona merah yang setia menghiasi pipi Taehyun.

"Apapun itu, kau hanya akan menjadi milik ku, Kang Taehyun. You're only mine. Tidak akan aku biarkan kau kembali jatuh ke tangan Choi Sialan Yeonjun sama seperti Terry sebelumnya."

--- To Be Continue ---

Yoooo~ ada yang udah get the point? Kalau belum mohon bersabar wkwk.

Kali ini aman buat kalian yang udah kena penyakit tekanan darah tinggi 👀

Intinya jangan lupa buat vote & comment. Mau kasi kritik or saran juga boleh.

Mau kasi aku inspirasi buat work baru juga sok aja atuh, dm aing langsung aja yak. wkwk.

So guys, see u in next part!

Salam YEONTAE!

CRIMINAL PRINCE🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang