. . . Fast up! Kalau misalnya kalian merasa ada yang kurang bisa langsung kasi kritik or saran okay? . . .
"Everyone can have a second chance, right?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yeonjun-ah!"
Suara itu? Yeonjun langsung membalikkan tubuhnya begitu mendengar seruan seseorang yang memanggil namanya. Senyum miliknya mengembang penuh dengan air mata yang masih mengalir.
Tak jauh di depannya, Taehyun sedang berdiri sambil melambai riang ke arahnya. Yeonjun bangkit, berlari kecil lalu menerjang tubuh yang jauh lebih mungil darinya itu untuk di dekap dengan erat.
Tidak ada lagi bibir yang pucat. Tidak ada lagi wajah sendu yang sembab.
Taehyun-nya sudah kembali, dan Yeonjun pun kembali bangkit dari rasa bersalahnya.
"Aku senang kau baik-baik saja, sayang." bisiknya pelan dengan jemarinya yang tak henti-hentinya memainkan surai milik si manis.
Tidak ada jawaban, hanya kekehan kecil teredam yang bisa tertangkap oleh pendengarannya. Cukup lama mereka dalam posisi saling mendekap satu sama lain. Yeonjun juga menumpukan dagunya pada puncak kepala Taehyun, membuat keduanya semakin enggan untuk melepaskan dekapannya.
"Junnie."
Kening Yeonjun mengerut bingung, namun senyum tipis tetap terukir saat mendengar panggilan Taehyun. Itu nama kecilnya. Ada kesan menghangat yang hatinya rasakan saat nama itu keluar dari bibir plum kesukaannya.
"Ya sayang? Apa ada yang sakit lagi?"
Taehyun menggeleng dan Yeonjun juga bisa merasakan kalau pelukan si manis semakin mengerat memeluk tubuhnya.
"Junnie suka kalau aku peluk begini?"
Lagi-lagi Yeonjun dibuat bingung dengan pertanyaan yang Taehyun lontarkan. Tapi tentunya Yeonjun tetap menjawab setiap pertanyaan yang Taehyun ajukan padanya.
"Tentu."
"Lalu, apa Junnie suka kalau aku tetap berada di sisi Junnie?"
"Tentu. Tapi itu terlalu berbahaya."
"Itu artinya Junnie mau aku pergi dari hidup Junnie kan?"
"Tidak juga. Hanya menjaga jarak, mungkin."
"Tapi Junnie membunuh aegi karena ingin membuatnya pergi jauh bukan? Kenapa tidak ikut membunuh ku juga?"
Netra kelam Yeonjun sedikit membesar, tidak percaya kalau pertanyaan tadi akan meluncur keluar dari bibir Taehyun.
Sedikit melonggarkan pelukannya, Yeonjun membuat sedikit jarak diantara keduanya kemudian menangkup kedua pipi Taehyun.
"Kau lapar? Kita pergi makan sekarang ya? Kau perlu banyak makan agar tenaga mu kembali." ujar Yeonjun mencoba mengalihkan pembicaraan.