"Sometimes some people thinks dead is the best option."
Note ; hayo mampir ke ytb aku wkwk.
BUGH!
BUGH!
.
"BAJINGAN! APA YANG KAU LAKUKAN HUH!?"
Taehyun memejamkan kedua matanya saat Hueningkai menghadiahi Yeonjun beberapa pukulan yang berhasil membuat sang kriminal jatuh tersungkur menyentuh lantai dengan cukup keras.
Soobin yang melihat hal itu tentunya mencoba menjauhkan Hueningkai yang masih berniat melayangkan pukulannya pada Yeonjun. Tentunya sang criminal prince tidak terima dengan apa yang Hueningkai lakukan.
Yeonjun bangkit dari tersungkurnya dengan kilat amarah yang tercetak jelas pada kedua netra kelamnya.
"APA YANG AKU LAKUKAN ITU BUKAN U--" seruan Yeonjun terhenti saat kedua netranya menangkap sosok manis yang berdiri di balik tubuh Soobin dan Hueningkai.
Kedua netra itu bertemu, menatap manik satu sama lain dengan artian yang berbeda. Yeonjun tidak pernah menyangka kalau Taehyun-nya ada disini. Dan pada detik ini juga Yeonjun tau alasan dari marahnya Hueningkai tadi.
"Tae--" kedu belah bibir Yeonjun kembali mengatup saat Taehyun yang berdiri tak jauh didepannya menggeleng pelan dengan kedua doenya yang sudah berkaca-kaca.
"Sstt....jangan sebut nama ku." pinta Taehyun tanpa bersuara.
Kecewa?
Jawabannya sangat kecewa.
Melihat bagaimana ekspresi wajah sang kakak yang menikmati permainan sang dominan. Juga bagaimana liarnya Yeonjun mengecupi tubuh telanjang kakaknya sudah sangat cukup sebagai alasan untuk menjelaskan bagaimana hancurnya perasaan Taehyun saat ini.
Alasan utamanya untuk pergi jauh ke Canada adalah Beomgyu. Alasannya menjauh dari keluarga angkatnya adalah Yeonjun.
Tapi lagi-lagi takdir malah mempermainkan dirinya. Membuatnya tersadar kembali pada kenyataan kalau kehadirannya itu tetap sama seperti pertama kali dunia menyambutnya.
Tidak berarti. Tidak diharapkan.
Anggap saja ini memang kebodohannya. Maka dengan itu Taehyun tetap mengukir senyum terbaiknya ke arah Yeonjun sebelum berlalu setelah berpesan 'aku baik-baik saja' yang tentunya masih dengan tak bersuara sedikit pun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bodoh! Kau yang bodoh Kang Taehyun!"
Umpatan demi umpatan terus keluar dari belah bibirnya seiring dengan kaki jenjangnya yang melangkah tanpa arah. Memangnya kemana dia bisa singgah untuk dijadikan tempat tinggalnya?
"Apa bagusnya dirimu sampai kau berharap banyak padanya?" gumamnya dengan suara yang semakin mengecil.
Sekeras apapun dirinya mencoba menahan, kedua netra beningnya tetap saja menumpahkan air matanya. Sesak yang mengganjal membuatnya semakin sakit, memaksanya untuk kembali terjun dalam lubang kematian yang dia gali sendiri.
Mati?
Kenapa dirinya tidak pernah terpikir tentang hal ini sebelumnya?
Dengan senyuman tipis yang kembali mengembang, Taehyun semakin mempercepat langkahnya saat pandangannya bertemu dengan area taman yang tak jauh di depannya. Bahkan kedua tungkai jenjang itu sedikit berlarian kecil.
"Kalau eomma saja tidak bisa menerima kehadiran ku, tentunya tidak akan ada lagi yang mau menerima ku bukan?"
Pertanyaan lirih itu terlontar begitu saja dengan netra beningnya yang menatap pantulan dirinya pada air danau di bawahnya. Jemarinya meremat kuat pembatas jembatan kayu seiring dengan sesak yang kembali menjalar.
Tidak ada tangisan, apalagi air mata. Taehyun lelah. Bahkan untuk menangisi takdirnya rasanya sudah tidak berguna lagi. Toh takdirnya tidak akan langsung berubah menjadi baik bukan?
"Sekuat apapun aku mencoba untuk bertahan, nyatanya takdir akan kembali mendesak ku untuk segera mengakhiri semuanya." sambungnya dengan sedikit kekehan di akhir kalimatnya.
Kedua netra doe bening itu perlahan tertutup merasakan hembusan angin senja yang menerpanya. Area taman ini terbilang sepi, jadi hanya suara angin senja yang menemaninya.
"Aku siap untuk kembali, kalau memang itu yang terbaik."
Memanjat pembatas jembatan, Taehyun sudah benar-benar siap untuk membuang tubuhnya ke dalam danau yang terbilang cukup dalam itu. Hidup atau mati tetap sama saja pikirnya.
Tapi belum sampai kakinya melangkah melewati pembatas yang dipijaknya, tubuh Taehyun sudah lebih dulu tertarik kembali ke belakang karena seseorang menarik lengannya dengan cukup keras.
"Kau gila huh!?"
Suara yang membentaknya ini, Taehyun sangat mengenalinya. Dekapan erat yang merengkuh tubuhnya membuat rasa sesak semakin menjalar ke setiap bagian tubuhnya. Belum lagi rasa bersalah yang sekarang kembali timbul.
"J-ji, maaf." dua kata yang berhasil keluar dari bibir bergetarnya berhasil membuat dekapan yang merengkuhnya semakin erat.
Menggeleng pelan, Jisung mengusapkan dagunya pada puncak kepala Taehyun. "Aku yang harusnya minta maaf, Hyunie. Aku terlalu kasar tadi. Maafkan aku."
Dan pada detik selanjutnya, suara isakan langsung menyapa pendengaran Jisung. Tubuh mungil yang berada di dekapannya juga bergetar hebat.
"Sstt...jangan menangis. Kau tau aku benci melihatmu menangis bukan?" bujuk Jisung sembari mengelus lembut punggung sempit si manis.
Cukup lama keduanya tetap dalam posisi saling mendekap erat tubuh satu sama lain. Jisung juga dengan setianya mengusap lembut punggung Taehyun sampai suara isakan lirih si manis tidak terdengar lagi.
"Mau ikut denganku? Kau bisa berbagi semuanya dengan ku nanti kalau kau mau, boo." melonggarkan sedikit pelukannya, Jisung berujar sembari menghapus jejak air mata yang masih membasahi wajah Taehyun.
"J-ji not m-mad at me?"
"Marah? Aku bahkan akan lebih marah lagi kalau kau tidak mau ikut dengan ku lalu kembali bertingkah bodoh."
Senyuman manis terukir pada wajah tampannya saat mendengar kekehan pelan keluar dari bibir Taehyun yang kini tengah tersenyum tipis karena tingkahnya yang mencubiti pipi yang lebih pendek.
"Itu artinya kau tidak menerima penolakan bukan? Jadi aku akan ikut dengan mu."
Saling mengaitkan lengan, keduanya berjalan beriringan dengan Jisung yang sesekali melontarkan jokes ringan yang berhasil membuat kurva manis kembali terukir pada wajah manis Taehyun.
"See? Kau akan selalu kalah dari ku, Choi Yeonjun."
--- To Be Continue ---
Sesuai janji aku up malam ini~ Jangan lupa buat tinggalin jejak kalian.
Jujur aku tu seneng banget baca komen kalian di setiap book ini update 😄
Sekali lagi thanks buat semuanya yang udah sempetin buat mampir.