Part [23]

2.4K 152 16
                                        


"Kamu bicara apa Li,jangan pernah ngerasa bersalah aku enggak apa-apa?" Balas Prilly mengusap wajah Ali yang sedang cemas.

"Cepat sembuh ya,kita berkumpul lagi sama keluarga kita!" Sahut Ali mengalihkan pembicaraan.

"Iya."

***

"Om ngapain sih,ngikutin saya terus,saya kan mau jenguk kak Prilly ke rumah sakit. kenapa om selalu ngikutin saya sampai lubang semut pun selalu aja, ada om!" Tegur Zahira agak judes.

"Mungkin kita berjodoh?" Celetuk Fariz tanpa rasa bersalah.

"Ini mah bukan jodoh tapi pemaksaan!" Ungkap Zahira mulai kehilangan kesabaran.

"Sudah ngomongnya tumben diem dari lembut jadi banyak ngomong tanpa di saring!" Goda fariz dan melupakan nasehat Ali agar tidak menggoda perempuan.

"Ish,om nyeselin lama-lama,bikin saya makin gak betah tinggal di rumah Aa Ali,lebih baik saya pulang kampung aja?" Ketus Zahira berkaca-kaca dan berlari mencari ruangan Prilly karna mereka sudah ada di rumah sakit.

"Ya salam,apa gue salah cara ngedeketin perempuan.terngata ribet buat pedekate sama perempuan." Batin Fariz.

Sekarang Prilly mulai pulih dan siap untuk pulang Zahira pun membantunya membereskan pakaian milik Prilly ke dalam tas.

Hari sudah malam,Ali Prilly sedang di dalam kamar setelah pulang dari rumah sakit dari siang,entah sedang apa pasutri itu tidak keluar sampai malam hari.

"Zahira kamu bisa panggilkan Prilly dan Ali untuk makan malam?" Titah Adelia pada Zahira.

"Bisa Tante,kalau gitu saya ke atas dulu?" Pamit Zahira.

"Iya sayang," Balas Adelia Tersenyum.

Zahira sudah di depan pintu kamar Alpril dan mengetuk pintu berulang kali belum ada sapaan balik.

"Kak Prilly, Aa Ali?" Panggil Zahira sambil mengetuk pintu lagi.

Clek,pintu terbuka menampakan Ali memakai baju Koko putih dan rambut basah.

"Aa kenapa keramas rambut malam-malam gini,enggak baik buat kesehatan nanti sakit kepala,emangnya gak ada waktu buat keramas besok pagi?" Tanya Zahira karna penampilan rambut basah dan pakaian rapih.

"Eh, eng-enggak Apa-apa,ra. Ada apa?" Tanya Ali sedikit gugup dan mengalihkan pembicaraan.

"Oh, itu Tante Adel ngajak Aa sama kak Prilly untuk makan malam?" Ujar Zahira.

"Yaudah nanti kami nyusul ya!"

"Iya Aa." Balas Zahira pamit untuk kebawah duluan.

Alpril langsung menuruni anak tangga dan ikut duduk bersama yang lain.

Makan malam dengan suara hening hingga sampai selesai tiba-tiba Harry memberikan telepon untuk Ali dari orangtuanya.

"Hallo, Assalamualaikum. umi?"

"Waalaikumsalam,nak. umi senang kamu masih hidup setelah ayah mertuamu menceritakan semuanya,jaga diri baik-baik ya,umi sama Abi belum bisa kembali kesana,karna harus menemani Abi disini!"jelas Hanna.

"Tidak apa-apa,umi.kalian juga jaga kesehatan disana ya,titip salam sama Abi,Lisa dan reno juga keponakan Ali, Tia. semoga kalian baik-baik disana?" Kata Ali Tersenyum simpul.

"Aamiin,iya nak, nanti umi sampaikan pada Abi dan adikmu,semoga cepat di kasih momongan untuk kalian,menjadi calon orangtua baik dan tanggung jawab terhadap anak,umi bicara seperti itu karna buat kebaikan kalian agar lebih kuat lagi dalam menempuh rumah tangga,sebuah keluarga tidak harus bahagia terus ada saatnya masalah datang dan rintangan menguji kehidupan setiap berpasangan."

Ustadz Itu Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang