Part [31]

1.3K 111 16
                                    


Ali POV

Sejak Bian main bersama Fariz beberapa hari yang lalu, membuat anak itu tenang dan gak pernah bertanya lagi tentang istriku,entah apa yang di bicarakan Fariz,aku tidak tau,biar terlihat ceria dan tidak murung lagi,aku ayahnya harus melihat bian dari jarak jauh agar apa yang di lakukan putraku.

Maaf aba nak,sudah belajar dewasa sejak dini,aba akan selalu berdoa semoga kita cepat ketemu Uma." Batinku tersenyum tipis.

Aku kaget mendapat telepon dari rumah sakit, karna ada seorang pasien ingin di kasih arahan agar tidak melakukan hal aneh-aneh,aku pun berniat agar bisa membantunya.

[Wa'alaikumusallam,ada apa dok,]

{............}

[Memangnya dia kenapa]

{...........}

[In Sya Allah,kalau gitu saya boleh membawa,putra saya]

{...........}

[Terima kasih]

{............}

[Iya, wa'alaikumusallam..] Ali langsung mengakhiri pembicaraan,bian heran ayahnya langsung terdiam saat menerima telepon.

"Aba kenapa?" Tanya Bian.

"Gapapa nak,ayo kita ke rumah sakit!" Ajak Ali.

"Bantu orang lagi aba?" Tanya Bian karna sudah mengetahui rencana ayahnya.

"Gak mau,bian nunggu di rumah aja,soalnya kalau nunggu disana lama,bian suka di cuekin sama aba!" Jelas Bian cemberut.

"Bian?"

"Aba pergi sendiri aja,bian mau mandiri biarkan bian sama Mbak Rika di rumah,bian gak mau ke rumah sakit lagi," teriak bian tiba-tiba menangis.

"Nak kamu kenapa?" Tanya Ali panik.

"Jelasin ke aba kamu kenapa nak?" Ulang Ali melihat putranya menangis.

"Kata aba bilang,terus berdoa sama Allah buat umma kembali tapi semuanya bohong,Aba bohong umma gak bakal kembali kesini kan,Abba pembohong, hiks...hiks...hiks..!" Histeris bian sesenggukan.

"Kamu harus sabar nak,Allah pasti cari jalan keluar,agar umma kembali!" Jelas Ali.

"Abba cuma bilang sabar,Bian iri sama teman di luar punya ibu,bian juga ingin di sayang ibu,Abba,bian ingin ibu!" Teriak Bian lagi.

"Iya nak,Abba tau." Lirih Ali,mendekap tubuh mungil putranya.

"Bian cape sabar Abba,bian ingin ketemu umma?" Isak bian.

"Istighfar nak." Lirih Ali mengecup kening putranya mulai reda dari tangisannya.

Beberapa saat telah hening Ali pun melihat ke arah bian tertidur di pangkuannya,ia tersenyum tipis, Ali membawa bian ke kamar dan menidurkannya.

"Mbak saya keluar dulu ya,titip bian jangan di tinggalin sendiri,karna saya!" Ucapan Ali terhenti,ia trauma meninggalkan bian pada asisten rumah tangga.

"In Sya Allah tuan,saya akan menjaga amanah tuan,tuan percaya kan saya disini sudah dua tahun dan menjaga den bian,jadi in sya Allah,saya akan menjaga malaikat kecil tuan!" Jelas Rika merasa iba pada tuannya terlihat diam.

"Terima kasih,kalau gitu saya pergi dulu, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam,tuan."

"Semoga tuan cepat ketemu istrinya."batin Rika tersenyum tipis.

Ustadz Itu Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang