"Kenapa diam?" Tanya fariz.
"Wa-walaikumsalam," jawab Zahira gugup.
"Gimana kabarmu?"
"Ba-baik."
"Syukur kalau gitu,"
Keduanya terdiam tanpa ada ucapan lagi dan merasa susah mengungkapkan kata hati mereka.
Tak terasa jam sudah menunjukan sembilan malam,dari tadi dirinya bersama Prilly menemani Zahira bicara pada Fariz tapi sama sekali. Tidak ada obrolan lagi bukan bermaksud menguping pembicaraan mereka,hanya menjaganya bukan mahram Walaupun lewat laptop.
Hallo,sayang...!"
Tiba-tiba laptop milik Fariz gelap setelah mendengar suara wanita memanggilnya dengan panggilan sayang membuat Zahira tidak salah dengar,hanya terdengar suara wanita itu lalu mati layar dihadapannya.
"Apa suara wanita itu calon tunangan mas Fariz." Batin Zahira menatap nanar laptop yang sudah tidak menyala.
"Ra,kok diam?" Tanya Ali menatap gadis itu sekilas,lalu menarik laptop terlihat layarnya mati.
"Ma-maaf,Ira lupa, tiba-tiba laptopnya mati,kalau gitu Ira duluan ya,permisi?" Zahira langsung beranjak dari sofa, Ali hanya mengangguk, terdengar suara handphone seperti ada pesan masuk.
Li sorry,gue matiin gak sempat pamit sama Zahira,soalnya tiba-tiba ada yang datang minta di antar ke butik,sorry ya Li,sekali lagi i m sorry.
[Iya,enggak apa-apa.semoga lancar disana ya?]
Aamiin, thanks bro.
Ali langsung mematikan handphone dan menutup laptop lalu melihat ke arah istrinya sudah tertidur.
Pria itu menggedong istrinya bridal style ke arah kamar mereka.
"Selamat tidur ya,sayang." Gumam Ali mengecup kening istrinya setelah menutupi tubuh Prilly dengan selimut.
***
Pukul 05:00 pagi
Prilly sudah bangun dan selesai solat subuh,Ali yang melihat istrinya terkantuk-kantuk merasa kasian karna hari Minggu, ingin jalan santai diluar atau lari pagi.
"Sayang kalau kamu ngantuk,enggak usah jalan pagi ya,lain kali aja!" Ujar Ali.
"Enggak mau pokoknya harus jalan,kalau enggak mau nemenin aku biarin sama Zahira aja?" Rengek Prilly memalingkan muka.
Padahal Prilly sudah siap-siap pakai sepatu dan pakaian gamis lebarnya,Ali hanya khawatir istrinya bisa jatuh karna pakaian yang di pakai istrinya sampai menutupi kaki.
"Tapi.."
"Gak ada tapi-tapian, Ayo kita jalan!"
Prilly terlebih dahulu keluar kamar dan Ali langsung menyusulnya takut terjadi apa-apa pada istrinya."Zahira..." Panggil Prilly pada gadis itu yang sedang melamun.
"Eh, iy-iya kak." Jawab Zahira kaget.
"Kamu lagi ngapain?" Tanya Prilly.
"Ikut aku yuk,keluar!" Ucap Prilly diangguki Zahira tanpa bertanya lagi.
Prilly dan Zahira mulai jalan santai karna salah satu dari mereka lagi hamil siapa lagi kalau bukan Prilly,wanita itu sekali-kali lari bahkan Ali di belakang mengikutinya dan cemas.
"Sayang jangan lari,jalan aja!" Tegur Ali.
"Ini juga jalan,bi." Elak prilly.
"Bi,aku laper.disana ada bubur kesana,yuk!" Ajak Prilly mengalihkan pembicaraan.
