Part [16]

4.8K 235 21
                                        


Beberapa jam kemudian,Mereka sudah sampai puncak dan turun dari mobil terasa dingin dan adem di tempat yang sejuk tidak berdebu membuat pasutri itu sangat bahagia setelah turun dari mobil.

"Pak?" Panggil Ali pada sopirnya yang sedang menurunkan koper milik Ali Prilly.

"Iya tuan,ini kopernya mau langsung di bawa masuk aja?" Tanya sopir diangguki Oleh Ali.

"Iya pak,bawa masuk aja. bapak sekalian istirahat aja,saya mau mengajak istri saya jalan dulu sebentar!" Ucap Ali Tersenyum.

"Kalau gitu hati-hati tuan jangan lama-lama perginya!" Tukas sopir menyarankan majikannya jangan terlalu lama di luar.

"Iya pak, Assalamualaikum." Ucap Ali.

"Waalaikumsalam. tuan," jawab sopir.

***

Pemandangan sangat indah.pepohonan warna hijau dengan daun lebat,Prilly merasa senang berada di tempat dingin dan sejuk,Ali yang melihat istrinya terlihat senang ikut bahagia,dan bersyukur atas perubahan istrinya.

"Sayang? Kamu senang kita di tempat ini?" Tanya Ali sambil melingkarkan kedua tangannya di perut Prilly dan dagu ia tumpu di bahu istrinya,membuat gadis itu gugup dan bersemu.

"Al-Ali apa yang kamu lakukan seperti ini,nanti ada yang lihat. merasa tidak enak?" Gugup Prilly melihat sekeliling tidak ada siapa-siapa hanya berdua,posisi Ali memeluk Prilly dari belakang.

"Ya..memeluk istriku,Apa ada yang salah lagian kita ini suami-istri sudah sah,Apa yang kamu takut kan?" Tanya Ali melepaskan pelukan dan membalikan tubuh Prilly menghadap dirinya yang sedang menunduk karna malu.

"Lihat aku, sayang?" Ali mengangkat dagu istrinya tersenyum lembut,ia mulai mendekat dan Prilly memejamkan mata karna telah berpikir kalau Ali akan.

"Lihat ini ada daun,di kepalamu supaya gak ada ulat nempel di jilbab kamu?" Kata Ali Tersenyum simpul.

Prilly merasakan pipinya memanas dan semakin memerah karena sudah berpikiran kemana-mana,ia berusaha memalingkan muka menahan malu.

Tolong...toloong...

Alpril kaget mendengar suara minta tolong, mereka berinisiatif untuk mencari orang yang berteriak meminta tolong.

"Ali suaranya ada di sebelah sana deh?" Tanya Prilly menunjuk ke arah jalan.

"Yaudah kita kesana,yuk!" Ajak Ali diangguki Prilly.

Ali melihat dua orang sedang memegang seorang gadis sedang berusaha untuk terlepas.

"AstagfirullahAldzim,tolong lepaskan gadis itu bang!" Tegur Ali sopan,agar tidak memancing keributan.

"Jangan ikut campur urusan gue! Urus aja urusanmu!" Desis preman itu meludah.

"AstagfirullahAldzim,Bang perempuan itu di lindungi bukan untuk di sakiti,tolong lepaskan dia!" Pinta Ali lembut.

"Kurang ajar,beraninya ikut campur,mau jadi sok pahlawan loe!" Teriak preman salah satu sangat marah,dan langsung menyerang Ali,

Mereka bertarung satu lawan dua, Akhirnya dua preman itu kalah langsung kabur dari hadapan Ali, tiba-tiba gadis itu menubruk tubuh tegap Ali tanpa rasa malu.

"Terima kasih ya,mas,kalau mas gak nolongin saya gimana nasib saya,saya benar-benar takut?" Lirih gadis itu terisak,Ali berusaha melepaskan pelukan gadis itu dari pelukannya.

"AstagfirullahAldzim,mbak tolong lepaskan saya,bukan mahrom mbak memeluk saya?" Pinta Ali berusaha mendorong gadis itu dan berhasil.

"Ma-maafkan saya mas,saya terlalu takut?"

"Tidak apa-apa." Sahut Ali sambil merangkul istrinya sedang menunjukan wajah masam.

"Kenalin mas,nama saya Maya panggil Maya saja." Gadis itu mengulurkan tangannya kehadapan Ali,sedangkan Ali menangkup kedua tangannya kedada.

"Saya Ali,dan disamping saya istri saya" Jawab Ali tanpa melihat wajah kesal Maya, karena gadis itu mengira pria itu masih lajang.

"Oh"

"Kalau gitu kami permisi,saya akan kembali ke villa, Assalamualaikum?" Ucap Ali tanpa menunggu jawaban gadis itu,yang ingin mengajaknya ngobrol banyak.

"Dia sangat tampan,aku harus bisa memilikinya." Batin Maya tersenyum kecut melihat punggung Alpril mulai menjauhi dirinya dari pandangan.

***

"Sayang kamu kenapa,kok jutek gitu padahal tadi baik-baik aja?" Tanya Ali heran.

"Pikir aja sendiri," ketus Prilly mempercepat langkahnya agar sampai villa.

Mereka memasuki halaman villa dan Prilly membanting pintu sangat keras sampai pak sopir sedang duduk ikut kaget.

"Non Prilly kenapa tuan?" Tanya sopir.

"Gak tau pak,tadi dia baik-baik aja." Sahut Ali.

"Hmm,kalau boleh tau, tuan habis apa sampai non Prilly marah,apakah tuan diluar ada kendala." Ujarnya.

"Tadi habis nolongin orang,terus berantem sama dua preman,orang yang saya tolong tiba-tiba memeluk saya dan saya berusaha melepaskan perempuan itu!" Penjelasan Ali membuat sopir itu tersenyum membuat Ali semakin heran.

"Kok pak Juna senyum-senyum?" Ali bertanya balik pada supirnya.

"Tidak apa-apa tuan,mungkin Non Prilly cemburu lihat tuan di peluk wanita lain,jadi wanita memang seperti itu suka menghindar,misalkan istri kita melihat kita berdekatan yang bukan mahromnya aja bakal cemburu!"

"AstagfirullahAldzim,kalau gitu saya masuk dulu. pak Juna?"

"Silakan tuan."

Ali memilih ke dapur sebentar mengambil milk rasa coklat untuk istrinya karna disini cuacanya sangat dingin,lalu masuk ke kamar,Prilly sedang duduk di kasur dengan muka masam tidak ada senyuman sedikit pun.

"Sayang..nih aku bawain milk coklat buat kamu biar enak?" Tawar Ali menyodorkan milk itu ke arah istrinya.

"Maaf ya,bukan maksud bikin kamu kesel dan cemburu semua tidak kesengajaan,kamu lihat sendiri,dia sendiri yang memeluk aku?"

"Ih siapa yang cemburu!" Ketus prilly menggerutu.

"Kamu gak boleh cemburu berlebihan tidak baik untuk kesehatan?" Ucap Ali lembut.

"Gak usah sok-sokan peduli!" Timpal Prilly ketus.

"Yaudah aku solat ashar dulu ya,kamu mau ikutan solat gak, kita berjamaah?" Tawar Ali.

"Gak usah biar,aku sendiri." Ali mengangguk dan memasuki kamar mandi untuk mengambil air wudu, sedangkan Prilly terlihat kesal dan menatap milk coklat di meja nakas dengan sebal.

"Bukannya di bujuk ke,ini mah di tinggal,belum apa-apa gak ada perhatiannya." Batin Prilly kesal.

Lima menit Ali baru selesai solat,kembali menghampiri istrinya yang masih duduk di kasur tanpa beranjak untuk solat ashar.

"Kamu masih marah tentang cemburu atau aku gak membujukmu agar aku segera membujukmu dengan rayuan,maaf aku bukan pria romantis seperti kebanyakan pria di luar sana?"

Namun, tidak semua rasa cemburu yang dialami adalah sesuatu yang sehat. Kecemburuan bisa diakibatkan suatu ancaman yang belum tentu benar dan mungkin hanya buah pemikiran saja. ‘Cemburu tanda sayang’ tidak selamanya terkesan romantis. Terkadang rasa cemburu justru malah berujung pada keinginan memutuskan hubungan dengan pasangan untuk menghindari rasa sakit hati. Cemburu yang tidak sehat bisa muncul ketika perasaan tersebut begitu berlebihan dan mulai menimbulkan masalah di berbagai aspek kehidupan.

Prilly terdiam dengan penjelasan Ali,ia merasa kekanakan.pria itu selalu mengutamakan menghindar tanpa menyakiti hati dan pisik seseorang,kenapa dirinya tidak bersyukur memiliki suami yang taat agama dan menyempurnakan akhlak untuk dirinya sendiri.




Ustadz Itu Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang