Part [13]

4K 221 6
                                        


Ali telah kembali setelah membeli keperluan istrinya,menyodorkan kantung plastik,ia tidak tau harus membeli apa lagi selain roti Jepang karna lupa bertanya pada istrinya.

"Maaf ya,aku cuma beli ini aja, soalnya kalau aku yang beli cemilan takut kamu gak suka,kamu langsung ke arah kamar mandi wanita ya,enggak apa-apa kan ke toilet sendiri atau mau di temanin!" tawar Ali di geleng kepala oleh prilly.

"Gak usah aku sendiri aja," balas prilly.

Lima menit berlalu Prilly telah kembali dengan penampilan berbeda karna sebelum pergi dari rumah mereka membawa salin untuk jaga-jaga supaya membutuhkan apapun tidak menyulitkan orang lain.

____________________________

Hari mulai malam,mereka langsung pulang setelah Ali solat isya dan Prilly hanya menunggu karna sedang datang bulan lebih awal.

"Perut kamu masih sakit?" tanya ali,sambil menyetir mobil.

"Sedikit"

"Kita makan malam dulu di pinggir jalan,mau?" tawar Ali karna merasa lapar,tidak sanggup ke restoran karna jalan kesana akan lebih jauh lagi.

"Boleh."jawab Prilly.

Ali Langsung memarkirkan mobilnya, lalu pada keluar untuk makan di tempat nasgor.

"Bang.. nasgor dua porsi ya?" Panggil Ali pada Abang penjual nasi goreng.

"Siap mas,di tunggu ya!" Jawab Abang itu tersenyum ramah.

"Kamu suka makan disini,gak?" Tanya Ali.

"Lumayan."

"Maaf ya, sebenarnya tadi mau ngajak ke restoran,tapi jalan dari sini masih jauh,kita makan disini, kamu enggak apa-apa kan?" Ali merasa tidak enak terhadap istrinya,karna gadis itu tidak suka di tempat ramai dan debu di lewati kendaraan.

"Enggak apa-apa yang penting makanannya bersih," jawab Prilly tersenyum tipis.

"Ini mas,mbak nasgornya selamat menikmati," kata Abang itu diangguki Alpril,Ali langsung mendiamkan nasgor itu agar mengepulnya hilang dulu baru di makan,karna nasi panas tidak boleh di tiup sedangkan Prilly ingin meniup sesendok nasi ke arah mulut di cegah oleh tangan Ali.

"Kenapa Li,kok di cegah,aku kan mau makan?"

"Makanan kamu masih panas tidak boleh di tiup!"

"Kenapa?"

"Gak boleh,harus nunggu dingin dulu!"

Padahal menunggu sebentar atau tanpa meniup-niup, itu lebih sehat. Karena perlu diketahui bahwa saat meniup-niup seperti itu, sejatinya yang keluar adalah udara yang tidak bersih. Dengan alasan inilah Nabi Saw. melarangnya.

Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ النَّفْخِ فِى الشُّرْبِ. فَقَالَ رَجُلٌ الْقَذَاةُ أَرَاهَا فِى الإِنَاءِ قَالَ « أَهْرِقْهَا ». قَالَ فَإِنِّى لاَ أَرْوَى مِنْ نَفَسٍ وَاحِدٍ قَالَ « فَأَبِنِ الْقَدَحَ إِذًا عَنْ فِيكَ »
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang meniup-niup saat minum. Seseorang berkata, “Bagaimana jika ada kotoran yang aku lihat di dalam wadah air itu?” Beliau bersabda, “Tumpahkan saja.” Ia berkata, “Aku tidak dapat minum dengan satu kali tarikan nafas.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, jauhkanlah wadah air (tempat minum) itu dari mulutmu.” (HR. Tirmidzi no. 1887 dan Ahmad 3: 26. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Ustadz Itu Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang