Part [27]

2K 116 15
                                        


Prilly tersenyum kecut setelah melihat handphone Ali,ia tidak tau siapa orang di balik yang mengirim pesannya.

"Umma,ini makanannya." Ucap Ali membawa nampan untuk istrinya.

"Iya." Jawab Prilly singkat.

"Umma kenapa,coba cerita sama aba kalau ada masalah,kasih tau aba sayang?"

"Ini apa,kamu punya kenalan atau calon madu untukku!" Prilly menyerahkan handphone Ali ke arahnya,wanita itu berkata jujur,mulai terisak dan takut di duakan.

Ali melihatnya mengerut kan dahinya karna tidak mengenal no hp itu,bahkan di kontak Ali hanya keluarga,karyawan dan istrinya tidak ada no perempuan sembarangan di kontak kecuali adik perempuan satu-satunya.

"Sayang,aba enggak kenal sama no in .." ucapan Ali tergantung karna Prilly menyelanya.

"Kalau enggak kenal,dia kenal namamu." Bela Prilly terisak.

"Demi Allah,umma. Aba enggak kenal mungkin orang iseng karna nama aba kan banyak bukan aba aja!" Jelas Ali.

"Dan Aba,gak mungkin cari istri lagi,Aba udah bersyukur punya umma dan bian,jadi lupakan tentang pesan itu,Aba tidak pernah meresponnya,Aba akan pokus merawat bian dan umma!"

"Sekarang makan ya,kamu harus isi makan nasi!" Prilly mengangguk dan menerima suapan dari suaminya,teringat saat kajian seorang ibu-ibu menawarkan putrinya untuk jadi madu,mata wanita itu berkaca-kaca tanpa sadar telah meneteskan embun yang jatuh mengenai tangan Ali.

"Sayang kamu nangis?" Tanya Ali cemas.

"Eh, eng-enggak kok,bi." Sahut prilly menghapus air matanya cepat tapi Ali sudah mengetahuinya.

"Umma jangan banyak pikiran,nanti setres dan mengakibatkan suatu hal tidak di inginkan!"

"Aba sayang kan sama Umma?" Tanya Prilly tiba-tiba.

"Tentu Aba sayang umma,kenapa umma bicara seperti itu."

"Umma takut,Aba pergi mencari pengganti umma.yang lebih sempurna!"

"Tidak akan umma,insya Allah Aba janji, akan memegang janji Aba untuk umma."

"Besok pagi,umi,Abi sama Lisa dan suaminya mau kesini,jenguk kamu buat lihat bian!" Ujar Ali mengalihkan pembicaraan,agar tidak membuat istrinya banyak pikiran.

"Serius,bi?" Ali mengangguk dan menghela napas lega,ia bersyukur istrinya tidak terjadi apa-apa.

"Iya,sayangnya Aba." Prilly bersemu merah padahal sudah terbiasa,entah kenapa setelah selesai melahirkan istrinya masih malu-malu.

***

Esoknya,Prilly sedang menjemur putranya sebentar sebelum matahari terbit lebih terang dan Ali sedang pergi dari subuh belum kembali dari mesjid.

"Permisi,nyonya diluar ada tamu ingin bertemu,nyonya?" Kata mbak jeni pada majikannya.

"Yaudah,ini mbak gendong dulu bian,biar saya yang keluar!"

"Baik,nyonya." Balas mbak jeni sambil menerima bian untuk di gendong.

Prilly melangkahkan kakinya ke arah pintu utama,wanita itu tersenyum lebar melihat keluarga suaminya.

"Assalamualaikum,nak?" Kata Hana mewakili yang lainya.

"Waalaikumsalam,Umi,Abi,Lisa,Reno,ayo masuk!" Titah Prilly tersenyum canggung setelah selesai mencium tangan punggung kedua mertuanya.

"Tante Illy,kok Tia enggak di sapa?" Celetuk Tia sebal.

"Iya sayang,maafin Tante ya kamu makin cantik aja?" Gadis itu tersipu malu dan langsung menubruk tubuh Prilly sampai sebatas dada.

Ustadz Itu Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang