Prilly sangat jengah mendapat ceramah dari pria yang sudah menjadi suaminya."Yaudah gue kesana!"ketus Prilly,gadis itu melewati Ali yang mematung karna kepala istrinya belum di tutupi oleh jilbab.
Semuanya menatap ke arah Prilly tanpa menyapa orang yang sedang melihatnya, Prilly yang tau itu hanya cuek tanpa memperdulikan keluarga suami yang tak di inginkan.
"Kenapa menatapku seperti itu,bukannya kalian menyuruh putra kalian untuk makan siang?" Prilly bertanya karna bosen di tatap oleh mereka.
"Oma,kenapa Tante itu gak pake jilbab?" Gadis kecil itu keponakan Ali yang berusia enam tahun,sedang bertanya tentang istri omnya tidak memakai penutup kepala.
"Tidak apa-apa,nak lebih baik habiskan makanan milikmu!"ujar sang Oma lembut.
"Maaf,baiklah Oma," gadis kecil itu menurut dan melanjutkan makan lagi tanpa suara.
"Ini tia cucu umi,Anak Lisa dari adiknya Ali,karna Ali menunda pernikahan jadi dilangkahi oleh adiknya Lisa,wanita bernama Lisa itu tersenyum hangat pada kakak iparnya.
"Hallo, kakak ipar semoga kita bisa jadi teman baik dan istri Sholehah untuk kakakku bang Ali?" Lisa memperkenalkan diri tanpa di minta,karna wanita itu tidak ikut saat ijab kabul kakaknya.
"Dan ini suamiku Mas Reno serta bayi dalam kandungan ku baru usia tiga bulan calon adiknya tia."tutur Lisa tersenyum haru.
"Iya." Prilly merasa bingung untuk menjawab hanya seadanya karna tidak bisa mengeluarkan banyak kata dari mulutnya yang terlalu pedas.
"Semoga kamu cepat di kasih momongan ya?dan bang Ali juga sayang banget sama keponakannya, gimana kalau sama anak sendiri darah daging bang Ali pasti lebih menyayanginya?" Lisa buka suara lagi memuji abangnya yang selalu posesif terhadap tia agar tidak ada lecet sedikitpun.
Uhuk...uhuk
Prilly tersedak mendengar perkataan Lisa yang mendoakan cepat memiliki bayi, padahal tidak kepikiran sampai situ.
"Ogah gue punya anak dari laki-laki sok Alim."batin Prilly, menahan amarah agar tidak membentak di depan keluarga Ali.
"Lisa jangan di ajak bicara terus,kakak iparmu jadi tersedak kan!"Hana sang ibu menegur putrinya.
"Maaf umi."Jawab Lisa tersenyum simpul.
"Maafkan Lisa ya nak,Kalian tidak perlu buru-buru memiliki anak silahkan untuk perkenalkan dulu, bukannya Pacaran setelah menikah lebih baik!"ujar Hana pada menantunya.
"Iya umi."jawab Prilly tersenyum paksa,dan melirik ke arah Ali hanya diam saja tanpa pembelaan.
Mereka melanjutkan makan siang dengan keadaan hening hanya ada suara denting sendok dan piring.
Lima menit makan siang telah selesai dan Lisa membantu membereskan piring kotor untuk ia bawa ke dapur di bantu sebagian asisten rumah tangga.
"Bu Lisa lebih baik istirahat saja, biar bibi yang beresin?"pelayan itu melarang majikannya mengerjakan pekerjaan dapur.
"Enggak apa-apa bi, sekalian olah raga," Lisa terkekeh karna pelayan itu merasa takut di marahi nyonya besar.
______________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Itu Suamiku
General Fiction25-juli-2020[TAMAT] Selesai revisi 13 nov 2021