Prilly mematung mendengar perkataan ayah mertuanya menyuruh dirinya kembali pada orangtuanya, sama aja hidup kembali dalam neraka."Maaf Abi,Ali gak bisa menceraikan dia,karna Ali mencintainya,"Balas Ali menundukkan kepala.
"Cinta...Ingat nak menikah itu untuk ibadah bukan bucin,kalau kamu mencintainya dari dulu bisa menaklukkan hati istrimu. bukan,ini sudah enam bulan pernikahan kalian seperti tidak ada warna di wajahmu sedikitpun!"
"Maaf Bi, bukannya perceraian itu di benci oleh Allah,dan syetan senang rumah tangga manusia berakhir karna hal sepele."
"Bukan hal sepele,Nak,istrimu itu sudah bersentuhan dengan bukan mahromnya, bahkan istrimu sendiri pun tidak pernah menghormatimu,jujur sama Abi sejak kapan istrimu berhubungan dengan pria lain! Abi yakin kamu tau semuanya,dan kau mengumpulkan dosa istrimu di dalam rumah ini!"
"Maaf,bi."
"AstagfirullahAldzim,Ali."
"Bi,izinkan Ali kesempatan untuk merubah Prilly jadi lebih baik lagi,Ali mohon, ini terakhir kalinya,Ali mohon sama Abi biarkan Ali mempertahankan pernikahan kami,Ali janji akan membuat dia berubah."lirih Ali.
"Buktikan kalau kamu bisa merubahnya dan keluar dari rumah ini,sekarang!" Ali hanya pasrah Akan menuruti keinginan ayahnya agar tidak ada yang saling menyakiti.
"Insya Allah,Bi."
Abi
Semuanya melihat ke arah Prilly dengan tatapan entahlah,
Firman langsung berdiri meninggalkan hana dan Ali di ruangan itu,sejak kedatangan menantunya membuat dirinya urung ingin mengajak putra dan menantunya ke Mekah,sesaat semuanya berubah dan putranya ingin bertahan.
"Kemarilah nak,duduk disini?"panggil hana,menyuruh Prilly duduk disampingnya.
"Sebenarnya umi juga kecewa atas perbuatanmu itu terhadap putra umi,jujur sama umi apa putra umi terlihat jelek di mata Prilly, sampai Prilly menduakan putra umi?" Hana ingin mengetes kejujuran menantunya agar tidak salah arah lagi.
"Umi...Aku?"
"Umi tau kamu butuh perhatian dan waktu tapi Prilly selalu menyia-nyiakan waktu itu, padahal umi udah lihat putra umi berusaha menjadi imam yang baik dan Prilly malah cuek dan tidak peduli!"jelas Hana tersenyum lembut,Prilly merasa heran perlakuan Hana begitu lembut bahkan sudah menyakiti putranya tetap baik.
"Umi akan menelepon ayahmu, dan kalian akan tinggal bersama ayahmu dulu untuk sementara, agar kalian saling belajar satu sama lain,sayang loh waktu enam bulan gak pernah di gunain waktu itu untuk kalian pendekatan,jadi umi izinin Ali ikut Prilly tinggal bersama ayahmu."tutur Hana lembut.
"Umi...kenapa tinggal sama ayah Prilly,Ali kan sudah punya rumah sendiri baru selesai bangun kenapa harus rumah ayah mertua?" Hana tersenyum mendengar penolakan putranya.
"Umi tau kamu merasa tidak enak menumpang di rumah mertuamu. bukan,cuma sementara kalian tinggal bersama,disana!"
Prilly hanya terdiam tanpa mengatakan apapun lagi dan merasa bingung tanpa buka suara.
Hana langsung berlalu untuk menyusul suaminya untuk membicarakan tentang menantu dan putranya.
_________________________________
Kini Ali,Prilly sudah ada di rumah Adelia istri kedua Harry ibu tirinya Prilly yang sangat baik,dan Prilly protes karna rumah ia tempati dulu di sita sang ayah.
Karna mereka sudah pamit pada Hana dan firman beberapa jam yang lalu.
"Silahkan di minum," Adelia membawa nampan untuk Menantu dan putri tirinya sambil tersenyum,Prilly memutar bola mata malas.
"Sok caper!"Desis Prilly sinis, Adelia yang mendengar gumaman Prilly hanya tersenyum simpul karna menaruh nampan di meja dekat Prilly duduk di sofa.
"Ayah kenapa rumah itu di sita,Aku gak mau tinggal sama jal*ng gak tau diri itu!"ujar Prilly cuek.
"Prilly,"sentak Harry marah.
"Kenapa...aku tau ayah mencintai jal*ng itu, agar wanita itu puas nguras harta kita, dan kita bisa jadi gelandangan gara-gara wanita picik itu!"
Plak
Tanpa sadar Harry telah menampar wajah putrinya sampai tersungkur ke samping,bahkan Ali pun kaget begitu pun Adelia membekap mulutnya sendiri, karna Harry telah menampar Prilly sangat keras.
"Mas!"
Prilly melirik ke arah Adelia karna ingin membela dirinya saja tidak peduli di kasihani.
"Gak usah sok baik deh sama gue!" Prilly langsung beranjak dari sofa sambil memegang pipinya kena tamparan Harry sang ayah.
"Mas,kenapa harus nampar Prilly!"
"Maaf sayang,mas gak suka dia menjelek-jelekkan kamu,karna kamu istri mas," Ali merasa tidak enak dan ingin pamit menyusul istrinya ke kamar.
"Ayah, Tante, maaf Ali mau nyusul Prilly dulu ya?" Ali bertanya lembut dan diangguki oleh pasangan suami istri itu.
"Iya,nak."
"Kamu lihat,Ali itu sangat bertanggung jawab,udah setia dan Sholeh apa yang kurang di mata putriku! Aku merasa gagal mendidik putriku sendiri,apa ini karma masa lalu atau,"Ucapan harry terpotong karna Adelia tidak ingin memojokkan dirinya merasa bersalah.
"Cukup,Mas! Aku gak ingin kamu mengungkit masa lalu,karna kita sudah bersama,kita harus kubur dan buang masa lalu itu bukan di kenang, sudah jauh,kita harus pikirkan masa depan putra kita Rian,dan memiliki cucu dari putri kita Prilly!" Adelia menjelaskan sambil bersandar di bahu sang suami terlihat diam saat Adelia menjelaskannya.
"Terima kasih sayang,kamu menerima putriku begitu baik,aku mencintaimu."
"Sama-sama,Aku pun selalu mencintaimu,mas."
Beberapa jam yang lalu Harry sangat marah atas perbuatan putrinya telah menduakan sang menantu,sedang Ali ingin bertahan selama hidupnya belum ada kebaikan ia lakukan bersama sang istri, penjelasan firman membuatnya urung untuk tidak memarahi putrinya.
Kamar Prilly
Prilly sedang mengamuk di dalam kamar dan membanting semua barang yang ada,ia sangat kesal karna tidak ada yang membelanya agar bisa terbebas dari pernikahan.
Ali memasuki kamar berantakan langsung membereskan beling yang ada di lantai sampai tangannya berdarah kena pecahan beling,Ali bisa nahan sakit agar tidak terdengar ringisan.
"Heh,loe ngapain masuk...keluar dari kamar gue br*ngs*k!" Prilly sangat marah saat menunduk kebawah melihat darah di tangan pria itu,tidak di pedulikan oleh gadis itu.
"AstagfirullahAldzim,Prilly istighfar kamu jangan kaya gini, kalau ada masalah,bicara lah, biar aku cari solusinya!"Jelas Ali menatap mata sorot kebencian untuknya.
"Semua gara-gara loe tau gak! Kenapa loe gak setujui permintaan abimu itu untuk berpisah agar gue bisa bahagia!" Prilly berteriak lantang karna kamar itu kedap suara.
"Aku yakin kamu sebenarnya gadis baik,tapi karna ego mu tidak ingin terlihat oleh orang lain, membuatmu melampiaskan amarahmu pada siapapun!"
"Jangan sok tau deh,gue yakin loe cuma iba sama gue,karna gue gak akan luluh dari perhatian loe!" Prilly berkata sinis padahal dalam hati,ada kebenarannya tapi gengsi untuk mengiyakan.
"Aku berhak perhatian sama kamu pril,karna kamu istri aku,"balas Ali tersenyum tulus,Prilly merasa heran sudah di sakiti berulang kali,pria itu tetap tersenyum tulus tanpa memikirkan perasaannya yang sudah terluka karna ulah istrinya.
"Palingan juga pura-pura caper nanti juga bosan sendiri."batin Prilly memutar bola matanya dengan malas,tidak ada niat menolong Ali yang sedang terluka di tangannya karna darah terus merembes ke lantai.
Karna keadaan mulai hening,Ali melanjutkan pecahan beling tanpa mengobati jari tangannya,dan Prilly langsung berlalu ke arah balkon dengan tatapan datar, sekali-kali gadis itu menengok ke belakang,Ali masih memungut pecahan dan barang lain di lantai.
"Apaan sih,ngapain mikirin dia,"batin Prilly jengkel.
![](https://img.wattpad.com/cover/227597364-288-k479406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Itu Suamiku
General Fiction25-juli-2020[TAMAT] Selesai revisi 13 nov 2021