إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud).
"Aku mau pulang sekarang?" Ucapan Prilly membuat Ali cengo padahal di puncak baru satu hari.
"Sayang kita kan baru sehari kok pulang masih ada banyak waktu kita disini." Balas Ali lembut.
"Pokoknya pulang hiks...hiks...kalau kamu gak mau pulang,biar aku pulang sendiri aja!" Protes Prilly terisak.
"Iya sayang kita pulang," pasrah Ali harus menuruti keinginan istrinya.
"Beneran?" Lirih Prilly diangguki oleh Ali tersenyum simpul.
***
Sekarang mereka sedang perjalanan pulang,Ali menuruti keinginan istrinya,cuaca siang ini sangat mendung dan suara petir seperti mau turun hujan.
"Tuan apa kita tidak bisa di tunda dulu perjalanannya,takut terjadi apa-apa disana?" Tanya pak Juna khawatir.
"Insya Allah,kita berdoa aja semoga Allah melindungi kita dari kesulitan." Balas Ali di Aamini oleh pak Juna.
Hujan mulai turun sangat deras dan kaca depan mobil sangat buram membuat penglihatan kabur.
"AstagfirullahAldzim," gumam pak Juna masih di dengar oleh Ali.
"Ada apa pak?" Tanya Ali mendengar kegelisahan sopirnya.
"Ini tuan,hujannya makin deras dan kaca depan mulai terlihat buram,udah saya usahakan tetap aja buram." Ucap pak Juna menatap ke depan sangat cemas.
"Ali maafin aku,ini salahku seharusnya kita gak perlu pulang kalau akhirnya hujan deras,maaf aku egois karna cemburu gak ingin kamu dimiliki oleh orang lain,aku tidak siap berbagi suami." Lirih Prilly merasa bersalah.
"Tidak apa-apa sayang. Aku paham kamu mulai mau menerimaku sebagai imanmu,terima kasih ya!" Ujar Ali Tersenyum.
Tiba-tiba pak Juna tidak bisa mengendalikan rem mobil karna,seberang sana ada sebuah truk ,mobil itu hampir keluar dari arah puncak naas mobil itu berbelok ke arah jurang.
Ciiittt
Braakk
Allahu akbar
Astagfirullah
***
Sekarang Prilly sedang mengalami luka karna seseorang menemukan ledakan mobil dan langsung memanggil ambulance.
Bahkan yang menerima pasien hanya dua orang satu laki-laki terbakar sampai wajah tidak mengenalinya dan Prilly belum sadarkan diri dari komanya karena harus menjalani masa kritisnya.
Semua keluarga Ali dan Prilly menyusul ke rumah sakit permata bunda, khawatir terhadap anak dan menantunya.
Harry dan firman saling sapa dengan keadaan panik,Hanna pun ikut nangis atas tragis putra dan menantunya.
"Pak Harry baru sampai juga, disini?" Tanya firman diangguki oleh Harry.
"Iya pak." Jawab Harry.
"Abi dimana putra kita,umi gak mau kehilangan Ali,bi." Lirih Hanna histeris.
"Suster dimana putra saya?" Tanya Hanna pada suster yang melewatinya.
"Mari ikut saya Bu,pak!" Ujarnya ramah.
