25

203 32 1
                                    

" Nyawaku hilang juga demi kamu "

25. War

Mereka menyelesaikan masalah mereka, beberapa saat setelah nya mereka pergi dari rumah sakit.

Di pertengahan jalan, Moondark menutup akses jalan. Daerah ini sepi, mereka memberhentikan Motor.

Rasya membuka helm yang di pakai nya, " ngapain? Masih cari ulah? " Tanya Rasya dingin. Albert diam membuat Rasya mencoba menahan emosinya.

Rasya orang nya gampang kepancing emosi. Mereka semua turun dari motor masing masing.

" Dy, tunggu di tempat yang jauh dari sini aja. Jangan Deket Deket sama area war ini bahaya " ucap Rasya sembari mengelus Rambut Maudy.

Maudy menggeleng, " gak. Aku disini aja, aku gak mau sampe ada yang luka dari kalian " Balas Maudy, Rasya menghela nafas panjang.

" Sayang, menjauh sama Arsya. Ada Lio sama Kanaya juga. Keselamatan kamu sayang " Tutur Rasya lembut, akhirnya Maudy mengangguk.

Rasya mengkode Lio untuk membawa para perempuan pergi terutama yang bukan anggota inti dari mereka.

Tanpa aba aba pertarungan di mulai, kedua nya sama sama kuat. Tidak ada yang mau mengalah dari kedua nya.

Dari Dark Eagle juga mencoba menahan pertahanan agar tidak kalah. Kedua nya sama sama kuat.

Darah sudah keluar, dari pelipis, Ujung bibir dan hidung.

Bughh

Bughh

Rei pingsan saat Rasya tak memberi cela dirinya untuk membalas, Rasya melihat sekitar lalu matanya mengarah ke arah Lio yang sedang berantem dengan Rio - salah satu anggota Moondark.

Rasya berlari menghampiri Lio, membalas setiap pukulan. Yang bisa di lakukan Lio adalah mengunci gudang tersebut agar tidak ada yang masuk.

Rio itu licik, bahkan lebih licik dari Rei dan Albert. Setelah merasa Rio tidak ada tenang, Rasya membuka pintu Gudang.

Saat hendak keluar, ada beberapa anggota Moondark masuk ke dalam.

Rasya dapat melihat Rio mendekat ke arah Maudy, Rasya menghalangi Rio, menyembunyikan Maudy di belakangnya punggungnya.

Rio mencoba mengambil Celah agar bisa menusukkan pisau yang ada di belakang punggungnya.

Jlebb

Maudy menutup matanya saat melihat Rio menusukkan pisau. Maudy tidak merasakan sakit apapun, Maudy membuka matanya melihat Rasya sudah memegang perutnya mencoba menahan sesuatu.

Moondark kabur kembali setelah membuat ulah. Kali ini Rasya korban nya.

Brakk

Pintu terbuka, Raga dan yang lainnya berlari ke tengah gudang. Maudy menaruh kepala Rasya di paha nya.

Kesadaran Rasya sebentar lagi, di luar juga hujan.

" Bangsat, gak habis habis nya mereka bikin ulah sama Danger " Ucap Alan menahan emosinya, oke tahan tahan jangan kelepasan.

" Ayo bawa ke RS, di depan Zio kena tadi. Langsung aja bawa ke RS terobos aja hujan nya " Ucap Galang, mereka langsung menuju ke rumah sakit.

Puter balik ke rumah sakit lebih tepatnya.

Kami mencoba bertahan, kami menggapai Visi misi kita.

Mereka, para korban War antara kami sudah banyak kehilangan darahnya.

Darah mereka tumpah di tempat pertarungan kami, Bukti terkumpul tapi kami tidak ingin menyerahkan nya di pihak berwajib.

Inti dan senior kami, Terluka karena mereka.

" Bercecer darah kami di tempat pertarungan, hilang nyawa kami di pertarungan maka sebentar lagi 100 dari kalian akan tenang di sisi nya "

_argngalangsprt

Sesampainya di rumah sakit, semua nya menunggu di depan ruang operasi. Baju mereka basah karena hujan, mereka diam mencoba tenang.

" Gue gak terima Bang Rasya diginiin. Yang diriin Moondark itu bang Rasya, mereka sebagai anggota baru harus nya udah di kasih tau " Ucap Arkan menahan emosi nya, bertarung dengan Moondark sama saja menguras emosi dan tenaga.

Galang menahan Arkan agar tidak emosi, " sabar Kan, semua pasti di balas pada saatnya. Tetesan darahnya akan membuat teror buat Seluruh anggota Moondark terutama Rio, pelakunya " balas Galang

" Gue gak habis pikir sama Moondark, habis Bang Darrel, hari ini Zio sama Bang Rasya " Gumam Alvika yang memang masih bisa di dengar oleh Semuanya.

Alan mengelus bahu Alvika mencoba menenangkan, Alan tau Alvika kebawa emosi bahkan dirinya saja sudah kebawa emosi saat ini.

Beberapa jam berlalu, Rasya dan Zio sudah di pindahkan ke ruang rawat. Zio sudah sadar, sisa Rasya yang belum ada pergerakan apapun.

Kata dokter, " luka mereka nggak dalam, luka ringan saja. Operasi sudah selesai, mereka nggak akan sampai koma "

Jari Rasya bergerak, Perlahan mata Rasya terbuka. Semua nya diam membiarkan Rasya istirahat dan beradaptasi dengan sekitar sebentar.

" Maudy " nama orang yang di sayangnya di sebut untuk pertama kalinya, Rasya melihat ke arah samping lalu menepuk kasur sebelah nya saat melihat Maudy kebingungan.

Maudy duduk di samping Rasya, Rasya mencoba bangun tapi Gelengan dari raga seolah peringatan.

" Kamu gapapa kan hm? " Tanya Rasya sembari mengelus Rambut Maudy, Maudy hanya menggeleng.

Maudy masih takut dengan tadi sejujurnya.

~•~•~•~•~•~

Hai haiiii

Update lagi :v
Happy BIRTHDAY eh salah ulang ulang

Happy reading

Raga Aldebaran [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang