17

240 32 4
                                    

Haeee double up nih-!

Masih gantung yang tadi hisk :(

Happy reading

~~''||••√√••||''~~

Jika tidak di sadarkan pasti mereka akan kesurupan, okey kita sadarkan mereka satu satu.

" Ayo kita cari ke Rumah sakit lagi, kita cek semua kamar satu persatu di Sekitar ruang operasi dan ruang jenazah " ucap Alvika lalu berdiri membuat lamunan semuanya hilang seketika, semuanya langsung mengambil jaket dan langsung menuju motor mereka.

Tak peduli sekarang jam sekolah, Urusan ini bisa di urus akhir lagian ini jam istirahat bisa di sogok gurunya dah selesai masalahnya.

Mereka semua menuju Rumah sakit, Sesampainya di rumah sakit mereka bertemu Raga, Rafael dan Zio yang baru saja keluar Lobby.

" Kalian ngapain disini? Bukannya masih jam pelajaran? " Tanya Zio sembari mengecek jam tangan yang melingkar di tangannya, " Gue gak peduli, Minggir " Jawab Alvika menerobos masuk kedalam.

Saat di hadapan Resepsionis, Alvika langsung menatap nyalang Resepsionis dihadapan nya ini.

" pasien bernama Darrel Vargasya Antera ada di ruang mana? " Tanya Alvika to the points, Resepsionis itu meneguk Salivanya kasar.

Resepsionis tersebut membuka satu persatu berkas yang berada disitu lalu menggeleng, " maaf kak, Atas Nama Darrel Vargasya Antera terakhir ada di ruang Jenazah dan keterangan nya sudah di bawa pulang oleh pihak keluarga nya " Jawab Resepsionis tersebut. Alvika berdecih, semua yang mendengar pun tidak percaya apa yang di katakan Resepsionis tersebut.

" Cari ke seluruh kamar ruang rawat yang ada disini! Terutama ruang ICU dan Ruang VVIP " Ucap Alvika sembari menahan Resepsionis tersebut yang hendak melarang nya, Terutama Galang yang menahan para satpam untuk tidak mengacaukan Rencana mereka untuk mencari keberadaan Darrel.

" Jika kalian menahan maka kalian menyembunyikan pasien tersebut dari pihak keluarga " Ucap Elnata saat dirinya hendak pergi menuju lantai 2 rumah sakit.

Skipp~~

Semuanya berkumpul lagi di lobby, banyak yang melihat mereka memang melihat dengan pandangan takut tapi tidak ada yang berani menatap mereka terus terusan.

" Bang Darrel ada di Ruang VIP Mawar kamar 04 " ucap Arga, Dugaan Alvika benar Darrel masih hidup. Gampang sekali menemukan ini, Lalu siapa yang mereka kubur kemarin?

Aldo yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara, " yang kita kubur itu Bang Derano, Kembaran bang Darrel yang selama ini ditutup rapat identitas aslinya " ucap Aldo, " Lo tau dari mana tentang itu? Jangan jangan Lo yang nyembunyiin ini dari kita semua ? Bener kan do? " Tanya Elnata kepancing emosi.

Alvika menahan Elnata agar tidak emosi, " gue bukan nyembunyiin, gue sama Arga yang Nemu Surat dari Bang Derano sendiri di nakas kamar inap bang Darrel " jawab Aldo menyerahkan Selembar kertas.

Untuk : my twins♡ ~Darrel
Dari : Derano Vargasya Antera ~•

Haii Twins, How are you?
Gue sangat merindukan Lo hehe, makasih ya udah bantu gue sembunyi dari mereka semua.
By the way, Lo baca ini pasti disaat gue udah tenang disini.
Jujur banget Dar, Gue kangen sama Lo
Gue pengen banget ketemu Lo di detik akhir hidup gue tapi tak mungkin.
Kita udah beda alam, Lo di dunia nyata sedangkan gue udah di dunia lain hehe.
Jaga kesehatan ya my twins.
Jangan skip makan, inget Lo punya maag.
Jangan begadang terus, inget punya Darah rendah.
Oh iya by the way semoga Ginjal yang gue kasih bermanfaat ya buat Lo.
Bahagiain Alvika, Gue sayang banget sama dia.
Bilangin maaf sama Alan dan Alvika kalau gue udah Sembunyi dari mereka.
Bilangin ke Albert, berubah dong masa iya Gue dah tiada dia masih berandalan haha.
Gue udah tenang sama Mami dan Papi disini.
Maaf udah buat Lo sedih, gue gak bermaksud tapi-
Tapi Tuhan Sayang sama gue jadinya gue di ambil dengan cara gue harus selamatin Lo dari maut.
Andai nggak ada gue, pasti Lo udah disini sama Mami papi.
By the way Dar, Amora juga bahagia disini.
Iya Amora, Adek kita hehe.
Udah ya, Gue capek mau tidur.

Love you my twins, I Miss you ❤️

Jakarta, 12 Desember 2020

( Derano V.A )

Alvika langsung memeluk Alan setelah membaca surat ini, air matanya turun deras. Alvika membaca surat tersebut dengan lantang.

" Ke-kenapa Bang Ano sembunyi dari kita bang kenapa " Alvika memukul dada Alan, Bahkan Alan membiarkan Alvika melakukan segalanya.

Alan juga tak menyangka jika Derano bersembunyi selama ini, Surat tersebut mengandung bawang hisk.

Dah gak usah alay, skip.

Avgar yang baru saja datang menjemput Raga itu terkejut saat semuanya menangis di lobby rumah sakit, bahkan Raga, Zio dan Rafael yang melihat pun tak percaya.

Hisk aelah sad amat.

Akhirnya semua terbongkar, Surat tersebut tersimpan baik di Kotak peninggalan Derano.

Bahkan suster juga menyerahkan Sebuah Kotak berisi Foto foto Derano dan surat surat hasil check up Derano 4 tahun akhir ini.

Air mata tak dapat di bendung lagi, semua nya menangis bahkan Dokter yang menangani Derano ikut menangis saat mendengar Alvika membacakan surat dari Derano.

" Saya nggak nyangka seberjuang itu Derano untuk Darrel, Kalian harus bersyukur punya sepupu dan sahabat seperti dia " Ucap Dokter Putri  - dokter yang menangani Derano.

" Di-dia sakit apa dok? " Tanya Galang terbata bata, " Dia gagal ginjal karena saat pulang dari rumah sakit Bagian ginjal kirinya terbentur besi " jawab dokter Putri, semuanya terkejut atas jawaban tersebut.

" Vika sayang bang Ano " Batin Alvika masih menangis di pelukan Alan, Alan membiarkan baju nya basah karena air mata Alvika.

~'|•√•|'~

Haii back, Gimana feel nya dapet gak?

Hisk, sad Cha kasian Ama Derano.

:V

Happy reading-!!!

Raga Aldebaran [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang