04

475 47 0
                                    

Villa

Semua yang sudah berada di Villa terkejut melihat kemeja putih Raga sudah terkena darah Dari lengan Alvika.

" Handphone Zia mana ? " Tanya Zia polos. Zio menunjuk tangan Zia yang memegang hp milik Zia sendiri.

" Oh iya lupa " Ucap Zia menepuk jidatnya sendiri. Zia menelfon Darrel yang memang sedang Berada di sekitar sini.

" Kesini sama Bang Galang, bawain Alat medis Danger sekalian " _Zia

" Okey five minutes " _Darrel

5 menit kemudian.

Brakkk

" Anjing " umpat mereka bersamaan. Terlihat Darrel, Galang, Rafael dan Elnata diambang pintu.

" Bisa kalem gak bang ? " Tanya Zia Menatap datar Galang dan Darrel yang hanya cengengesan.

" What is this? why call me? " Tanya Galang sedangkan Zia melirik Alvika yang berada di Sofa. Galang dan Darrel mengikuti arah pandang Zia, sedetik setelah nya...

" AL!! " teriak keduanya terkejut. Mereka semua menutup telinga nya, RIP telinga mereka.

Galang dan Darrel langsung menatap tajam Elnata dan Zia.

" Huft.. tadi ada yang ngelempar pisau dari arah belakang saat El sama Rafael cari gak ada Bang " jelas Elnata membuat Galang dan Darrel menggeram. Galang langsung mengobati Lengan Alvika.

" Eughh " lenguh Alvika mulai sadarkan diri. Galang langsung nyerocos.

" Al apa yang sakit? Siapa yang ngelakuin? Terus terus tadi kok bisa tiba tiba di serang gimana ceritanya ? " Cerocos Galang membuat Alvika dalam sekejap menatap Galang datar.

" Gak ada yang sakit, Gak tau, ya pokoknya pas jalan tiba tiba di tusuk " balas Alvika malas.

" Lo ketemu Rei tadi? Soalnya gue lihat Rei di perempatan sana " Tanya Darrel diangguki Alvika.

" Sudah gue duga pasti dia pelaku nya " gumam Galang dan Darrel. Alvika mencoba duduk namun Raga menahan kepalanya agar tetap tiduran.

" Apasih? Gue mau duduk " ketus Alvika mencoba duduk lagi namun Raga malah Menahan bahu agar tetap tiduran.

Alvika pasrah saja.

" Tiduran aja, gak usah di paksa, gue tau Lo ngerasain sakit " Ucap Raga di balas putaran bola mata malas oleh Alvika.

" Rei pelakunya, mending Tour nya di tunda kalau nggak ada yang jaga gini kalian bakal dalam bahaya " Ucap Darrel membuat murid murid langsung ke kamar nya karena tidak mau ikut campur urusan sang ketos.

" Rei, tunggu balasan gue " gumam Alvika dengan sorot mata tajamnya, siapapun yang melihat akan ketakutan.

" Besok kegiatan nya apa? " Tanya Galang yang baru datang dari Dapur. Elnata yang memainkan Handphone nya mendongak ke arah Galang yang duduk di atas Meja kayu.

" Cuma belajar cara menanam padi " jawab Elnata melanjutkan bermain handphone nya.

Perlu kalian tau ini adalah Sebagian cerita dari Arsen Geovanno jadi untuk beberapa part akan author cantumkan Beberapa Anak Galaxy untuk Collab cerita bersama Danger :). See semoga kalian tetep baca dan Vote cerita ini.

Oke Back to Story.

Skip Besok.

Kini mereka berada di Persawahan, mereka semua menanam padi dengan bantuan Para Petani disana.

" Bagi kelompok masing masing enam " Instruksi Alvika. Akhirnya mereka melaksanakan tugas masing masing.

" Sshh " Ringis Alvika saat Lengannya tak sengaja menyentuh pagar pembatas Sawah.

" Kalau sakit gak usah maksa bego " ucap Raga masih dengan kegiatannya. Alvika tetap tak menggubris ucapan Raga ia malah melanjutkan aktivitas nya.

1 Minggu kemudian.

Setelah 1 Minggu disana akhir nya mereka kembali ke Jakarta. Hari ini Hari Senin mereka berada di Lapangan SMA sanjaya untuk melakukan upacara.

Alvika dan Elnata sudah siap berkeliling merazia siapa saja yang tidak ber atribut lengkap.

Alvika menuju barisan laki laki dan Elnata menuju Barisan Perempuan.

Alvika POV

Disaat berkeliling Alvika menemukan Raga, Zio dan Rafa tidak memaki Topi dan Dasi lebih parahnya Baju nya di keluarkan. Alvika Sudah bersiap siap menyeret ketiganya menuju tengah lapangan.

" bagus ya cara memakai atribut nya " Ucap Alvika membuat ketiga pria yang sedang menatap horor arah depan itu berbalik dan cengengesan melihat Alvika yang menampilkan senyum manisnya ehh ralat senyum manis yang mengerikan.

" Eh Buketos hehe tadi Dasi nya jatuh di selokan depan sana terus topi nya jatuh di kolam ikan iya kan ? " Ucap Rafa di angguki Raga dan Zio.

Ingatlah Alvika tidak bodoh dalam hal ini. Alvika menatap garang ketiga pria di hadapannya ini.

" Ayo tunjukin ke gue tempat Lo jatuhin Dasi sama Topi " Celetuk Alvika Membuat mereka mendadak bingung.

Alvika tersenyum remeh menatap ketiga nya yang kebingungan.

" Tunjukin atau hukum depan lapangan ? " Tawar Alvika masih dengan senyum remeh nya.

Ketiga nya pun pasrah akhirnya mereka bertiga menuju tengah lapangan. Alvika kembali ke barisannya di samping Elnata untuk membaca undang undang nantinya.

____

Sorry pendek, ide lagi buntu mungkin nanti siang update lagi 👌

Raga Aldebaran [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang