Bingung

922 120 7
                                    

Sekarang Rassya berada dirooftop untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau, entah karena apa. Tapi dia sangat marah saat ada seseorang yang menyatakan cinta pada Aqeela. Mungkin karena Aqeela akan jadi target selanjutnya jadi tidak boleh ada yang mendahuluinya.

"Arghhh!."Rassya menjambak rambutnya frustasi. Lantas dia mengambil minuman yang berada disisinya dan meminumnya hingga habis.

Disisi lain Aqeela tengah memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran didepan kelas, tapi itu tak berapa lama sampai suara gaduh diluar membuat guru dan yang lainnya merasa terganggu.

"KALIAN NGAPAIN RIBUT-RIBUT DISINI!."marah Bu Reni sambil berkacak pinggang, menatap sang pelaku dengan tatapan tajam.

"Maaf bu ke betulan lewat sini."jawabnya dengan wajah polos.

"Tolol banget si Al, kan kelas kita sebelahan."bisik Rey tapi dia juga tertawa.

"Malah bisik-bisik, masuk kelas sana!."perintah Bu Reni tegas tanpa mau dibantah.

"Iya iya bu sensi amat si!."balas Rassya yang tak tahu datang dari mana membuat Bu Reni yang mendengarnya langsung melotot tajam.

"Kurang ajar ya kamu!."sentak Bu Reni kesal, dan berlalu dari hadapan mereka sambil membanting pintu kelas dengan kasar.

"Astagfirullah, tuh guru lagi pmr apa ya?."terkejut Alvaro sambil mengelus dadanya.

"Pms ogeb, bukan pmr. Beda jauh!"kesal Rey dengan ketololan yang dimiliki sahabatnya.

"Dah lah masuk kelas, panas nih."sela Rassya saat melihat Alvaro akan menjawab.

"Lah orang mendung gini dibilang panas ya?."heran Rey.

Tanpa kalian sadari dari tadi Rassya sempat mengintip sekilas kedalam kelas Aqeela, dan bertepatan dengan itu Aqeela sedang didatangi seorang lelaki yang berpenampilan rapih dia anak osis. Panas itu yang digambarkan saat ini. Entahlah dia cemburu atau tidak tapi jangan sampai dia cemburu karna itu tak ada didalam hidupnya.

Bel pulang telah berbunyi, itu membuat seruluh penghuni kelas senang bukan main. Mereka berbondong-bondong keluar kelas dengan membawa tas mereka masing-masing.

"Lo duluan aja gue harus rapat dulu."ucap Aqeela setelah tadi diberi tau oleh teman sekelasnya bahwa ada rapat dadakan.

"Elah sok sibuk banget si!."balas Saskia.

"Ialah sibuk dari pada lo dari tadi ngelamun mulu."timpal Sandrina.

"Gue gak ngelamun, gue cuma ngebanyangin nanti besok gue harus nata rambut kaya gimana. Soalnya gue udah kehabisan stok ide, lo ada ide?."tanya Saskia dengan wajah tak berdosanya.

"Gini nih kalo punya temen yang otak ya ketinggalan dirahim mami lo!."kesal Sandrina malas, dan langsung menarik tangan Saskia setelah berpamitan singkat.

Aqeela hanya terkekeh, sekarang tinggal dirinya seorang. Aqeela langsung saja berjalan menjauh dan menuju keruang osis, mungkin teman-temannya sudah menunggu.

"Hai."sapa Aqeela saat memasuki ruangan yang sudah diisi oleh beberapa anak osis.

"Akhirnya lo dateng juga."ujar Teri karna merasa terlalu lama, dia harus mengencani beberapa pacarnya hari ini.

"Hehehe, maaf ya."

"Yaudah langsung aja kita kepembahasan, karena gue juga ada beberapa urusan. Seperti yang kalian tau beberapa minggu lagi kita akan ngadain acara yang dimana untuk semua anak kelas 7 dan 8 ya semacam acara yang turun temurun, untuk kelas 9 itu gak diwajibkan karna sebentar lagi anak kelas 9 akan disibukin beberapa ujian. Disini kita sebagai panitia harus bisa menjaga sikap juga. Acara ini mungkin akan diadain 3 minggu lagi jadi kita harus nyiapin beberapa keperluan."jelas Clay panjang lebar sambil menatap anggota osis bergantian.

Before Married |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang