Aqeela membuka matanya perlahan, disambutlah dengan cahaya terang yang langsung ditutupi sinarnya oleh tangan seseorang, Tak lama penglihatannya kembali normal.
"Ini dimana?."tanya Aqeela pelan sambil memegang kepalanya yang masih berdenyut sakit.
"Neraka."balas Rassya ketus.
"WHAT!."jerit Aqeela histeris melupakan rasa sakit dikepalanya.
"Anjir, berisik!."kesal Rassya yang merasa gendang telinganya akan copot.
"Kok kek dikamar gue ya?."bingung Aqeela seraya mengingat-ingat kejadian yang dialaminya tadi.
"Emang."
"Dan lo ngapain disini?."tanya Aqeela mengalihkan pandangannya dan menatap tajam Rassya.
"Nungguin lo mati!."balas Rassya santai.
"Sial!, lo yang akan mati duluan."kesal Aqeela dengan candaan yang dibuat Rassya.
"Yeee siapa tau lo kan?."tanya Rassya tertawa ringan.
"Lo----"
"Qela udah sadar sayang?."potong mama Aqeela-- Reyna, yang berada didepan pintu kamar.
Reyna berjalan kearah Aqeela sambil membawa nampan yang isinya terdapat bubur dan minuman. Sebelumnya Reyna mengecek keadaan Aqeela dengan menempelkan punggung tangannya didahi Aqeela.
Aqeela mengangguk." Kok Qela bisa dirumah ma?."tanya Aqeela.
"Ini loh temen kamu yang nganterin, karna sekolah juga dibubarin jadi ya Rassya bawa pulang kamu deh."jelas Reyna sambil sesekali tersenyum. Aqeela hanya mengangguk.
"Rassya minumannya diminum dong."tawar Reyna.
Rassya tersenyum dan mengambil minumannya lalu meminum sedikit. "Kamu makan dulu."titah Reyna.
Aqeela mengambil nampan itu dan mulai memakan bubur buatan Reyna. "Tante tinggal dulu ya, kamu kalo mau ngemil ambil dilemari sana aja ya Sya."ucap Reyna setelah menunjuk arah lemari yang tersedia dipojok ruangan.
"Iya tan, makasih."balas Rassya dan Reyna pun berlalu dari kamar Aqeela.
"Ngapain lo masih disini?."ketus Aqeela yang merasa malas karena Rassya terus memperhatikannya mungkin lebih tepatnya salting.
"Udah bagus gue tolongin lo, kalo enggak, mungkin lo masih terdampar didepan toilet."balas Rassya sewot.
" Gak usah sewot gitu dong, iya makasih."ucap Aqeela yang tak ikhlas.
"Gak usah ngomong makasih kalo mulut lo gak ikhlas ngatainnya."balas Rassya
"Gue pulang deh."pamit Rassya
"Ya bagus sana pulang."usir Aqeela.
Sebelum Rassya berjalan kearah pintu, Rassya menyempatkan diri mengulus puncak kepala Aqeela yang membuat Aqeela salah tingkah sendiri.
"Bangke!."maki Aqeela setelah Rassya sudah tak terlihat lagi dari pandangannya.
oOo
Keesokan harinya Aqeela sudah kembali lagi bersekolah, karena kemarin hanya sedikit demam jadi itu tak jadi masalah.
"Pagi ma, pa."sapa Aqeela mengecup pipi mama dan papanya secara bergantian.
"Pagi sayang."balas mereka kompak.
Aqeela mengambil roti yang sudah diolesi selai coklat dan memakannya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married |REVISI|
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ^keine Geschichten kopieren^ . . . Disaat memulai hubungan dalam adanya taruhan, apa hubungan itu akan berjalan mulus?, mungkin. Rayensyah Rassya Hidayah merasakan apa yang namanya penyesalan, penyesalan yang berawal darinya...