"Duh hp gue kemana si!?."gerutu Aqeela sembari terus mengelilingi sekitaran sekolah tepatnya menyusuri jalanan yang ia injak tadi.
"Perasaan gak jatuh deh!."
"Dimana si!?."
"Gue udah 3 balik kesini, tapi kok gak ada. Apa hp gue dicuri?!."
Aqeela terus saja bermonolog sendiri tanpa menghiraukan tatapan orang-orang. Setelah bel pulang berbunyi Aqeela baru menyadari jika ponselnya tak ada jadi dia langsung saja mencarinya. Tapi hasilnya tetap saja nihil, bukan masalah ponselnya tapi di ponsel nya banyak data-data penting termasuk tugas yang belum dia catat kembali apalagi laporan osis yang belum selesai.
Bruk.
"Si anjir siapa yang naro tembok disini si!?."kesal Aqeela saat merasakan dahinya terkena benda keras, saat dia mendongkakkan kepalanya Rassya terseyum miring kearahnya.
"Lo ngapai si!, ngalangin jalan tau gak!."sembur Aqeela, Aqeela menatap tajam Rassya yang hanya tersenyum kearahnya.
"Ini kan jalanan umum."balas Rassya santai.
"Yaudah awas, gue ada urusan."ucap Aqeela malas.
"Gak."
"Awas Sya lo ngalangin jalannya!."
"Gue gamau, kalo lo mau jalan kesana aja."
"Ogah!"
Pasalnya sekarang mereka tengah berada di kolidor yang sempit, jadi Aqeela susah lewat jika Rassya tak merentangkan tangannya seperti ingin memeluk dirinya.
"Ini udah jam pulang loh."ucap Rassya.
"Terus?, urusannya sama lo apa!."balas Aqeela sewot.
"Emang lo lagi ngapain?."tanya Rassya padahal dia sudah tau. Iseng nanya hehehe..
"Nyari hp gue, lo liat gak warna item?."tanya Aqeela menatap Rassya yang sekarang tengah tersenyum jahil.
"Liat."balas Rassya. "Ini kan?."sambung Rassya sambil mengangkat satu ponsel yang berwarna hitam di tambah lagi ada note dibagian depan 'lo mau?.', note yang di pasang Rassya saat tau itu ponsel Aqeela setelah melihat wallpaper yang membuat dirinya geli sendiri.
"Kok!."tunjuk Aqeela menatap Rassya horor yang menampilkan senyum kemenangannya.
"Siniin."ucap Aqeela mengulurkan tangannya untuk meraih ponsel itu tapi Rassya lebih dulu untuk menjauhkannya dan memasukkan kembali kedalam saku celananya lagi.
"Kalo lo mau dateng kerumah gue, Kalo lo gak dateng siap-siap nih hp gue kubur, sebelum nya gue mau mandiin dulu."seru Rassya berjalan menjauh dengan santainya. Aqeela menatap kesal kearah Rassya yang sudah tak terlihat lagi. Kampret emang!.
Akhirnya Aqeela kembali kerumah dan memikirkan harus gimana dia mengambil ponselnya.
Sudah jam 16.00 sore, Aqeela masih saja uring-uringanan dikamar, disatu sisi lain dia sungguh butuh ponsel itu tapi dia juga tak mau bertemu Rassya. Tapi akhirnya Aqeela memutuskan untuk kerumah Rassya. Dengan baju yang di baluti jaket denim biru dan celana jens panjang abu tak lupa dia memakai sendal capit karena tak mau ambil ribet.
Aqeela berjalan keluar kamar, rumah yang tidak ada siapa-siapa membuat suasana tambah sepi. Aqeela menaiki mobil diantar oleh supirnya dan mobil pun melaju membelah jalanan ibu kota.
Sekitar 15 menit mobil itu sudah berada di pekarangan rumah Rassya, Aqeela turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih sebelumnya dia menyuruh supirnya untuk pergi saja.
Tok.tok.tok...
Aqeela mengetuk pintu tak sabaran lantaran sekarang dirinya sudah terselimuti kekesalan. Pintu itu terbuka menampilkan sesosok wanita paruh baya yang Aqeela ya kini asisten rumah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married |REVISI|
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ^keine Geschichten kopieren^ . . . Disaat memulai hubungan dalam adanya taruhan, apa hubungan itu akan berjalan mulus?, mungkin. Rayensyah Rassya Hidayah merasakan apa yang namanya penyesalan, penyesalan yang berawal darinya...