Pulang sekolah gerombolan Rassya cs berada diparkiran sekolah yang terdapat motor dan mobil guru. Sekolah mereka tidak memperbolehkan membawa motor ya pasti alasannya karna masih kecil, padahal mereka sudah bisa mengendarainya.
"Sya gimana kalo hari ini kerumah lo?"tanya Alvaro.
"Gue kangen sama tante Almira nih."sambung Alvaro lagi sambil matanya menatap Rassya yang malah fokus bermain game.
"Bukan kangen sama tante Almira lo mah, paling kangen ciki yang ada dirumah Rassya."sahut Rey santai.
"Hehehe bener banget 0 buat Rey."balas Alvaro tertawa.
Rey mendengus, membiarkan siempunya tertawa sampai mati dia tak peduli. Rey melirik sekilas kearah Rassya yang masih sibuk dengan ponsel ditangannya sudah dipastikan masih bermain game umpatan kecil pun sedikit tetdengar oleh telinganya.
"Gimana Sya?."merasa ta ada balasan Alvaro kembali menanyakan.
Rassya hanya mengangguk karna tak ingin permainannya kalah begitu saja hanya pertanyaan yang membuat dirinya bosan.
"Hai beb."sapa Saskia dengan Aqeela disebelahnya menampilkan wajah betenya, sebelum menghampiri mereka Saskia dan Aqeela sempat berdebat sedikit tapi akhirnya Aqeela mengalah dan ikut menghampiri mereka.
"Hai juga beb."balas Alvaro tersenyum manis, tapi bagi Rey itu sungguh menjijikan.
Mereka sedang menunggu jemputan masing-masing tapi tidak dengan Rey dan Alvaro yang akan menebeng dengan mobil Rassya.
"Kamu nganterin aku ya.?"ucap Saskia penuh harap mukanya dibuat seimut mungkin.
"Dih apaan si lo Kia lebay anjir."geli Aqeela melihat wajah yang tak ada imut-imutnya sama sekali
"Dih gausah sirik deh jomblo!."balas Saskia kesal. Rey hanya terkekeh antara perdebatan kecil mereka. Rassya? Dia tak peduli meski telingannya dapat mendengar obrolan mereka.
"Maaf beb, aku gak bisa. Aku mau main kerumah Rassya."balas Alvaro tersenyum selembut mungkin agar gadisnya mengerti.
"Ish, kok gitu si!."kesal Saskia.
"Yaudah lo pada ikut aja kerumah Rassya."usul Rey karna malas mendengar rengakan yang membuat dia geli juga seperti yang dirasakan Aqeela.
"Yaudah ayo. Lo juga harus ikut ya Qel."semangat Saskia sambil melirik Aqeela yang menatapnya tajam. Sudah cukup dia ikut menemani Saskia menghampiri mereka tapi sekarang dia disuruh untuk ikut kerumah Rassya. What?!.
"Gak."tolak Aqeela mentah-mentah, dia juga ingin segera pulang dan bertemu kasur tercintanya.
"Lo mah gitu."ucap Saskia memelas.
"Gitu gimana!?."kesal Aqeela merasa dirinya akan tersudutkan.
"Udah Qel ikut aja napa si, lagian gak bakal diapa-apain."sahut Alvaro cuek, tangan sebelahnya sibuk untuk mengelus kepala Saskia.
"Iya bener."timpal Rey lagi.
Tuhkan!. Baru juga dibilang akan tersudutkan dan sekarang malah terjadi mau tak mau dia sedikit melirik Rassya yang tampak acuh. Tapi dia tak ada pilihan akhirnya mengangguk saja, dalam diam Rassya tersenyum samar.
"Asikk."seru Saskia sambil memeluk Aqeela erat sampai membuat siempunya sesak napas. Aqeela melepas paksa pelukan yang sangat kencang itu dan setelah terlepas Aqeela bisa bernapas lega sungguh membuatnya sesak saja!. Aqeela akhirnya mengabari supirnya untuk tidak usah menjemputnya.
"Jadi kan Sya?."tanya Alvaro memastikan.
Rassya yang sudah mengakhiri permainanya pun hanya mengangguk kecil, dia sudah bosan akan pertanyaan yang diajukan Alvaro. Dan matanya melirik Aqeela sekilas dengan wajah yang sangat sangat sedang bete. Tapi itu terlihat menggemaskan menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married |REVISI|
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ^keine Geschichten kopieren^ . . . Disaat memulai hubungan dalam adanya taruhan, apa hubungan itu akan berjalan mulus?, mungkin. Rayensyah Rassya Hidayah merasakan apa yang namanya penyesalan, penyesalan yang berawal darinya...