kangen!

933 105 2
                                    

Seorang pria yang tengah menggeret kopernya yang pasti banyak terisi cemilan dan oleh-oleh untuk orang yang disayanginya meski usianya yang 14 tahun tapi tak dipungkiri wajahnya yang tampan bak seorang pangeran.

Dengan ditemani bodyguard suruhan mami dan papi-nya yang terlewat posesif tapi sangat sayang terhadapnya. Sebelumnya dia ingin mengejutkan seseorang dia sudah mengabari kalau dia tidak akan jadi kejakarta tapi itu hanyalah sebuah tipuan semata.

Ponsel disaku celananya berdering tertanda ada yang meneleponnya, dia melirik sekilas ponselnya tertera nama "bocil kesayangan". Dia tersenyum tipis tak menghiraukan panggilan itu.

"Tuan mobilnya sudah saya siapkan. Mari saya antarkan."ucap bodyguard sambil menyuruhnya untuk mengikutinya.

"Kita mau kemana?."tanya bodyguard itu lagi sambil menatap tuannya yang sedang menikmati suasana diluar jendela.

"Kesini!."balas pria itu sambil menunjukkan sebuah alamat diponselnya dan langsung dituruti bodyguardnya.

oOo

Ditempat lain Aqeela dan teman-temannya yang lain sudah ingin kembali kerumah.

"Elah gue belum selesai woy, jangan main tarik-tarik aja dong!."kesal Alvaro saat Rey dengan paksa menarik kerah bajunya untuk pulang. Karena waktu pun sudah menunjukkan sore hari.

"Belum selesai apanya lo, lo udah hampir ngabisin cemilan dirumah ini!."kesal Rey balik.

"Ayang udah ih, ayo pulang."ucap Saskia karna dia juga harus mengerjakan tugasnya yaitu nonton drakor. Hehehe

"Iya nih udah sore juga."sahut Aqeela.

"Yaudah kalian dianter sama supir aja."ucap Rassya menyarankan.

"Yaudah deh."pasrah Alvaro, padahal makanan dirumah Rassya masih menanti dirinya untuk dimakan.

"Pada mau pulang?, gak mau nginep aja nih?."tanya Almira setelah menyelesaikan urusannya.

"Enggak usah tante."jawab mereka bersama, meski tadinya Alvaro ingin menyela kalau dia akan menginap tapi mulutnya langsung dibungkam oleh Rey. Temen laknat emang!.

Akhirnya mereka diantarkan oleh supir Rassya sampai rumahnya masing-masing, terakhir adalah rumah Aqeela karna jaraknya yang lumayan jauh dari rumah temannya yang lain.

Aqeela berjalan kedalam rumahnya lelah itu yang dirasakannya, hari ini seharusnya adalah hari dimana dia tiduran terus dikasur eh malah acaranya terganggu.

"ASSALAMUALAIKUM."teriak Aqeela, tapi tak ada yang menjawab salamnya, apa mungkin kedua orang tuanya sedang pergi keluar?. Entahlah, jadinya dia langsung saja kekamar.

"Du---AAAA PANGERAN!!."teriak Aqeela histeris karena mendapatkan pangerannya berada dikamar dengan mengenakan hoodie abu-abu dan celana jens hitam. Langsung saja dia memeluknya.

"Gue kangen!."sambung Aqeela lagi dengan masih mengeratkan pelukannya.

"Gue juga cil."ucap Farel Akbar Arnollein yang sering disebut pangerannya Aqeela, sahabat kecil Aqeela yang dari bandung itu sudah terkabulkan hadir disisi Aqeela meski hanya beberapa minggu.

Farel yang merasa bajunya sedikit basah pun menundukkan kepalanya, dan dilihat sekarang bocilnya sedang menangis ya mungkin dia terharu. Diusapnya air mata yang mengalir dipipi Aqeela dengan lembut.

Before Married |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang