Prang
Pranggg
Bugh
Bugh
Prangg
Seorang pria yang tengah mengamuk dikamarnya yang bernuansa putih abu, kaca-kaca yang sudah berserakan dan kamarnya yang sudah tidak terlihat rapih sangat berantakan.
Rassya, ya dia Rassya yang sedang menahan emosi lantaran mendapatkan pesan dari sosok yang sangat dia benci bahkan tanpa sengaja dia malah melukai hati seseorang.
Rassya mengacak rambutnya frustasi, dia langsung bergegas kekamar mandi dan membasuh wajahnya kasar. Entahlah orang yang sangat dia hindari tiba-tiba muncul, masa lalu yang sekarang tergiang-nguang dipikirannya membuat dia menghela napas kasar.
Tok tok tok
Terdengar pintu yang diketok dari luar, Almira yang sejak tadi mendengar keributan dilantai 2 kamar anaknya langsung saja bergegas kesana dan menghampirinya.
"Rassya buka pintunya!."perintah Almira tegas, dia sangat khawatir saat mendengar ada pecahan yang pasti itu kaca.
Rassya yang tak tau harus apa, akhirnya membukakan pintu untuk Almira, terlihatlah wajah Almira yang sangat kentara khawatir.
"Ini kenapa Sya?."tanya Almira sambil mengusap wajah anak satu-satunya.
"Gakpapa bun."balas Rassya tapi entah kenapa Rassya malah memeluk bundanya dan menangis.
"Sttt--udah-udah, bunda tau kamu pasti marah sama dia tapi kamu harus terima sayang."ucap Almira seakan mengerti pikiran Rassya yang sedang kacau.
"Bun---
"Udah jangan dipikirin, sekarang kamu istirahat dikamar sebelah. Biar bunda suruh bibi buat bersihin."titah Almira tak mau dibantah.
Rassya mengangguk setelah mengecup pipi Almira singkat dan berjalan kearah kamar sebelah yang bisa dikatakan kamar tamu, dengan langkah gontai.
"Yang sabar Sya, pasti kamu kecewa."batin Almira tersenyum pedih.
oOo
Esok paginya Rassya kembali kesekolah setelah kemarin dia sakit meski tak terlalu parah. Luka lembam diwajah nya belum sepenuhnya hilang tapi tidak terlihat jelas. Meski kejadian kemarin masih teringat tapi dia coba untuk melupakan ya mungkin hanya sejenak karna feelingngnya mengatakan kalo masalah ini akan kembali muncul entah kapan.
"Sya kamu makan dulu."titah Almira saat melihat anaknya mulai menuruni tangga.
"Iya bun."balas Rassya tersenyum tipis.
Rassya dan Almira makan dengan tenang tanpa ada ocehan Rassya yang seperti biasa, Almira hanya bisa mengela napas mengerti dengan keadaan.
Setelah selesai dengan sarapannya Rassya bangkit dan berjalan menuju pintu diantar dengan Almira setelahnya dia mengecup punggung tangan Almira dan Almira melakukan kegiatan seperti biasa mengecup pipi Rassya.
"Kamu jangan mikirin masalah kemarin, biarin itu menjadi mimpi saja. Dan bunda bakalan bilang sama dia untuk berhenti mengusik kita."ucap Almira dia tak bisa menyebutkan namanya karna pasti Rassya akan sangat marah dan kembali seperti kemarin.
"Iya bun."
Aqeela baru saja tiba diantar oleh supirnya dan berjalan menuju gerbang dengan senyuman dibibirnya membalas juga setiap ada orang yang menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married |REVISI|
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ^keine Geschichten kopieren^ . . . Disaat memulai hubungan dalam adanya taruhan, apa hubungan itu akan berjalan mulus?, mungkin. Rayensyah Rassya Hidayah merasakan apa yang namanya penyesalan, penyesalan yang berawal darinya...