Tak terasa sudah dua minggu mereka di rumah dan sekarang saatnya mereka untuk kembali memulai aktivitas yaitu bersekolah. Aqeela sudah siap dengat tas dipunggungnya rambutnya ia ikat menjadi satu, setelah semuanya siap Aqeela langsung turun kebawah untuk sarapan.
Dimeja makan sudah ada kedua orang tuanya yang menunggu.
"Pagi mah, pah."sapa Aqeela mengecup pipi keduanya.
"Pagi sayang."kompak Leo dan Reyna bersamaan.
"Cie yang udah mulai sekolah nih, apalagi semester dua pasti ada study tour yah."ucap Reyna.
Aqeela berseru semangat ia tidak sabar ingin study tour pasti seru.
"Iya ma, Aqeela gak sabar."
"Emang mau kemana rencana tahun ini?."tanya Leo, karena dia tau anaknya ikut organisasi osis sudah pasti diberitahu guru.
"Kemungkinan besar jogja."balas Aqeela seadanya.
Leo mengangguk dan keduanya berpamitan, Leo menghantar anaknya terlebih dahulu sebelum ia berangkat kekantor.
"Belajar yang bener ya!."ucap Leo setelah sampai di sekolah Aqeela, tak lupa ia juga mengelus rambut Aqeela.
"Iya pah, Papa hati-hati jangan ngebut."Aqeela memincingkan matanya yang membuat Leo terkekeh, Aqeela menyalimi tangan Leo dan berlalu menuju gerbang sekolah.
"AQEELA, WOY ANJIR TUNGGUIN GUE!!."teriakan Saskia mengundang banyak orang menatap kearah mereka, Saskia dengan langkah lebar menghampiri Aqeela dengan senyum lebarnya. Aqeela diam dia malu!.
Ini masih hari pertama masuk sekolah woy! Nih anak udah buat ia malu, tolong tenggelamkan Saskia.
"Ck!, malu elah."Aqeela meringis, menatap Saskia kesal, yang ditatap hanya menampilkan cengiran khasnya.
"Hehehe, ya mau gimana lagi. Gue kangen tau!."
"Lo lupa Kia?, kita setiap hari ketemu."
"Ouh iya juga ya..kok gue lupa."
Dari arah belakang Sandrina merangkul bahu keduanya dan tersenyum.
"SANDRINA!!."Saskia menjerit kembali, tapi kali ini tepat dikuping sebelah kiri Aqeela.
Tangan Aqeela mengusap telinganya yang terasa sakit.
"Kia."geram Aqeela, menatap Saskia kesal.
"Aduh maap Qel lupa deh suer." Saskia menunjukkan telunjuk dan jari tengahnya keatas membentuk huruf 'V'.
"Muka lo Qel, masih pagi gak usah galak-galak lah."Sandrina tertawa melihat kerutan didahi Aqeela tambah banyak saking kesalnya.
"Dah lah males!."
Aqeela berlalu pergi tanpa menghiraukan teriakan kedua sahabatnya, Saskia yang melihat Aqeela pergi langsung menarik tangan Sandrina untuk menyusul.
"Tunggu---tunggu Qel gue mau cerita."ujar Saskia lesu.
Aqeela menaikan satu alisnya.
"Cerita apa?."
"Hiks--g-gue putus sama Alvaro dong--huwaa--hiks."Saskia menangis, menangis karena kesal.
"Lah kok bisa si?!."tanya Sandrina ngegas.
Ketiganya duduk didepan kelas Aqeela yang sudah tersedia kursi panjang.
"Gatau Alvaro yang mutusin, jahat banget dia-hiks."
"Alvaro yang mutusin?."Saskia mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married |REVISI|
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ^keine Geschichten kopieren^ . . . Disaat memulai hubungan dalam adanya taruhan, apa hubungan itu akan berjalan mulus?, mungkin. Rayensyah Rassya Hidayah merasakan apa yang namanya penyesalan, penyesalan yang berawal darinya...