Sekarang kelas 8A sudah memakai baju olahraga semua, dan sekarang mereka tengah melaksanakan pemanasan sebelum materi bola basket dimulai.
"Oke, anak-anak sekarang untuk materinya adalah bola basket. Dan saya akan mencontohkan terlebih dahulu, setelahnya saya akan panggil nama kalian sesuai nomer urut absen. Mengerti?!."jelas guru olahraga sambil menatap murid-muridnya tajam, pak Rendi ini termasuk golongan guru yang tegas dan harus mengikuti pelajarannya dengan benar. Jika ada kesalahan siap-siap hukuman akan otw.
"IYA PAK."jawab semua anak 8A dengan kompak. Setelahnya pak Rendi mencontohkan beberapa gerakan yang harus dituruti kembali.
"Sekarang saya akan mengabsen nomer absen pertama, Adittiya Alfarizi."ucap pak Rendi menyebutkan nomer absen pertama dan berlanjut sampai nama Aqeela disebutkan.
"Aqeela Aza Calista."panggil pak Rendi, Aqeela yang dipanggilpun langsung maju kedepan dan langsung menjadi sorottan anak-anak kelas. Selain Aqeela pintar dan anggota osis dia juga jago dibidang olahraga ya terutama basket. Dari lantai dua terlihat Rassya yang sedang berjalan membawa beberapa buku untuk dikembalikan keperpustakaan, saat melewati lapangan matanya menangkap Aqeela yang dengan fokus memantulkan bola basket, sampai dia mencetak poin. Tak sengaja tatapan mereka bertemu Rassya tersenyum tipis dan mengedipkan satu matanya. Aqeela? Dia hanya diam tak tahu harus melakukan apa.
Dengan gesit Aqeela mendribling basket yang menimbulkan suara pantulan bola dengan lapangan. Hanya dengan sekali lemparan bola itu langsung masuk ke-ring-nya membuat yang menonton langsung bertepuk tangan terutama pak Rendi. Bertatapan dengan Rassya membuat dia kehilangan fokus sebentar tapi dia berusaha untuk mengusir bayang-bayang Rassya.
"ASIK MASUK EUY!."teriak Saskia.
"TRAKTIRANNYA YA?!."sambung Sandrina dengan teriakannya juga. Yang membuat Aqeela menatap tajam mereka berdua tapi tak dipedulikan.
"Berisik banget si lo berdua."kesal Aqeela merasa terganggu dengan teriakan Saskia dan Sandrina.
"Bodoamat yang penting cantik."balas Saskia pede.
"Dih."
"Eh nanti anterin gue keruang osis ya?."pinta Aqeela karna tadi pagi ada yang mengabarkan jika anak osis harus kumpul untuk mengambil dokumen yang harus dipelajari.
"Iya, tapi jangan lupa mie ayam sama es jeruknya."jawab Sandrina terkekeh.
"Yeeh itu mah mau lo,gue juga mau lah."tawa Saskia, Aqeela memutar kedua bola matanya malas.
oOoSetelah jam pelajaran olahraga selesai Aqeela, Saskia dan Sandrina langsung menuju keruang osis dan setelahnya mereka akan kekantin untuk mengisi perut, sambil berjalan mereka sesekali bercerita dan tertawa bersamaan.
Sampailah mereka didepan ruang osis, Aqeela langsung masuk setelah pamit sebentar. Didalam ruangan hanya ada beberapa orang saja yang sedang mengerjakan tugas yang di beri oleh sang ketua osis.
"Eh Qel lo baru dateng."sapa ketua osis yang tak lain adalah Clay Gribble.
"Hehehe iya nih, baru kelar soalnya."balas Aqeela sambil tersenyum bukan senyum manis melainkan senyum ramah.
"Ouh yaudah ini berkas yang harus lo pelajari soalnya kita bakal ngadain acara beberapa minggu lagi."jelas Clay.
"Oke."Aqeela mengangguk paham dan mengambil map yang ada ditangan Clay, tak sengaja tangan mereka bersentuhan yang membuat salah satu dari mereka gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married |REVISI|
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ^keine Geschichten kopieren^ . . . Disaat memulai hubungan dalam adanya taruhan, apa hubungan itu akan berjalan mulus?, mungkin. Rayensyah Rassya Hidayah merasakan apa yang namanya penyesalan, penyesalan yang berawal darinya...