0.7

75.5K 909 14
                                    


Pukul 11 malam Sania masih menonton tv di ruang keluarga sembari memakan cemilannya di atas meja, sebenarnya di kamarnya ada tv tapi entah kenapa ia lebih nyaman menonton tv di luar seperti ini. Setelah melakukan kegiatan panas tadi bersama Kevin yang menghabiskan waktu 2 jam, Sania dan Kevin langsung makan malam. Tenaga mereka seperti terkuras habis  untung saja Kevin juga tidak berlama-lama mainnya karena masih pusing katanya.


"Kamu belum tidur Sania?"tanya Kevin mengagetkan Sania yang tengah fokus menatap layar tv di depannya. Sania menatap Kevin yang berjalan ke arahnya lalu duduk disampingnya.

"Memangnya kamu belum ngantuk sayang?"tanya kevin lagi sembari memakan keripik yang berada di tangan Sania.

"Aku belum ngatuk pah,"jawab Sania.

"Papah udah mendingan?"tanya Sania.

"Sudah Sayang berkat kamu rawat, tapi kepalanya masih sedikit pusing,"jawab Kevin sembari memijat keningnya.

"Ya sudah sini aku pijitin pah."tawar Sania.

"Beneran mau?"

Sania mengangguk."iya sini papah tiduran dipahaku."

Kevin segera merebahkan kepalanya di paha Sania dan dan langsung di sambut pijatan lembut dikepalanya. Kevin sangat menikmati pijatan sania.

"Pah tanganya deh nggak usah usil."tegur Sania kesal karena dengan jahilnya tangan kevin meremas payudaranya.

"Udah kamu lanjut aja pijitnya papah pengin pijit punya kamu,"ujar Kevin sembari meremas-remas payudara Sania dari luar bajunya.

"Aku berhenti loh pah pijitnya."ancam Sania.

"Jangan dong, papah pusing banget." Kevin berbicara dengan memasang wajah memelas, membuat sania menghelai nafasnya kasar.
Sania memulai memijit Kevin lagi.

"Kevin kamu lagi ngapain?"tanya seseorang. Sania dan Kevin kaget, Kevin segera mengalihkan tanganya yang tadi sedang bermain main dengan dada Sania dan langsung bangun dari berbaringnya.

"Mah pah kalian udah lama?"tanya Kevin pada orangtuanya.

"Tidak baru sampai, maaf ya nggak nyalain bel soalnya mamah kira kamu sudah tidur,"ujar Erin mamah Kevin.

"Oma, opa silahkan duduk, Sania buatkan minum dulu ya." Sania sebenarnya takut, takut perbuatan Kevin tadi terlihat oleh mereka.

"Tidak perlu Sania, nanti kita ambil sendiri kalau mau minum,"ujar Erin,
Sania mengangguk.

"Kalian tadi sedang apa? kenapa Kevin tidur dipangkuanmu Sania?"tanya Hardi papah Kevin. Sania dan Kevin tampak gelagapan menjawab.

"Em itu pah aku lagi pusing, jadi aku minta Sania buat pijit kepalaku,"jawab Kevin, ia tidak berbohong memang seperti itu kenyataannya.

"Kenapa kamu minta pada menantumu, dimana istrimu Kevin?"tanya Erin.

"Maria sedang ada kerjaan mah diluar kota selama seminggu,"jawab Kevin.

"Ck benar-benar ya istri kamu itu nggak pernah berubah dari dulu. Padahal udah sering mamah nasehati jangan gila kerja sampai keluarga nggak ada yang mengurus, udah nggak bisa punya anak, nggak bisa mengurus keluarga lagi."omel Erin.

"Jangan berkata seperti itu lah mah, jika Maria tahu pasti dia akan sakit hati nanti yang tidak bisa punya anak juga aku mah bukan Maria."

"Biarin aja! Mamah percaya bukan kamu yang mandul tapi dia Kevin. Kamu kenapa sih nggak cerai saja sama dia, padahal mamah sudah menyarankan dari dulu supaya kamu cerai saja."

 Father In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang