Hai apa kabar sehat-sehat ya kalian 😊
Maaf beberapa minggu ini aku nggak ada semangat buat nulis jadi lama banget aku nggak bisa update part baru.Pukul 8 pagi....
"Enghh pah udah dong,"pinta Sania sembari berusaha melepaskan mulut Kevin dari putingnya.
Setelah bangun tidur Kevin malah meminta nenen padanya bukanya bangun terus mandi. Sania yang ingin menolak pun tidak bisa karena kasian melihat wajah ayah anaknya ini.
Kevin melepaskan puting Sania yang sudah mengeras, terdapat jejak basah di sana yang membuat Kevin tersenyum.
"Sayang punya papa bangun loh, gimana ini?"tanya Kevin sambil mengelus kejahatannya dari balik celana piyamanya.
Sania menghela napas berat. "Udah aku bilangin kan tahan, jangan minta nenen kayagini udah tau gampang nafsu liat tubuh aku. Sekarang gimana? Dokter udah ngelarang kita buat berhubungan intim, jadi sekarang papa ke kamar mandi saja sana terus mainin sendiri,"ucap Sania merasa kesal sebenarnya, karena Kevin sangat susah di bilangin.
"Tangan papah pegal kalau mainin sendiri, kamu kan tau sayang papa keluarnya lama, tolong bantu ya sayang."pinta Kevin dengan menampilkan wajah memelasnya.
"Astaga, masih pagi kayagini udah di suruh kerja keras,"dumel Sania sambil bangkit dari tidurnya dan berjalan ke kamar mandi.
Kevin tersenyum lebar lalu mengikuti Sania menuju kamar mandi.
.......
Sedangkan di kamar Rendy saat ini Maria tengah duduk di ranjang anak angkatnya dan memperhatikan Rendy yang tengah memakai baju.
"Apa Sania tidak tidur denganmu lagi malam ini?"tanya Maria sambil mengelus sprei yang terlihat rapi dan dingin.
Rendy yang tengah berdiri di depan cermin menoleh ke arah Maria.
"Yah dia tidak pernah lagi tidur denganku, jika di hitung mungkin hanya 2 sampai 3 kali aku tidur dengan Sania."
"Berarti kamu belum pernah berhubungan intim dengannya?"
"Belum, bahkan menciumnya saja belum pernah, tapi toh aku tidak ada nafsu denganya."
"Aku nafsunya cuma sama mamah,"lanjut Rendy sambil tersenyum devil pada Maria.
Maria hanya tersenyum tipis membalas senyum Rendy.
"Rendy, sampai kapan kita akan menjalani hubungan seperti ini, jujur mamah masih sangat mencintai papah kamu, mamah rindu dengan sentuhan papah kamu rasanya sudah hampir 2 tahun lebih papah tidak pernah menyentuh mamah,"ucap Maria.
"Apa mamah merasa kurang puas dengan pelayananku selama ini? Apa mamah melayaniku hanya ingin membantuku saja? Oh atau jangan-jangan mamah juga tidak mencintaiku benar, kan?"tanya Rendy marah.
"Bukan sayang, mamah puas sama kamu tapi kan kamu tau papah masih suami mamah, kasian dia tidak pernah berhubungan intim lagi dengan siapapun. Dia pasti sangat tersiksa dengan nafsunya yang tidak bisa di salurkan. Jadi bukan berarti mamah tidak cinta sama kamu dan tidak puas dengan pelayanan mu, mamah hanya kasian saja sama papah,"jelas Maria dengan cepat karena Rendy terlihat marah.
"Mamah sudah janji padaku kan?! Tidak akan berhubungan badan dengan papah lagi, mamah itu milik aku!"tegas Rendy.
"I-iya sayang, maafin mamah,"ucap Maria dengan terbata-bata, masalahnya jika Rendy marah dia bisa melakukan apapun dengan nekat.
"Mamah keluar saja, aku jadi tidak mood lagi,"ucap Rendy.
Maria bangkit dan berjalan ke arah Rendy. "Maafin mamah ya sayang,"ucap Maria sembari mengecup bibir Rendy kemudian keluar dari kamar.