1.0

60.4K 798 17
                                    

Mau tanya, apa cerita ini masih hot banget ya. Takutnya kena repot lagi:(






           Jam 10 pagi, Sania dan Kevin sudah berada di kantor Kevin. Ketika memasuki lobby kantor Sania menunduk malu karena semua karyawan kantor melihatnya.

"Enak banget ya nasib Sania padahal dulu kerjanya lebih rendah dari kita tapi sekarang dia sudah jadi menantu bos,"ujar salah satu karyawati dengan suara yang lirih tapi masih tetap terdengar oleh Sania dan mungkin Kevin juga.

"Nih ya gue kok curiga kalau Sania menggoda anak bos kita dengan wajah polos dan cantiknya itu,  makanya anak bos kita bisa terpikat sama dia. Nggak nyangka ya gadis sepolos Sania bisa punya pikiran jahat seperti itu."

Sania semakin menunduk saat mendengar ucapan salah satu karyawati Kevin yang lainnya.

Kevin yang tadinya membiarkan saja  karena menurutnya tidak penting lantas menghentikan langkahnya saat ia melirik Sania tampak menunduk ia kemudian menatap dua orang karyawati yang tadi membicarakan Sania.

"Kalian berdua temui saya di ruangan!"perintah Kevin dengan suara dinginya yang berhasil membuat dua karyawati tadi menunduk takut.

Kevin menarik Sania mendekat dan memeluk pinggang Sania.

"Tidak usah menunduk. Pangkat kamu sekarang lebih tinggi dari mereka, kamu bebas memecat siapapun karyawan yang berbuat tidak baik terhadapmu sayang. Ingat kamu sudah jadi bagian dari perusahaan ini, mengerti?"bisik Kevin.

Sania mengangguk dan mulai berani mengangkat kepalanya untuk melihat sekitar dan semua karyawan tampak melakukan pekerjaan kembali.

Mereka mulai berjalan kembali menuju ruangan Kevin dengan Kevin tetap memeluk pinggang Sania, dan Sania membiarkannya.




..........

"Bagaimana, apakah kalian merasa senang bekerja di perusahaan saya?"tanya Kevin dengan nada santai tapi terkesan penuh tekanan, membuat kedua karyawan yang saat ini sudah berada diruangan Kevin menunduk takut.

"Saya tanya, kenapa menunduk, saat tadi membicarakan menantu saya perasaan kalian berdua dengan percaya dirinya mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan menatap sinis kepada menantu saya,"ujar Kevin.

"Maaf pak, kami tidak bermaksud–"

"Saya rasa kalian sudah mulai bosan ya bekerja di perusahaan saya?"

"Tidak pak. Kami tidak bosan kami sangat senang bekerja di perusahaan bapak,"jawab salah satu karyawati itu dengan cepat.

"Ouh benarkah? Tapi saya yang bosan memperkerjakan karyawan seperti kalian, sepertinya saya membutuhkan karyawan baru. Kalian sudah tidak ada gunanya lagi disini,"ujar Kevin.

Kevin mencari sesuatu di laci meja kerjanya.

Kevin selanjutnya menyerahkan dua amplop berisi uang yang cukup tebal dan menyerahkannya pada kedua karyawannya itu.

"Ini gaji terakhir kalian, silahkan keluar dari perusahaan saya!"

"Tidak pak. Kami mohon jangan pecat kami, kami mengaku bersalah  maafkan kami,"ujar salah satu karyawati dengan memohon-mohon sambil menangis.

Sania yang sendari tadi berada di sana memperhatikannya dari sofa  merasa iba melihat kedua karyawati itu yang tampak sangat menyesal.

"Papah."panggil Sania membuat Kevin yang sedang menatap tajam pada kedua karyawati itu mengalihkan pandangannya menghadap Sania.

"Ada apa sayang?"tanya Kevin.
Sania mengisyaratkan dengan tangannya menyuruh Kevin untuk menghampirinya, Kevin mengangguk dan bangkit dari duduknya di kursi kebesarannya lalu berjalan menuju Sania.

 Father In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang