2.0

42.9K 768 109
                                    

Part ini masih sama kaya dulu.
Btw aku seneng pembaca cerita ini belum banyak, kalau yang baca banyak takutnya kena report lagi kaya dulu😁









                Seorang wanita sedang muntah-muntah di dalam kamar mandi. Tubuhnya bersender di tembok kamar mandi, sambil berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan karena sudah sekian kalinya ia muntah-muntah dan bolak-balik ke kamar mandi.

"Aku kenapa sih dari tadi muntah-muntah terus,"ujar wanita itu sambil menyeka air yang berada di sekitar bibir dengan waslap.

"Fiona."wanita itu langsung tersingkap mendengar seseorang memanggil namanya.

"Iya Kenan, aku dikamar mandi,"ujar Fiona sedikit keras supaya suaminya mendengarnya.

Pintu kamar mandi terbuka terlihat Kenan yang melihatnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kamu kenapa muntah-muntah terus dari tadi?"tanya Kenan.

"Aku juga tidak tau Kenan, antar aku ke dokter yuk."ajak Fiona.

"Kamu gila ini sudah jam 10, besok saja!"ujar Kenan langsung keluar dari kamar mandi, Fiona hanya terdiam disana menatap kepergian Kenan dengan tatapan sendu, tanpa sadar air matanya menetes.

"Apa-apaan kamu Fiona, ini salahmu, tidak seharusnya kamu menangis. Kenan benar ini sudah malam jadi besok kan masih bisa kerumah sakit, mungkin saja Kenan lelah habis pulang kerja, kamu harus mengerti Fiona,"gumam Fiona, sambil menyeka air matanya lalu berjalan keluar kamar mandi.

Fiona melihat suaminya sudah tertidur nyenyak.

"Lebih baik aku membuat teh, untuk meredakan rasa mual ini,"gumam Fiona langsung berjalan keluar kamar dan menuju dapur.



*
Sania mengerjapkan matanya perlahan berusaha menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke dalam matanya.
Sania melihat jam di dinding ternyata masih pukul 11 malam tapi rasanya ia sudah sangat kenyang tidurnya. Dan sekarang ia merasa sangat lapar, Sania mendongak ke atas melihat Kevin yang masih melelapkan matanya. Tapi pelukan pada tubuhnya masih sangat erat.

"Pah bangun."Sania mencoba membangunkan Kevin dengan menepuk pipi Kevin.

"Pah bangun."Sania mencoba membangunkan Kevin lagi, tapi Kevin tetap belum juga bangun.

"Pah bangun aku laper,"rengek Sania sambil menepuk pipi Kevin lebih kuat lagi.

Dan kali ini berhasil Kevin membuka matanya perlahan lalu menatap Sania dengan pandangan sayu, karena dirinya baru tidur satu jam tapi Sania sudah membangunkannya.

"Ada apa sayang?"tanya Kevin.

"Laper,"cicit Sania, Kevin hanya mengulum senyumnya.

"Mau makan apa hem?"tanya Kevin.

"Terserah,"ujar Sania.

"Terserah ya? Ya udah nasi goreng mau?"tanya Kevin. Sania menggeleng di dalam pelukan Kevin.

"Em ya udah, ayam bakar mau?"

"Nggak mau pah, yang berkuah pokoknya,"ujar Sania.

"Ya udah bakso."

Sania menggeleng kembali.

"Itu kan berkuah sayang, ya udah soto ayam yah?"tanya Kevin berusaha untuk bersabar, wanita memang seperti ini.

"Yang ada mie nya pah,"ujar Sania, Kevin hanya bisa mengelai nafasnya pelan.

"Mie ayam berarti ya sayang?"tanya Kevin.

"Iss papah, mi ayam kuahnya dikit, aku juga nggak mau mie ayam karena ada ayamnya, aku maunya yang mie doang."

"Oh berarti Spaghetti ya? kan itu mie juga."

 Father In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang