0.4

104K 1K 15
                                    

"Pah, papah."

Suara seseorang dari luar kamar Kevin membangunkan Kevin dari tidur nyenyaknya. Kevin melihat ke arah jam dindingnya baru pukul 9.30 malam, padahal tadi ia hanya tidur satu jam saja perasaan  mungkin karena merasa lelah setelah bercinta membuat tidur singkatnya menjadi sangat nyenyak.

Kevin melihat Sania yang masih tidur pulas dengan penampilan acak-acakan, rambut yang menutupi wajahnya dan selimut yang melorot sampai bawah dadanya, hingga payudara Sania terlihat oleh Kevin.

Kevin lalu melepaskan dengan pelan pelukan sania kemudian bangun dari tidurnya dan menyelimutinya Sania sampai ke leher. Ia pun turun dari ranjangnya lalu memakai boksernya yang berada di lantai dan bertelanjang dada dibagian atasnya.

Kevin berjalan menuju pintu lalu membukanya.

"Ada apa Ren?"tanya Kevin pada anaknya, ia sedikit menutup pintunya supaya anaknya tidak bisa melihat ke dalam.

"Papah tau dimana Sania? Tadi aku cariin dikamar nggak ada."tanya Rendy, sambil senyum-senyum sendiri melihat Kevin.

"Tadi ijin ke papah mau ke rumah sakit katanya mau jenguk temannya." Bohong Kevin. Kevin merasa aneh melihat anaknya yang senyum-senyum sendiri melihat dirinya.

"Kamu kenapa senyum-senyum?"tanya Kevin.

"Ternyata mamah ganas juga ya pah, sampai tanda didada papah banyak banget,"ujar Rendy sembari menunjuk dada papahnya, Kevin langsung melihat ke arah dadanya.

Ini bukan buatan mamahmu Rendy tapi buatan istrimu, batin Kevin seraya tersenyum senang, ia sangat ingin mengulangi kegiatan panas tadi bersama Sania.

"Kekasih papah memang agresif dan sangat bersemangat tadi."

"Hah kekasih! Maksud papah?"tanya Rendy kaget.

"Ya kan mamah kamu kekasih papah kan dulunya, hehehe."kevin terkekeh membuat Rendy juga ikut terkekeh.

"Ya sudah pah nanti kalau Sania pulang bilangin ya pah kalau aku ada acara dengan teman bisnisku,"ujar Rendy.

"Iya nanti papah sampaikan. Rendy, papah mau tanya kamu belum menyentuh istrimu sampai saat ini?"tanya Kevin.

"Pah, papah kan sudah tau sendiri kondisiku. Aku malu kepada Sania karena aku tidak bisa melayaninya sebagaimana seorang suami, aku ini cacat pah,"jawab Rendy dengan wajah sedihnya.

"Kenapa papah harus memaksaku menikah dengannya? Aku kasian kepada Sania pah,"ucap Rendy.

"Papah menikahkanmu dengan Sania  maksud papah itu baik supaya kamu bisa sembuh. Mungkin Sania bisa membuatmu sembuh."

"Itu mustahil pah!"tegas Rendy.

"Aku bahkan tidak memiliki perasaan apapun pada Sania apalagi nafsu."

"Rendy! Jika kamu tidak ingin sembuh terserah papah tidak akan peduli lagi. Tapi yang jelas kamu jangan mempermalukan papah di luaran sana karena kelakuanmu itu."

"Iya aku tau pah, aku tidak mungkin mempermalukan papah,"ucap Rendy lalu pergi meninggalkan Kevin.

Sedangkan Kevin segera masuk ke dalam kamarnya lagi.

"Sayang bangun yuk kita mandi."Kevin berbisik di telinga Sania sambil menjilati telinga Sania sensual membuat tidur wanita itu terusik dan mulai membuka matanya perlahan.

Kevin tersenyum melihat Sania mulai membuka matanya, sungguh menantunya ini sangat cantik walaupun masih dalam keadaan acak-acakan.

Sania kaget saat masih berada di dalam pelukan mertuanya, wajah Sania memerah malu, Sania melihat sekelilingnya sepertinya ini sudah sangat malam lalu Sania melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam, Sania kaget melihatnya pasti suaminya dan ibu mertuanya sudah pulang sekarang.

"Pah mas Rendy sudah pulang atau belum?"tanya Sania panik segera bangun dari tidurnya.

"Sudah Sania, tapi kamu tenang aja Rendy sudah pergi lagi karena ada acara dengan teman-temannya."jawab Kevin.

"Mendingan sekarang kita mandi yuk sebelum mamah mertuamu pulang."ajak Kevin.

"A–ku mandi dikamarku pah,"ujar Sania dengan gugup ia berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang bulat.

"Tapi papah tidak menerima penolakan sayang."setelah mengucapkan itu Kevin langsung membopong Sania ala bridal style dan membuang selimut Sania hingga Sania telanjang bulat, Sania yang malu hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada Kevin, ia semakin malu saja saat melihat dada Kevin banyak sekali tanda yang ia buat, ia tidak percaya seagresif apa dirinya tadi.

"Papah suka keagresifan mu Sania, papah mau sekarang kamu masih agresif, satu ronde dulu ya sayang,"ujar Kevin sembari masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandinya, Sania melemas mendengarnya. Sepertinya mereka akan melakukannya lagi.





..........

"Sania. Kenapa kamu baru makan malam? Memangnya kamu dari mana?"tanya Maria yang baru pulang dari kantor padahal ini sudah pukul setengah dua belas malam.

"Em Sania ketiduran mah karena sedikit tidak enak badan,"jawab Sania berbohong.

"Ouh baiklah, jaga kesehatan ya sayang, setelah makan minum obat,"ujar Maria. Sania hanya tersenyum sendu. Ia sungguh merasa menjadi orang yang sangat jahat, ibu mertuanya saja sangat baik padanya tapi kenapa ia sangat tega menyakiti Maria di belakangnya.

"Iya mah, mamah tidak makan dulu?"

"Mamah sudah makan Sania, ya sudah mamah mau ke kamar dulu ya." Sania mengangguk, Maria langsung berjalan menuju kamar yang tadi menjadi tempat berbuat maksiatnya dengan papah mertuanya, untung saja kamarnya sudah dibersihkan jadi tidak terlihat bekas persetubuhan disitu.







****

Pukul 1 dini hari tidur sania terusik saat ia merasakan ada seseorang membuka bajunya, Sania juga merasakan hawa dingin yang merasuki tubuhnya. Sania berpikir apakah Rendy yang tengah mencoba membuka bajunya, tapi kenapa dengan cara diam-diam seperti ini kenapa tidak membangunkannya jika ingin. Jujur ia mau melayani suaminya tapi jangan dengan cara diam-diam seperti ini.

Sebuah tangan meraba dadanya sebelah kiri dan mulai meremasnya, Sania langsung mencekal tangan itu.

"Mas kenapa tidak memintanya langsung padaku?"tanya Sania sembari membuka matanya, mata Sania terbelalak saat melihat mertuanya lah yang berada di depannya, ternyata bukan suaminya.

"Hay sayang, ini papah bukan suamimu, jika ada papah suamimu tidak akan bisa menyentuhmu,"ujar kevin sembari tersenyum.

"Dasar egois!"gerutu Sania dalam hati.

"Apa yang papah lakukan disini?"tanya Sania bukankah ia sudah mengunci pintunya kenapa Kevin bisa masuk, dan kenapa dia  bisa mengira Rendy yang sedang bermain-main dengan tubuhnya padahal tadi Rendy sudah  memberitahu padanya lewat pesan jika dia tidak pulang malam ini.

"Papah mau numpang tidur dikamar kamu,"jawab Kevin.

"Memangnya papah tidak punya tempat tidur main numpang-numpang segala?"tanya Sania dengan wajah kesal.

"Papah pengin tidur sama kekasih papah kok, emang nggak boleh?"

"Kekasih pan*a*mu."ketus Sania sembari menutup baju tidurnya kembali yang tadi sempat dibuka oleh Kevin.

"Sayang kok ditutup?"tanya Kevin dengan wajah kecewa.

"Apaan sih pah pergi deh! Aku teriak loh pah kalau papah nggak mau pergi."ancam Sania.

"Silakan teriak, itu akan buat kamu malu sendiri kok, papah sih biasa saja kalau ketahuan."balas Kevin dengan santai sembari merebahkan tubuhnya di samping Sania, lalu memeluk Sania dari samping.

Sania sekarang hanya bisa pasrah setelah mendengar perkataan Kevin. Sania lalu mengubah posisi tidurnya menjadi miring membelakangi Kevin.

"Jangan sentuh aku, jaga jarak!"perintah Sania sembari menepis tangan Kevin yang memeluk perutnya.

Kevin menghelai nafasnya pasrah lalu tidur terlentang.

Sabar Kevin kau bisa melakukannya nanti, batin Kevin.

Tbc.

 Father In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang