Di tempat lain lebih tepatnya hotel sepasang kekasih sedang beristirahat setelah bercinta yang menguras tenaga mereka.
"Kamu nggak kaya biasanya, tenaga kamu kuat sekali seakan tidak pernah lelah,"ucap seorang wanita dengan nafas tersengal-sengal setelah mengalami pelepasan untuk kesekian kalinya.
Pria yang berada di atasnya saat ini langsung menggulingkan tubuhnya ke samping wanita itu.
"Kau sudah menggodaku baby, dan lagipula aku sudah lama tidak mengeluarkan spermaku ini."
"Kenapa aku jadi takut jika lama-kelamaan hubungan kita ini akan ketahuan oleh mereka."
"Kenapa harus takut? Jika kita main aman aku yakin mereka tidak akan tahu."
"Kita akhiri saja hubungan kita ini ya?"
Pria itu tampak merubah raut wajahnya tidak suka.
"Kenapa? Kamu sudah membuatku sembuh baby dan hanya kamu yang bisa memuaskanku. Sampai kapanpun aku tidak ingin mengakhiri hubungan ini!"
"Tapi aku mempunyai suami, dan aku masih sangat mencintainya sampai saat ini."
"Kamu masih boleh mencintai suamimu aku tidak melarang bukan? Aku hanya ingin pelayanan darimu saja, jika kamu tetap kekeh ingin mengakhiri hubungan ini dengan terpaksa aku akan mengatakan semuanya kepadanya, apa yang telah kita lakukan selama ini."
Wanita itu tampak menghelai nafas panjang. "Baiklah aku mau melanjutkan hubungan ini, tapi dengan satu syarat jangan sampai kamu membocorkan rahasia kita kepada dia."
Pria itu membentuk sebuah senyum devil di bibirnya kemudian memeluk wanita itu dan kemudian tertidur karena kelelahan.
******
"Sania kamu ikut papah ke kantor ya." Ajak Kevin sambil bercermin di depan meja rias kamar Sania. Sania yang sedang duduk di ranjang menatap Kevin yang terlihat gagah berdiri didepan cermin, apalagi Kevin hanya menggunakan handuk sebatas pinggang terlihat sangat seksi menurutnya. Sania bahkan sampai meneguk ludahnya berkali kali saat Kevin mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil, Kevin memang sangat menjaga tubuhnya walaupun umurnya sudah hampir memasuki kepala empat tapi tubuhnya masih bagus, apalagi perut six pack nya membuat Sania bisa saja khilaf.
Semalam Kevin tidur dengan Sania dan sekarang mandi pun dikamar Sania, tapi mandinya sendiri-sendiri tidak barengan karena Sania masih ngambek masalah semalam, dan untung saja Erin dan Hardi tidak curiga jika mereka tidur sekamar.
"Mau kan sayang?"tanya Kevin sekali lagi saat melihat Sania melamun sembari menatapnya terus-menerus. Sania tersadar dari lamunannya lalu menggeleng cepat.
"Aku nggak mau pah, aku capek tau gara-gara semalam nggak berhenti-berhenti. Aku mau dirumah aja,"jawab Sania, sambil mengalihkan pandangannya dari Kevin, bisa bisanya ia memuja tubuh Kevin.
Kevin berjalan dengan gagah mendekati Sania lalu memegang dagu Sania supaya menghadapnya.
"Kamu kenapa pipinya merah gitu?"tanya Kevin dengan menampilkan senyum menggoda.
"Em tidak apa-apa pah,"jawab Sania.
Jantungnya tidak dalam keadaan normal sekarang, ia merasa jantungnya berdetak lebih kencang, kenapa ia jadi malu-malu kucing seperti ini terhadap Kevin kemana sifat angkuhnya.
"Kamu mau kan ikut papah ke kantor? Temani papah disana."
"Nggak mau pah, aku pasti bosan disana." Tolak Sania sembari menuduk tidak berani menatap wajah Kevin yang sangat dekat dengan wajahnya, hembusan nafas kevin saja ia bisa merasakannya.