Sania mengerjapkan matanya perlahan, ia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya, setelah terbuka sempurna ia langsung melihat sekeliling kamar.
"Ternyata masih dikantor papah,"gumam Sania.
Saat ini keadaan tubuhnya benar-benar lemas dan sedikit nyeri dibagian bawahnya, karena Kevin menggempurnya habis-habisan selama 3 jam dikantor. Kevin memang benar-benar gila.
Dan saat ini Sania masih berada di dalam kamar yang berada diruangan Kevin, dalam keadaan telanjang bulat dan penampilan yang awut-awutan.
Sania melihat tempat tidur sampingnya. Kemana Kevin? Kenapa tidak berada di kamar, Sania memilih tidak memperdulikannya, ia dengan lemas berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sania keluar dari kamar mandi dengan keadaan sudah berpakaian lengkap, Sania berjalan menuju sofa mengambil tas slempangnya, ia harus mencari Kevin karena ini sudah malam. Ia tidak enak dengan Erin dan Hardi dirumah, walaupun ia perginya dengan Kevin tapi Erin tetap mengkhawatirkannya, terlihat dari beberapa pesan yang masuk ke dalam ponsel Sania saat ini, sudah ada puluhan pesan dari Erin menanyakan kapan pulang dan lain-lain.
Sania berjalan ke luar kamar. Ia kaget dan entah kenapa hatinya merasa sedikit panas melihat pemandangan di depannya.
Kevin sedang memeluk seorang wanita disofa, siapa wanita itu?
Apa-apaan kamu Sania, bukankah kamu tidak menyukai mertuamu. Tapi kenapa hatiku merasa tidak nyaman melihat itu, batin Sania.
Sania yang tidak ingin Kevin tau jika dirinya sudah keluar kamar, lantas memutar tubuhnya lagi dan berjalan pelan menuju ke dalam kamarnya kembali.
Tapi sayang kakinya terpentuk meja yang tidak dilihatnya, hingga menimbulkan suara.
Dug.
Kevin yang sedang memeluk wanita itu kaget lantas melepaskan pelukannya dan melihat ke arah sumber suara.
"Sania."panggil Kevin kaget melihat Sania.
Sania langsung masuk ke dalam kamar lagi dengan berjalan pincang, karena kakinya merasa sedikit sakit.
"Dia siapa Kevin?"tanya wanita yang tadi dipeluk oleh Kevin.
"Dia menantuku,"jawab Kevin menatap wanita cantik di depannya.
Apa Sania marah denganku karena melihatku memeluk Viona, batin Kevin.
"Viona aku mau menemui menantuku dulu ya,"ujar Kevin.
"Iya Kevin, terima kasih ya kamu sudah mau dengerin curhatanku,"ujar Viona dengan tersenyum kepada Kevin.
"Iya sama-sama, kamu itu sepupuku Viona jangan ragu berbagi masalahmu padaku,"ujar Kevin.
"Ya sudah Kevin aku pergi dulu ya."
Kevin mengangguk dan Viona berjalan keluar meninggalkan ruangan Kevin.
Kevin segera berjalan menuju kamar yang berada di ruanganya, ia harus menjelaskan pada Sania, supaya sania tidak salah paham.
"Sayang,"panggil Kevin mendekati Sania yang sedang duduk menghadap jendela, Sania bergeming, Kevin lantas memeluknya dari belakang.
"Ngapain papah kesini? Bukanya pacar papah masih ada disana,"ujar Sania tanpa melihat Kevin, Kevin tersenyum lebar Sania berbicara seperti seseorang yang tengah cemburu.
"Kamu cemburu sayang?"tanya Kevin.
"Enggak! siapa yang cemburu!"jawab Sania dengan wajah juteknya, sambil melepaskan tangan Kevin yang memeluknya.