0.6

79.1K 926 15
                                    

Maaf ya lama nggak update rada males soalnya 😣
Terus juga banyak kesibukan jadi nggak kepikiran buat nulis;)






1 Minggu kemudian...

Selama satu Minggu ini Kevin tidak berbuat macam-macam pada sania, karena Kevin sangat sibuk dengan pekerjaannya, bahkan tak jarang Kevin akan lembur dan pulang tengah malam, jadi Sania merasa sedikit nyaman di rumah ini karena tidak di ganggu lagi oleh Kevin.

"Sania mamah minta tolong dong." Maria datang menghampiri Sania diruang keluarga yang sedang menonton film. Maria tampak membawa satu buah koper kecil berwarna ungu.

"Minta tolong apa mah?"tanya Sania.

"Itu papah sakit habis pulang dari kantor dan mamah tidak bisa menemaninya karena mamah ada kerjaan diluar kota selama satu minggu. Mamah tidak mungkin membatalkan pekerjaan mamah ini karena ini sangat penting sayang dan juga mamah sudah pesan tiketnya..."

"Jadi mamah titip papah ya."lanjut Maria.

Sania sedikit ragu-ragu sebenarnya tapi mau menolak rasanya tidak enak. Apalagi saat ini Rendy tidak ada di rumah ia pergi bersama teman-temannya katanya mengunjungi sebuah acara dan di haruskan menginap, bagaimana jika Kevin nanti macam-macam padanya.

"Em baiklah mah, mamah mau berangkat sekarang?

"Iya sayang soalnya jadwal terbangnya nanti jam satu siang,"jawab Maria

Sania mengangguk.

"Mamah hati-hati ya dijalan."

"Iya sayang ya sudah mamah berangkat."

Maria lalu pergi meninggalkan Sania sedangkan Sania memilih pergi ke dapur untuk membuatkan bubur untuk papah mertuanya, walaupun ia masih kesal bahkan sangat kesal dengan sifat mertuanya tapi ia tidak tega juga membiarkan mertuanya sakit tidak ada yang mengurusnya.

Setelah selesai membuatkan bubur Sania menuju ke kamar mertuanya dengan ragu-ragu karena ia takut Kevin akan macam-macam lagi dengannya tapi Kevin sedang sakit tidak mungkin melakukan itu fikir Sania.

Tok... tok... tok....

"Pah ini Sania."

"Masuk Sania,"sahut Kevin dengan suara lirih, Sania membuka pintunya perlahan dan ia melihat Kevin terbaring di atas ranjang dengan selimut yang membungkusnya.

Ternyata mertuanya memang benar-benar sakit.

"Pah Sania sudah buatin bubur papah makan dulu ya,"ujar Sania sambil duduk di pinggir ranjang Kevin dan memangku mangkuk berisi bubur itu.

"Papah nggak mau makan Sania, rasanya pahit."tolak Kevin sembari memalingkan wajahnya ke kiri.

"Pah jangan kaya gitu dong kalau lagi sakit memang makan apapun rasanya akan pahit, tapi papah harus tetap makan supaya cepat sembuh."bujuk Sania.

"Nggak mau Sania."tolak Kevin lagi.

Ckk aku merasa seperti sedang membujuk anak kecil, batin Sania kesal.

"Aku tidak menerima penolakan papah!"ujar Sania dengan tegas.

"Baiklah tapi suapin ya." Sania mengangguk lalu membantu Kevin untuk bersandar diranjang.

Sania mulai menyuapi mertuanya sedikit demi sedikit dengan penuh ketelatenan.

Kevin menahan rasa ingin muntahnya, sepertinya makanannya tidak diterima oleh lambungnya.

"Sudah sayang papah ingin muntah rasanya,"ujar Kevin, Sania segera memberikan segelas air putih supaya Kevin tidak jadi muntah.

"Makan dikit lagi ya pah,"ujar Sania dengan lembut, entah kenapa ia jadi kasihan melihat mertuanya sakit seperti ini apalagi wajahnya juga nampak pucat.

 Father In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang