02: dibawa paksa.

4.1K 514 11
                                    

Hari ini kami sedang bersantai di dahan pohon. Tempat ini tak jauh dari tempat kami mengambil barang-barang dari orang itu. Bahkan bau darah masih tercium dari sini walau sudah sangat samar.

"Hufh, Cuacanya panas," keluh Aeleen yang sebenarnya tidak sesuai dengan keadaan.

Itu karena ini adalah musim dingin, tidak mungkin cuaca di musim dingin menjadi panas ... Ya, itu jika orang lain yang mendengar perkataannya itu.

"Ya." Jawab ku membenarkan ucapannya.

Cuaca panas yang ia maksud adalah suasana hutan yang tampak memanas. Dari tempat kami, kami bisa tau ada pertarungan yang jauh di hutan. Entah di bagian luar atau dalam, kami tidak tau.

Tapi yang pasti kami harus menghindari tempat itu jika kami masih ingin hidup.

"Hei! Telaga waktu itu... Kalau saja tidak ada monster 12, mungkin kita sudah bermain ski disana." Ujar Aeleen dengan nada ceria yang menutupi nada harapnya.

"Ya." Jawab ku singkat karena aku tidak tau harus menjawab apa.

"Uhh!! Kenapa kita tidak masuk ke tubuh orang biasa saja sih!! Setidaknya aku ingin merasakan kebahagiaan anak-anak!!" Keluh Aeleen dengan muka cemberut.

Aku melirik dia dan menghela nafas, "percuma mengeluh, itu tidak akan mengubah apapun." Ucapan tegas ku nampaknya membuat nya menghela nafas berat.

"Aku tau ... Tapi ... " Dia terdiam, tidak melanjutkan kalimatnya.

Aku tau, kami memang tidak pernah merasakan kebahagiaan anak kecil, baik di kehidupan ini ... Maupun kehidupan lalu.

Di kehidupan sebelumnya, ayah beserta ketiga kakak kami pergi meninggalkan kami dan ibu. Ibu kami berusaha merawat kami hingga ia meninggal saat kami berusia 2 tahun.

Lalu kami bertahan hidup di jalanan dan di paksa masuk kedalam panti asuhan yang terus menyiksa kami.

Saat SMP, kami berhasil kabur dan berusaha kerja untuk memenuhi kehidupan kami.

Jadi, hidup kami dengan dulu maupun sekarang tidak ada bedanya. Bahkan, didunia inipun kami kehilangan sosok ibu kami.

("Hutan ini indah dan juga sejuk kan? Seandainya tidak dihuni oleh monster...")

Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam..

"! .. Aaron, ada sesuatu yang mendekat."

Aku menoleh kearah yang ditunjuk oleh Aeleen, "Manusia." Gumam ku ketika bayangan itu perlahan semakin terlihat.

"Ada urusan apa manusia kesini?" Tanya Aeleen dengan suara pelan namun dengan mata yang memperhatikan bayang-bayang itu dengan seksama.

"Kami temukan mereka!"

"!!!"

"Ayo!"

Ternyata, manusia-manusia itu mengincar kami. Aku tidak tau kenapa tapi insting kami mengatakan untuk lari sejauh yang kami bisa.

("Kenapa manusia-manusia itu mengejar kita? ") - Aeleen

("Aku tidak tau, tapi kita harus pergi sekarang!") - Aaron

Aku dan Aeleen semakin mempercepat laju lari kami, aku bersyukur hidup selama 4 tahun di hutan membuat kami terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Tapi sepertinya, manusia-manusia berpakaian baju besi itu juga nampak sangat terlatih.

"Yang mulia Pangeran ke tiga! Yang mulia tuan Putri ke dua! Kami mohon berhenti!!"

".... Apa?"

Si Kembar Antagonis || The Antagonistic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang