Aaron pov.
Aku kini sudah berada di sebuah taman... Entah taman istana bagian mana, aku sedang tidak ingin memikirkan hal itu.
Tapi yang pasti, tempat ini masih cukup dekat dengan tempat pesta diadakan.
Aku melihat keatas sambil diam-diam menghitung bintang. Mungkin menurut kalian aku ini gak ada kerjaan banget.
Dan ku akui itu memang benar. Siapa orang di dunia ini yang bisa menghitung seberapa banyak bintang yang tersebar di tata Surya ini?
Kalau pun ada. Berarti orang itu benar-benar tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Ya, mungkin itu contohnya adalah aku sekarang.
Sebenarnya, aku bukanlah bosan atau apa. Aku hanya ingin menenangkan diriku. Sedikit bersantai dari masalah yang tadi aku perbuat ataupun dari ke kekhawatiran ku selama ini.
Aku benar-benar tidak bisa merasa tenang.
Di tambah dengan pembicaraan dan hinaan di pesta tadi membuat amarah ku bangkit.
Aku benar-benar bersyukur aku tidak melakukan hal gila tadi. Walau begitu kini aku malah cemas.
Aku merasa hari ini serba salah...
"Ternyata... Pangeran yang tidak dianggap itu ada disini ya~"
Aku berkedip sebelum menoleh ke sumber suara. Tak jauh dari tempat ku duduk. Tampak tiga orang anak seusiaku tengah menyeringai aneh kepada ku.
"...." Aku diam tidak menjawab.
"Kenapa? Kehabisan kata-kata? Ha! Ternyata pangeran tak berguna ini memang SANGAT TIDAK BERGUNA!"
Setelah mengatakan itu, ketiga remaja itu pun tertawa terbahak-bahak.
Dia teriak kayak cewek sumpah. Kenceng banget."Siapa kalian?" Tanya ku pelan.
Hufh, padahal aku kesini untuk mencari udara segar. Tapi yang aku dapat malah udara panas?! Dosa apa aku sampai sesial ini!!
"Cih, buat apa kami ngasih tau siapa kami? Belum tentu kau akan tau dan mengingat nya hahaha..."
Aku memutar bola mataku malas.
"Jangan sombong jadi orang. Ingat, diatas langit masih ada langit." Ucap ku jengah.
Ku lihat mereka tampak marah sebelum salah satunya segera menghampiri ku dan menjambak rambutku dengan keras.
"Berani kamu ngatain kami!!" Teriaknya tepat didepan wajah ku.
"Kau hanya anak pungut! Kau enggak punya hak buat berbicara kepada kami!" Teriak salah satunya lagi sambil menendang perut ku.
Aku terbatuk-batuk untuk beberapa saat sebelum dengan cepat menghindar ke samping.
Sial, bagaimana bisa dia membawa pedang beracun keistana!
Aku kembali menghindar begitu dua buah pisau mengarah kepada ku, "kalian tau? Membawa senjata beracun ke istana itu dilarang. Kalian tidak takut dihukum apa?" Ucap ku sambil kembali menghindari cambukan yang mengarah kepadaku.
"Kami tidak akan dihukum jika target nya itu kamu sampah!" Ucap si no 1 ... Ya lebih baik aku panggil mereka dengan nomer saja.
Sebenarnya, aku bisa saja mengeluarkan senjata ku. Tapi masalahnya, jika aku melakukan hal itu ... Yang ada masalah ini malah berbalik menyerang ku.
Karena itu, sebisa mungkin... Aku harus mencari cara untuk membalas mereka tanpa perlu harus melawan mereka.
Aku melirik kesekitar ku dengan cepat sebelum sebuah ide muncul di benak ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kembar Antagonis || The Antagonistic Twins
Fantasíakedua anak kembar yang baru berusia 16 tahun tiba-tiba mati secara misterius dan terlempar ke dunia dimana hal yang pertama kali mereka lihat adalah sebuah hutan. apakah keduanya bisa keluar dari hutan itu? dan apa yang akan terjadi jika mereka ber...