04: "istana" kami (01)

3.4K 446 5
                                    

Aaron pov.

Sudah 7 hari berlalu sejak kami berdua dibawa ke istana ini secara paksa. Sudah sejak 5 hari pula kami memulai pembelajaran kami untuk menjadi seorang putri dan pangeran.

Di awal-awal, para guru dan juga pelayan istana masih berusaha menghormati kami. Tapi, sejak 2 hari yang lalu, mereka sudah mulai menunjukkan muka mereka kepada kami.

Hanya 1 maid dan 1 Butler saja yang benar-benar di pihak kami dari semua pelayan di istana.

Hanya para pekerja kebun istana saja yang benar-benar di pihak kami dari para pekerja istana.

Kesal? Banget.

Walau begitu mereka setidaknya hanya melontarkan kata-kata yang agresif saja. Setidaknya kami masih bisa mentolerir karena mereka blm melakukan kekerasan secara fisik.

Apa kata keluarga kerajaan?

Sama seperti di novel dan komik yang kami buat. Mereka tidak tau atau pura-pura tidak tau.

Ya terserah sih mereka mau melakukan apa. Kami gak peduli. Malah, kalau bisa kami ingin cepat-cepat masuk ke akhir cerita.

Dan sekarang kami sedang berada di taman istana. Aku dan Aeleen saat ini sedang membuat mahkota bunga.

Sebenarnya aku ingin menggambar dan tampaknya Aeleen sangat ingin menulis atau membuat cerita.

Tapi dimana aku bisa menemukan pensil? Disini hanya ada pena bulu. Sedangkan Aeleen lebih suka mengetik dari pada menulis.

"Sudah jadi~"

Aku menoleh dan melihat mahkota yang dibuat oleh Aeleen. Indah. Mahkota yang ia buat sangat indah.

"Indah." Puji ku dan kulihat dia senang.

"Menunduklah."

Aku menunduk dan Aeleen meletakan mahkota itu diatas kepala ku, "waahhh~" kulihat matanya berbinar senang.

Aku tersenyum dan segera menyelesaikan mahkota bunga yang ku buat, "selesai." Kataku pelan.

"Aaron! Itu sangat indah." Ucap Aeleen yang hanya ku balas dengan senyuman ku.

Dengan cepat kutaruh mahkota bunga itu di atas kepalanya, "eh?"

Aku tertawa kecil melihat reaksinya yang kebingungan sebelum akhirnya bergantian dengan ekspresi bahagia.

"Jadi... Seperti ini kah kebahagiaan masa kecil?" Tanya Aeleen dengan suara pelan.

"Ya, menyenangkan ya?" Aeleen mengangguk.

Kami memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi taman ini dengan tangan yang saling menggenggam.

Ah, Aku lupa bilang kalau kami diawasi oleh maid dan Butler kami. Untuk maid ia bernama Tia. Dia memiliki rambut berwarna coklat pendek dan mata coklat yang indah (menurut ku). Sementara untuk Butler is bernama Rio dia berambut hitam dengan manik berwarna biru yang indah (menurut ku).

Mereka berdua sangat baik kepada kami. Beda benget dengan yang lain pokoknya.

"Eh?"

("Kenapa Aeleen?") Tanya ku lewat telepati kami.

("Pangeran kedua...")

Aku mengikuti arah pandangan Aeleen dan menemukan pangeran kedua yang sedang berjalan kearah kami.

("Banyak banget maid dan Butler nya)" ucap Aeleen dengan nada ketus.

("Kita harus menunduk?") Tanya ku

Si Kembar Antagonis || The Antagonistic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang