24. perdebatan

622 77 2
                                    

Aaron yang baru saja membersihkan dirinya melihat bahwa Aeleen sudah pulang dan tengah duduk di ranjang miliknya sendiri.

"Kau sudah pulang." Ucap Aaron sambil mengambil sebuah buku yang ada di laci di samping ranjang miliknya.

Aeleen yang mendengar perkataan dari Aaron mengangguk sebagai balasan. Aaron yang merasa Aeleen tidak ingin berbicara pun memilih untuk tidak berbicara dan fokus mencatat sesuatu di buku catatannya.

"Kenapa Aaron tidak bertanya?"

Aaron yang tampak tengah fokus dengan catatannya itu menoleh, "bertanya? Kenapa aku harus bertanya?" Tanya Aaron pelan tidak mengerti.

"Aaron. Kau adalah saudara ku. Karena itu aku tau kau sedang meledekku saat ini. Jadi lebih baik tanyakanlah apa yang ingin kau tanyakan."

Aaron yang mendengar nada kesal dari Aeleen itu mengernyit. Ia menyimpan buku catatannya terlebih dahulu sebelum kembali melihat kearah Aeleen.

"Sejak kapan hubungan mu begitu dekat dengan keluarga kerajaan sampai-sampai kau kini sudah mendapatkan gelar putri?" Tanya Aaron datar tanpa ada emosi apapun dalam suaranya.

Aeleen memintanya untuk bertanya kan? Maka Aaron hanya bertanya apa yang membuatnya dan yang lain penasaran.

Tapi....

"... Apa kau kesal aku dekat dengan keluarga kaisar Aaron? ... Atau kau iri karena hanya aku yang mendapatkan gelar itu?" Tanya Aeleen kebingungan dengen sedikit memiringkan kepalanya.

Aaron menghela nafas dan lebih memilih mengabaikan kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Aeleen.

Walau, tidak bisa ia pungkiri ia cukup kesal dan sakit dengan pertanyaan yang di lemparkan oleh Aeleen.

"Kau tau aku bertanya padamu." Jawab Aaron dengan nada yang sedikit dingin.

Aeleen yang mendengar itu mengernyit. Ia sebenarnya hanya ingin mengetes tanggapan Aaron mengenai perkataannya tadi. Ia tidak menyangka bahwa itu akan benar-benar membuatnya tersinggung dan marah.

"Sekitar 2 Minggu yang lalu... Hubungan kami sudah mulai membaik. Setidaknya, bisa disebut rekan." Jawab Aeleen setengah takut.

"Aeleen. Kau tau kita ini orang luar kan? Kau seharusnya tidak memaafkan keluarga itu begitu saja. Itu tidak adil pagi pemilik asli tubuh kita dan untuk kita sendiri." Nasehat Aaron setelah menghela nafas.

Aeleen yang mendengar itu berusaha mengelak, "aku tidak memaafkan mereka Aaron. Aku hanya memberikan mereka kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar meminta maaf ... Dan setelah pengamatan selama ini .... Mereka benar-benar tulus meminta maaf Aaron."

Aaron hanya terdiam.

Merasa belum cukup, Aeleen pun kembali berucap, "Dan lagi ... Kau merasakan perubahan mereka kan? Mereka benar-benar telah berubah... Karena itu ... Aku sedikit membuka hatiku untuk mereka." Gumam Aeleen pada kalimat terakhir.

"Aeleen. Manusia itu tidak mungkin berubah secara tiba-tiba. Mereka perlu proses untuk berubah apalagi bila itu mengarah kearah yang lebih baik." Ucap Aaron dengan cukup pelan.

"Tapi Aaron. Aku bisa merasakan bahwa mereka benar-benar menyesal."

"Tapi aku tidak percaya Aeleen. Mereka pasti ada maunya."

Aeleen yang merasa bahwa Aaron bersikeras dengen pemikirannya pun kesal.

Apa salah jika seseorang berubah? Apalagi berubah kearah yang lebih baik.

Tidak salah kan...

Lalu kenapa Aaron se-begitu tidak mempercayai perubahan pada keluarga kaisar.

Padahal Aeleen bisa merasakan ketulusan dan rasa bersalah mereka. Tapi, kenapa Aaron tidak bisa merasakannya? Kenapa Aaron tidak bisa melihatnya dengan jelas?!

Si Kembar Antagonis || The Antagonistic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang