Aaron menatap bangunan di depannya dengan pandangan pasrah.
Sudah cukup lama dia tidak datang ke tempat ini. Terakhir kali ia datang adalah saat makan malam yang dimana dia akhirnya menunjukkan kelemahannya pada keluarga kaisar.
"Nah, ayo masuk~"
Untuk kesekian kalinya hari ini, Aaron menghela nafas panjang saat dirinya ditarik masuk ke dalam istana oleh Aeleen.
Ia memperhatikan bagaimana ekspresi Aeleen terlihat berseri-seri. Jangan lewatkan senandungan kecilnya yang ceria.
Sudah lama Aaron tidak melihat ekspresi se-santai dan se-bahagia ini dari Aeleen.
"... sepertinya akulah yang harus disalahkan atas perubahan ini ... jika saja aku tidak memaksa diriku untuk berlatih-"
"Nah, kita sudah sampai!"
Aaron berkedip untuk beberapa saat. Sebelum ia mendongak untuk melihat sebuah pintu besar yang familiar di depan mereka.
"... sejak kapan?" Gumamnya pelan yang membuat Aeleen mendengus geli.
"Tenang, kita baru saja sampai kok. Makanya, jangan banyak melamun Aaron."
Aaron kembali berkedip beberapa kali, "a... maaf soal itu."
Aeleen tersenyum manis, "tidak apa. Aku tau kamu gugup dan masih waspada." Aaron merasakan pegangan Aeleen di tangannya mengerat, "nah, siap?"
Aaron menatap tangan mereka yang saling menggenggam satu-sama lain, sebelum tersenyum dan mengangguk.
Pintu terbuka, dan Aaron kembali dihadapi pemandangan Familiar begitu melihat wajah-wajah yang ia kenal di dalam ruangan itu.
Tarikan di lenggannya membawa dia mendekat kemeja di tengah ruangan sana.
"Selamat siang yang mulia. Terima kasih sudah mengundang kami kemakan siang kali ini." Ucap Aeleen dengan membungkuk sopan.
Aaron tiba-tiba merasakan kepalanya mengalami konsleting hingga membuatnya terpaku beberapa detik sebelum mulai menyapa keluarga kaisar dengan cara biasa.
Walau terlihat seperti itu, Aaron tidak melewatkan sedikit pun ekspresi setiap anggota kaisar. Dalam hati, ia hanya memutar matanya begitu melihat kerutan dari kaisar serta pengeran kedua.
"Tentu, terima kasih juga karena sudah satang sayang. Nah, duduklah kalian berdua. Makanan sebentar lagi di sajikan."
Aaron kembali menghela nafas dalam hati begitu mendengar sapaan sang permaisuri. Ia juga hanya diam saja saat Aeleen menariknya untuk duduk di tempat mereka.
"Sudah lama tidak bertemu Aaron. Bagimana kabarmu?"
"Saya baik yang mulia."
Sang permaisuri tersenyum, "syukurlah, aku benar-benar khawatir saat melihat mu sepucat itu... dan aku juga ingin minta maaf soal hari itu."
Aaron sempat tertegun sebelum menggelengkan kepalanya, "tidak yang mulia. Itu bukan kesalahan anda, tolong angkat kepala anda."
'Wah, aku lupa kalau permaisuri memang orang yang paling baik di antara keluarga kaisar. Walau tetap harus ku waspadai.' Pikir Aaron dalam hati.
Dari sudut matanya, ia bisa melihat wajah sang Kaisar yang sedikit berkerut. Juga ia tidak melewatkan ekspresi tidak suka dari pengeran ketiga.
Aaron sedikit menunduk untuk menyembunyikan emosinya. Ia kemudian melirik kearah Aeleen yang tersenyum manis kepadanya.
'Hufh... sepertinya aku sudah bisa membayangkan ini akan berakhir seperti apa,' Pikir Aaron pasrah.
Untuk saat ini. Lebih baik ia mengikuti arus sekaligus menyenangkan Aeleen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kembar Antagonis || The Antagonistic Twins
Fantasykedua anak kembar yang baru berusia 16 tahun tiba-tiba mati secara misterius dan terlempar ke dunia dimana hal yang pertama kali mereka lihat adalah sebuah hutan. apakah keduanya bisa keluar dari hutan itu? dan apa yang akan terjadi jika mereka ber...